Lion Air: Sertifikasi IATA jadi nilai tambah di mata konsumen
Merdeka.com - Direktur Utama Lion Air Edward Sirait menyebut penerimaan sertifikasi keselamatan dan keamanan Lion Air Grup dari IATA Operational Safety Audit (IOSA) dan IATA Standard Safety Assessment (ISSA) bukan semata-mata keuntungan bisnis perusahaan penerbangan. Dengan adanya sertifikasi tersebut membuat Lion Air Group berada diantara maskapai-maskapai besar dengan standar keamanan internasional.
"Secara bisnis sebenarnya kita ingin dunia penerbangan punya lingkungan sendiri dalam komunitas penerbangan internasional. Bukan keuntungan, tapi ada hal baik lain untuk kami mau ada dalam itu. Ini akan memberikan nilai tambah juga di mata konsumen," ujar dia di Tangerang, Jakarta, Selasa (26/1).
Menurut dia, IATA menyerahkan standar pada seluruh maskapai milik Lion Air Grup seperti, Lion Air, Batik Air, Wings Air, Malindo Air, dan Thai Lion Air. Tujuan selanjutnya, perusahaan akan meningkatkan keselamatan dan keamanan pada sertifikat standar keamanan paling tertinggi di dunia yaitu IATA Operasional Safety Audit (IOSA). Namun, hanya Thai Lion Air saja yang baru mendapatkan sertifikasi IOSA.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Apa yang membuat Lion Air sukses? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Apa jenis pemeriksaan yang dilakukan Lion Air? Berbagai jenis pemeriksaan perawatan dan perbaikan pesawat terbang yang dilakukan di bengkel atau di bandar udara (line maintenance) Pemeriksaan harian yang dilakukan sebelum dan sesudah pesawat terbang beroperasi, seperti sebelum keberangkatan (preflight check/ inspection), transit check dan daily inspection.
"Kami tidak berhenti disini untuk mensertifikasi semua perusahaan penerbangan yang memang harus memiliki standar internasional.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga Pertamina Patra Niaga Maya Kusmaya, Lion Group telah menjadi salah satu mitra setia produk dan layanan Pertamina.
Baca SelengkapnyaMayoritas penghematan terjadi rendahnya bea masuk komponen di Batam sebagai free trade zone.
Baca SelengkapnyaNamun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaKoper Airwheel memberikan penjelasan mengenai keunggulan dimasukkan ke dalam kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaLion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.
Baca SelengkapnyaMaskapai penerbangan Jepang mendapat skor empat dari lima dalam hal makanan, kenyamanan kursi, layanan staf, dan hiburan dalam penerbangan.
Baca SelengkapnyaMenurut Daniel, pesawat yang diperbaiki bukan hanya milik Lion Air Group, dan dijamin bisa lebih hemat biaya.
Baca SelengkapnyaPencapaian ini adalah bukti dedikasi Pertamina dalam mendukung transisi menuju bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaPesawat yang ke-10 dan ke-11 akan tiba di minggu ke-4 November 2023.
Baca SelengkapnyaQatar Airways tidak hanya memperkuat posisinya, tapi juga membantu Bandara Internasional Hamad menjadi pusat penerbangan global.
Baca SelengkapnyaFaktor-faktor yang dipertimbangkan untuk menentukan maskapai terbaik meliputi kedatangan tepat waktu, pembatalan, penerbangan, hingga skor makanan.
Baca Selengkapnya