Literasi Keuangan Rendah Buat Korban Pinjol dan Investasi Ilegal Marak
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso menyampaikan, literasi keuangan menjadi kunci dalam memerangi praktik pinjaman online (pinjol) ilegal maupun investasi bodong yang tengah marak di Indonesia.
Wimboh mengakui, saat ini, tingkat literasi keuangan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan tingkat inklusi keuangan. Yakni baru mencapai 38 persen.
"Literasi menjadi kunci penting sekali manfaatnya untuk bisa menghindari adanya pinjaman online ilegal dan investasi yang tidak bertanggung jawab atau investasi bodong," katanya dalam Rakornas Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) OJK 2021, Jakarta, Kamis (16/12).
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
-
Mengapa OJK mengimbau masyarakat waspada terhadap penipuan keuangan? Masyarakat Indonesia diimbau agar selalu waspada terhadap modus penipuan layanan di sektor jasa keuangan. Pasalnya sudah terjadi penipuan yang merugikan banyak korban.
-
OJK sebut kondisi apa di sektor jasa keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK diminta bantu nasabah pinjol legal? 'Komisi XI mendorong OJK memfasilitasi nasabah terkait penyelesaian pinjaman pada aplikasi pinjol yang legal. Termasuk terkait adanya bukti kekerasan yang melibatkan debt collector dari pinjol yang terdaftar dan diawasi oleh OJK,' kata Puteri saat dihubungi, Kamis (21/9).
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Kenapa OJK mendorong literasi keuangan untuk UMKM? 'UMKM adalah ujung tombak perekonomian. Di tengah dinamika perekonomian dunia yang tidak menentu, perekonomian Indonesia tumbuh sangat baik di atas 5 persen, tapi tentu harus terus menemukan sumber-sumber ekonomi baru. Salah satunya dengan UMKM dan juga di daerah. Literasi keuangan sebagai pondasi pemberdayaan UMKM,' kata Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi dalam sambutannya pada acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like IT) ke-2 di Pontianak, Selasa (29/8).
Padahal, melalui pemahaman literasi keuangan yang baik masyarakat akan memiliki kemampuan dalam memahami pro dan kontra dari suatu keputusan keuangan. Termasuk dalam mengakses pembiayaan.
Upaya Genjot Literasi Keuangan
Oleh karena itu, OJK terus berupaya meningkatkan tingkat literasi keuangan masyarakat. Antara lain dengan memperluas kampanye literasi keuangan di segala kelompok usia, termasuk pelajar.
"Sekarang literasi anak sekolah juga edukasi masyarakat terus kita lakukan.Ini semua tidak akan berhenti," tekannya.
OJK tetap optimistis menargetkan tingkat inklusi keuangan Indonesia naik hingga 90 persen pada 2024. "Target kita luar biasa akan menjadi 90 persen di tahun 2024. Meskipun literasi keuangan kita 38 persen, ternyata tidak bisa kita percepat tidak apa-apa, OJK akan mengeluarkan program-program yang lebih masif sehingga masyarakat nanti bisa lebih paham," ujarnya.
Meski begitu, OJK menyadari kolaborasi bersama pemerintah daerah maupunTim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) sangat diperlukan untuk mendongkrak tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia.
"Karena tantangan kita semakin banyak. Semakin kita cepat memberikan akses (keuangan), literasi keuangan harus terus kita (genjot). Sehingga, kasus seperti pinjol-pinjol yang ilegal bisa dipahami masyarakat. Jadi, Kalau pinjem pilih yang legal," bebernya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, hal tersebut tercermin dari hasil indeks literasi masih 65 persen.
Baca SelengkapnyaOJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan secara aktif terus mendorong peningkatan literasi keuangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaUntuk mewaspadai investasi ilegal, masyarakat perlu mengenali karakter dan modus investasi ilegal.
Baca SelengkapnyaOJK pun menghimbau masyarakat agar bijak dalam melakukan transaksi keuangan berbasis digital.
Baca SelengkapnyaMaraknya kejahatan di sektor keuangan digital juga dipengaruhi oleh indeks literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah.
Baca SelengkapnyaOJK bersama kementerian/lembaga lain sudah menutup lebih dari 5.800 pinjol ilegal yang telah menimbulkan kerugian akibat investasi ilegal di atas Rp100 triliun.
Baca SelengkapnyaBahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaMayoritas, pengguna pinjol merupakan Gen Z dan milenial dari rentang usia 19-34 tahun.
Baca SelengkapnyaModus investasi ilegal dan pinjol kian variatif. Misbakhun mendorong OJK terus mengeluarkan regulasi yang memadai demi melindungi masyarakat.
Baca Selengkapnya