LPEI dorong UMKM lokal tembus pasar global
Merdeka.com - Lembaga Pembiayaan Ekspor lndonesia (LPEl) atau Indonesia Eximbank berkesempatan menyelenggarakan diskusi panel dengan mengambil tema The Perfect Time to Enhance Emerging Economies Cooperation on Trade dalam rangkaian kegiatan pertemuan tahunan IMF-World Bank.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Eksekutif LPEI Sinthya Roesly menyampaikan, diskusi panel ini bertujuan untuk mendapatkan pandangan dari panelis yang merupakan ahli di bidang terakit, seperti pemerintah, bank sentral, Eximbank, serta institusi keuangan dalam memperkuat daya saing UKM berorientasi ekspor dalam e-commerce global.
"Fokus dari diskusi panel ini adalah menciptakan strategi, memberikan dukungan, dan meningkatkan kesiapan untuk para pelaku usaha berorientasi ekspor dalam memasuki e-commerce global," ungkap dia di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
-
Kenapa Kemendag libatkan PPI Dunia untuk membentuk Komunitas Ekspor Melbourne? 'Indonesia memiliki sekitar 80 ribu pelajar yang tersebar di 65 negara di dunia. Tentu ini bukan jumlah yang sedikit. Sehingga,kami di PPI Dunia menjembatani para pelajar tersebut untuk menjadi bagian dari percepatan ekspor nasional, salah satunya melalui pembentukan komunitas ekspor di Melbourne ini,' ujar Amelia.
-
Kenapa pertemuan ini penting bagi Kemendag? “Saya harap kita dapat berkolaborasi, mengutamakan semangat kebersamaan, serta memberikan arahan yang jelas melalui pembahasan solusi nyata dan konkret untuk mendorong beberapa inisiatif dan kerja sama yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di kedua kawasan,“
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Apa tujuan utama Pelindo sebagai tuan rumah pertemuan APA? Konektivitas pelabuhan, pengurangan biaya logistik serta upaya menstimulasi pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN menjadi tiga topik utama yang dibahas dalam ASEAN Ports Association (APA) Meeting yang ke-47 di Kuta Bali, 14-16 Nopember 2023.
-
Mengapa Kemenko Perekonomian mendorong kerja sama PLTG di Bangladesh? Dalam bidang energi dan infrastruktur, disampaikan pula terkait kesiapan Indonesia dalam berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi Bangladesh melalui konsorsium proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
Dia memperkirakan, total penjualan tahunan berbasis e-commerce dari beberapa negara berkembang seperti Brazil, India, Tiongkok, Meksiko, Rusia, Saudi Arabia, Afrika Selatan, Turki, termasuk lndonesia, akan mencapai USD 3,5 triliun pada 2018.
"Berdasarkan data statistik Credit Suisse's report, 50 persen dari populasi di negara berkembang memilih untuk berbelanja melalui platform online. Hal ini memberikan dampak bagi perusahaan yang bergerak di bidang ritel, keuangan, dan teknologi," jelas dia.
Melihat potensi tersebut, salah satu bentuk dukungan LPEI) pada tahun ini yakni dengan menginisiasi suatu program untuk membantu para pelaku usaha berorientasi ekspor, yaitu Digital Handholding Program (DHP).
Sinthya menambahkan, melalui DHP ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM berorientasi ekspor untuk meningkatkan daya saing produk unggulannya di pasar global. Selain itu, LPEI juga akan melakukan pendampingan, memberi fasilitas serta pelatihan yang diberikan secara berkesinambungan.
"Sehingga pelaku UMKM ekspor indonesia akan mampu memasarkan, memperluas akses pasar, serta mempromosikan produknya di pasar global," ujar dia.
Sebagai informasi, LPEI merupakan sebuah lembaga pembiayaan, penjaminan, asuransi, dan jasa konsultasi yang didirikan lewat Undang Undang Nomor 2 Tahun 2009. Prioritas pembiayaan LPEI adalah mempertahankan kemampuan industri padat karya, menumbuhkan multiplier effects ekonomi rakyat, dan mengembangkan chanelling produk Indonesia di pasar ekspor.
Kinerja LPEI per Agustus 2018 dapat dilihat dari pencapaian asset sebesar Rp 117,27 triliun dan aspek pembiayaan ekspor mencapai Rp 106,89 triliun atau tumbuh 9,7 persen (year on year/yoy). Sementara penjaminan Rp 11,50 triliun tumbuh 29,8 persen dan asuransi berada di angka Rp 12,37 triliun yang berarti tumbuh 16,4 persen.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan tersebut mencakup permasalahan akses pembiayaan, akses pemasaran, entrepreneurship dan lainnya.
Baca SelengkapnyaKemendag menyinergikan Program UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor atau UMKM ‘BISA’ Ekspor dengan perguruan tinggi dan Kementerian UMKM.
Baca SelengkapnyaBank Jatim terus menunjukkan komitmennya untuk memajukan perekonomian daerah maupun nasional.
Baca SelengkapnyaMendag Budi berharap kegiatan ini menjadi langkah awal yang efektif.
Baca SelengkapnyaRespons positif dari pengunjung TEI ini menunjukkan bahwa produk-produk UMKM Indonesia mampu bersaing.
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM juga diberi solusi perihal transaksi finansial dan transaksi ekspor serta wawasan dan pengetahuan baru.
Baca SelengkapnyaMengingat posisi UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaProgram ini bertujuan mempertemukan UKM yang telah diinkubasi dengan calon investor potensial, lembaga pendanaan, buyer, dan mitra.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan optimistis pelaksanaan TEI dalam format hibrida akan dapat mendorong realisasi target potensi transaksi tersebut.
Baca SelengkapnyaCadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) sudah membaik.
Baca SelengkapnyaSekretaris KemenKopUKM Arif Rahman Hakim mengatakan UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia dan negara-negara anggota APEC lainnya.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya agar UMKM lokal bisa menembus pasar global.
Baca Selengkapnya