Lippo bikin jaringan bioskop saingi 21 dan Blitz
Merdeka.com - Group Lippo membentuk anak usaha berupa jaringan bioskop baru di Indonesia dengan nama Cinemaxx. Ini menyerupai nama bioskop di Jerman, tapi dikabarkan tak ada kaitan apa-apa antara keduanya.
Kabar ini ditulis oleh kolomnis Majalah Variety, Patrick Frater, dalam edisi Kamis (22/5).
Rencananya, konglomerasi yang dipimpin James Riady itu akan membangun 22 multipleks sepanjang 2014, dengan total 160 layar.
-
Apa yang akan dibangun dengan anggaran Rp16 triliun di IKN? 'Dugaan saya secara politik ini adalah komitmen prabowo terhadap IKN, setelah Pak Jokowi selesai nanti. Tapi disisi lain secara realitas uangnya juga enggak ada, nggak banyak uang yang bisa diinvestasikan ke situ,' Eko menilai anggaran sebesar Rp16 triliun paling tidak hanya bisa membangun kantor para menteri.
-
Siapa yang membangun bioskop pertama di Medan? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Kapan bioskop pertama di Medan dibangun? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Gimana MAXStream Studios bantu sineas muda? Melalui program Secinta Itu Sama Sinema, MAXStream Studios mengadakan kompetisi pembuatan film pendek yang akan mencari tiga sineas muda berbakat untuk mendapatkan mentorship dan memproduksi proyek film pendek pertama mereka.
-
Kenapa bioskop pertama di Medan dibangun? Pada saat itu, orang-orang yang datang ke bioskop adalah dari kelompok masyarakat kalangan elite yang tinggal di Kota Medan, sekaligus para pejabat pemerintahan Hindia-Belanda.
-
Di mana Videotron sering ditempatkan? Videotron biasanya ditempatkan di tempat-tempat strategis seperti jalan-jalan besar, pusat perbelanjaan, stadion, dan tempat umum lainnya.
Kepala Distribusi Film Cinemaxx Michael Sim menyatakan film impor asal Hollywood, Amerika Serikat, akan jadi andalan utama jaringan mereka. Akan tetapi pihaknya berupaya memperbanyak pasokan film produksi dalam negeri.
Itu untuk menghindari persaingan langsung dengan jaringan 21 yang memiliki Omega selaku importir dan distributor film Amerika.
"Kami tetap yakin bisa mengakses film produksi Hollywood, tapi kami tidak bisa mengandalkan dari pasokan jaringan 21. Jadi kami butuh jaringan kami sendiri," ujarnya.
Grup Lippo rencananya membangun jaringan Cinemaxx di mal yang mereka miliki. Beberapa hak sewa bioskop 21 di mal Lippo sudah tak lagi diperpanjang. Konglomerasi ini hingga 2014 memiliki 40 pusat perbelanjaan di seluruh Tanah Air.
Masuknya Cinemaxx ke pasar eksbisi film membikin persaingan lebih ketat. Indonesia dengan penduduk terbanyak keempat sedunia cuma memiliki 800 layar bioskop secara nasional. Adanya bioskop Lippo itu akan langsung menambah 20 persen jumlah layar di Indonesia.
Perusahaan yang terlibat di bisnis eksibisi film selama 10 tahun ini cuma dua, yakni 21 Cineplex selaku penguasa pasar dengan 600 layar. Disusul Grup Blitzmegaplex yang mencoba mengejar pesaingnya lewat pencatatan saham perdana di bursa tiga bulan lalu.
Tahun lalu, jaringan bioskop Korea Selatan CJ-CGV kabarnya tertarik masuk ke Tanah Air. Konsorsium Negeri Ginseng ini ingin mengambil alih saham Blitzmegaplex yang dikuasai PT Graha Layar Prima.
Akan tetapi, Daftar Negatif Investasi masih melarang bisnis bioskop dibuka untuk pemodal asing. Alhasil niatan itu urung dilaksanakan.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, untuk subsektor film, video, dan fotografi di Indonesia menghasilkan Rp 8,4 triliun pada 2013. Belum terbukanya data pengelola bioskop membuat jumlah penonton film riil dan pertumbuhannya di Tanah Air tidak tersedia secara komprehensif. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pendapatan utama berasal dari bioskop yang memberikan kontribusi sekitar 60,2 persen.
Baca SelengkapnyaProspek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia yang tercermin dari minat investor pada masa penawaran awal dan umum.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaBenny Suherman memiliki 54 persen saham Cinema XXI melalui perusahaan induknya Harkatjaya Bumipersada.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, MAXStream Studios telah memproduksi 128 judul film dan serial yang dapat dinikmati pelanggan dan masyarakat melalui beragam channel penayangan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kebudayaan akan bermitra dengan sektor swasta.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa bioskop unik yang menawarkan pengalaman menarik.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dengan jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) kini telah melayani sebanyak 86 kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaVidio sebagai bagian usaha milik EMTEK Grup memiliki cara bersaing dengan pemain layanan OTT global.
Baca SelengkapnyaMenurut Raffi, dengan keberadaan bioskop Sam's Studios yang hanya menayangkan film-film Indonesia tentunya membawa angin segar.
Baca SelengkapnyaSaat ini pengguna aktif layanan OTT di Indonesia telah mencapai 50 juta pelanggan.
Baca SelengkapnyaKolaborasi ini memberikan penawaran spesial kepada pelanggan, setiap pembelian Advance Digitals Smart TV akan dilengkapi dengan layanan streaming paket CubMu.
Baca Selengkapnya