Literasi Keuangan Perempuan Tertinggal dari Laki-Laki, Ini yang Dilakukan Industri
Merdeka.com - Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan pada 2019 yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menemukan fakta bahwa perempuan masih tertinggal jauh di belakang laki-laki di mana tingkat literasi keuangan.
Literas keuangan perempuan di Indonesia hanya sebesar 36,13 persen dan tingkat inklusi keuangan perempuan senilai 75,15 persen.
Padahal partisipasi penuh perempuan dalam berbagai bidang ekonomi adalah kunci untuk membangun dunia yang sejahtera dan berkelanjutan.
-
Kenapa sarana dan prasarana di Indonesia jadi penyebab rendahnya literasi? Salah satu penyebab utama rendahnya literasi di Indonesia adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Banyak sekolah, terutama di daerah pedalaman dan terpencil, tidak memiliki perpustakaan atau akses terhadap bahan bacaan yang memadai.
-
Bagaimana kualitas pendidikan yang tidak merata berdampak pada literasi? Kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang terpencil atau kurang berkembang sering kali tidak sebaik di kota-kota besar, sehingga siswa di wilayah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang optimal.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Apa dampak dari tingginya angka putus sekolah terhadap literasi? Ketika anak-anak keluar dari sistem pendidikan formal, mereka kehilangan akses terhadap pembelajaran dan bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi mereka.
-
Siapa wanita terkaya di Indonesia? Arini Subianto dikenal sebagai salah satu wanita dengan kekayaan terbesar di Indonesia.
-
Mengapa Indonesia kekurangan talenta digital? Sayangnya, di saat adopsi teknologi itu makin gencar dilakukan di negara-negara lain, Indonesia justru masih banyak kekurangan talenta.
"Kami menyadari pentingnya peranan wanita dalam mengelola keuangan keluarga. Oleh karena itu, kami menghadirkan rangkaian program BeYoutiful Inside Out dan mengajak para wanita di Indonesia untuk bergabung sebagai Tenaga Pemasar asuransi dan melihat kesempatan ini sebagai peluang usaha," kata Chief Agency Officer Sun Life Indonesia, Wirasto Koesdiantoro seperti ditulis dari Liputan6 di Jakarta, Jumat (10/2).
Dia mengatakan, mendukung upaya perempuan di bidang ekonomi merupakan salah satu cara tercepat untuk mendorong pertumbuhan inklusif untuk pemulihan ekonomi yang berkelanjutan dan menciptakan dampak ekonomi yang transformasional.
Untuk itu, Sun Life Indonesia ingin mendukung kaum perempuan untuk mengatasi hambatan yang menghalangi mereka dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan lewat program pemberdayaan diri dan edukasi.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan perempuan Indonesia untuk mencapai kesetaraan di bidang ekonomi, Sun Life Indonesia memberi rangkaian pelatihan guna meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi Tenaga Pemasar Sun Life Indonesia dan komunitas perempuan.
Kesempatan Berbisnis
Selanjutnya melalui program tersebut, Sun Life Indonesia juga membuka kesempatan bagi masyarakat untuk memulai perencanaan keuangan melalui produk-produk unggulan Sun Life, serta bergabung dan berbisnis bersama Sun Life Indonesia sebagai Tenaga Pemasar di bidang asuransi dan memiliki sumber pendapatan tambahan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup.
Rangkaian program BeYoutiful Inside Out ini diresmikan di Kediri pada tanggal 16 Januari 2023 yang lalu. Menyusul berikutnya agenda program yang akan diadakan di kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Pekanbaru, Mataram, Yogyakarta, Medan, Bandung, Surabaya, Pontianak, Padang dan lain-lain hingga 24 Februari 2023 mendatang.
“Menuju hampir 3 dekade hadir di tengah keluarga Indonesia, tenaga pemasar Sun Life Indonesia memegang peranan penting dalam pengembangan bisnis maupun perwujudan strategi berkelanjutan dan pemberian edukasi terhadap masyarakat terkait pentingnya memiliki proteksi dan perencanaan keuangan sedini mungkin," ungkap Wirasto. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca SelengkapnyaSetiap perempuan dapat merencanakan masa depan dan mewujudkan keamanan finansial, baik untuk dirinya sendiri maupun keluarganya.
Baca SelengkapnyaPihaknya memberikan edukasi finansial kepada masyarakat termasuk pengenalan produk keuangan, dan manajemen keuangan dalam kehidupan setelah pernikahan.
Baca SelengkapnyaIndonesia Peringkat 87 di Dunia dalam Hal Diskriminasi Gender
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaSedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Bintang mengatakan perempuan adalah kekuatan bangsa yang akan menentukan pembangunan Indonesia di masa depan.
Baca SelengkapnyaTingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaOJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaFriderica mengharapkan perempuan yang terliterasi dengan baik akan mampu menggunakan produk dan layanan jasa keuangan secara bijak.
Baca Selengkapnyaindeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca SelengkapnyaKomponen yang dilihat yaitu dimensi kesehatan reproduksi, pemberdayaan dan pasar tenaga kerja.
Baca Selengkapnya