Lion Air tetap bungkam soal penyebab delay pada Angkasa Pura
Merdeka.com - Peristiwa keterlambatan penerbangan atau delay pada ribuan penumpang maskapai Lion Air menyedot perhatian publik. Pasalnya, selain jumlah korban yang besar, maskapai ini juga milik orang dekat pemerintahan yakni Rusdi Kirana yang kini menjadi salah satu anggota Watimpres.
Oleh karena itu, muncul spekulasi jika lembeknya Kementerian Perhubungan memberikan sanksi serta ditalanginya dana refund tiket para penumpang oleh Angkasa Pura II.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Dirut PT. Angkasa Pura II Budi Karya Sambudi. "Tidak ada hubungannya dengan Watimpres atau apa pun," ujar Budi kepada wartawan di Jakarta, Minggu (22/2).
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Siapa yang prakarsai Kaukus Air DPR RI? Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, Putu Supadma Rudana selaku inisiator melakukan peluncuran DPR RI Water Caucus secara simbolis di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/5).
-
Siapa yang mengajukan usulan subsidi angkutan udara? 'Sejak ada regulasi itu, kami di provinsi tidak bisa lagi menganggarkan subsidi angkutan udara. Karena tidak ada lagi kewenangannya di kami, TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) juga ketat soal itu,' ungkap Heru kepada Tim Liputan Diskominfo Kaltim.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Siapa yang menolak uang suap ratusan juta? Jujurnya Jenderal TNI Tolak Uang Suap Ratusan Juta Banyak pejabat tersandung kasus korupsi, tapi Mayjen Eddie M Nalapraya justru tak tergiur uang suap.
Budi mengungkapkan, keputusan menalangi dana refund tiket lantaran kondisi emosional penumpang saat itu bisa menyebabkan hal tak diinginkan. Selain itu, terjadi penumpukan penumpang di terminal 1A, 1B dan 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang sehingga mengganggu operasional.
"Kita diskusi, AP II, regulator serta otoritas bandara. Akhirnya diputuskan untuk menalangi dulu agar hak konsumen terpenuhi," kilahnya.
Kendati demikian, Budi tak memungkiri jika proses pemutusan dana talangan ketika itu tidak dihadiri oleh deretan pejabat dari Lion Air.
"Dari Lion memang tidak ada pejabatnya. Salah satu pejabat Lion, Pak Daniel baru datang sekitar 30 menit setelah keputusan itu dibuat, setelah itu dia langsung balik lagi," jelas Budi.
Budi pun tak menampik jika pihak maskapai Lion Air tidak memberikan alasan kenapa lambat mengatasi peristiwa tersebut.
"Mereka tidak berikan alasan kenapa tidak ada saat kejadian itu, mungkin sedang mengurusi di penerbangan internalnya karena ini kan dampaknya ke penerbangan mereka secara keseluruhan di nasional ya," tandas Budi. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca SelengkapnyaCuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Baca SelengkapnyaPendiri Sriwijaya Air Hendry Lie terlibat kasus korupsi izin tambang timah bersama Harvey Moeis, suami dari Sandra Dewi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan masalah ini bisa selesai di Desember 2023.
Baca SelengkapnyaPihaknya mengimbau kepada para wajib pajak di Deli Serdang, khususnya PT Angkasa Pura Aviasi segera melakukan pembayaran PBB sebelum batas waktu pembayaran.
Baca SelengkapnyaBatik Air menjadi sorotan karena pilot dan co-pilot tertidur saat mengemudikan pesawat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, posisi Direktur Utama Angkasa Pura II dipegang Wendo Asrul Rose.
Baca SelengkapnyaKomite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.
Baca SelengkapnyaZaidan menuturkan bahwa Sriwijaya Air Group tetap menjunjung tinggi profesionalisme.
Baca SelengkapnyaTingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.
Baca SelengkapnyaMandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.
Baca Selengkapnya