Lion Air perluas pembangunan fasilitas perbaikan pesawat di Batam
Merdeka.com - Batam Aero Technic (BAT) merupakan salah satu fasilitas pemeliharaan dan perbaikan pesawat atau maintenance repair overhaul (MRO) milik Lion Group, yang berlokasi di kawasan Bandara Internasional Hang Nadim, Batam.
General Manager Logistic BAT, Dedeng Achmadi menjelaskan, saat ini Lion Group sedang melakukan pembangunan untuk fasilitas perluasan BAT. Beberapa pembangunan tersebut di antaranya untuk hanggar pengecatan pesawat, yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2018.
Dia menyebut luas BAT tersebut mencapai 28 hektar. Tapi, yang sudah terbangun sekitar 4 hektar. "Sekarang bisa menangani perbaikan pesawat narrow body (berbadan ramping) sebanyak 12 pesawat," ujar Dedeng di Hanggar BAT, Batam, Rabu (11/10).
-
Di mana Lion Air melakukan perawatan pesawat? Batam Aero Technic (BAT) menjalankan proses MRO secara transparansi dan kepatuhan terhadap standar internasional.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Dari bandara mana Lion Air terbang ke Arab Saudi? Corporate Communications Strategic Lion Air Grup, Danang Mandala Prihantoro mengungkapkan, penerbangan perdana nonstop dari Bandara Adi Soemarmo ini menjadi bagian dari pemenuhan kebutuhan ibadah umrah lebih dari 17 Wilayah Jawa Tengah bagian selatan dan Yogyakarta.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Lanjutnya, Lion juga berencana membangun fasilitas perawatan repair shop (komponen pesawat) di atas tanah seluas 2 hektar. Diharapkan bisa menampung 23 shop di tempat tersebut.
"Sedang juga dibangun engine shop. Target dua tahun mendatang selesai. Jadi selain perawatan mesin ada fasilitas pengetesan. Biaya perawatan engine sangat mahal singnifikan," jelasnya.
Untuk maintenance berkala, kata Dadang, rencananya secara paralel akan ditambah tiga hanggar yang ditargetkan rampung 2022. Jika rencana terealisasi maka BAT itu dapat menampung 38 pesawat.
"Fasilitas sebenarnya ada di Jakarta, tetapi di Jakarta kurang luas," katanya.
Selain di Batam, lanjutnya, Lion juga memiliki fasilitas hanggar di wilayah lain yakni Batam, Surabaya, Cirebon, Palangkaraya dan Balaraja, Tangerang.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaDalam operasional, ternyata pesawat udara membutuhkan perawatan dan perbaikan berkala dan rutin guna menjaga kelaikannya terbang.
Baca SelengkapnyaBandara Internasional Adi Soemarmo Solo kembali membuka layanan penerbangan umrah, setelah lama vakum akibat pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaDengan dilakukannya pengembangan industri kedirgantaraan di Kabupaten Buleleng, maka ketimpangan antara Bali Utara dengan Bali Selatan dapat menurun.
Baca SelengkapnyaDirektur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya, Lion Group telah menjadi salah satu mitra setia produk dan layanan Pertamina.
Baca SelengkapnyaLanud Roesmin Nurjadin juga memiliki sebagai pusat latihan TNI AU untuk pesawat tempur
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini merupakan bagian dari proses operasional untuk memastikan kesiapan rute penerbangan baru.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Subianto menyerahkan lima unit pesawat NC-212i kepada TNI Angkatan Udara (AU) di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (12/12) pagi.
Baca SelengkapnyaBandara yang memiliki landasan pacu 2.400 meter hanya akan bisa melayani pesawat dengan penerbangan 6-8 jam.
Baca Selengkapnya