LPPI: Suku bunga acuan berada di level terendah, semakin sulit diturunkan
Merdeka.com - Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) menilai Bank Indonesia tidak punya peluang lagi menurunkan suku bunga acuan ke depannya. Hal ini melihat suku bunga acuan yang kembali diturunkan sebanyak 50 basis points (bps) di periode Agustus-September 2017 menjadi 4,25 persen.
Direktur LPPI, Krisna Wijaya mengatakan, suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate yang saat ini berada di 4,25 persen merupakan suku bunga acuan yang sudah sangat rendah di tengah kondisi saat ini.
"Inflasi yang diproyeksikan tetap rendah pada kisaran 3-4 persen pada 2017 dan 2018 akan membuat suku bunga acuan berada di level terendah. Namun LPPI melihat penurunan BI 7-day Reverse Repo Rate ini akan semakin sulit di masa yang akan datang," ujarnya di Jakarta, Kamis (5/10).
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Apa prestasi Bank Jatim yang terbaru? PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) kembali menorehkan prestasi. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (bankjatim) kembali menorehkan prestasi. Kali ini, bankjatim berhasil mendapat penghargaan gold rank dalam The Asia Sustainability Reporting Rating (ASRRAT) 2023.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
Dengan adanya kondisi tersebut, tentu membuka peluang bagi industri perbankan untuk dapat menurunkan suku bunga kreditnya yang saat ini secara rata-rata baru turun sebesar 115 bps. Dia menilai, penurunan suku bunga kredit perbankan yang ada saat ini diprediksi masih akan terus berlanjut.
"Peluang untuk mendorong pertumbuhan di masa yang akan datang hanya bisa dicapai dengan penurunan dari suku bunga kredit. NIM perbankan saat ini berkisar 5,3 persen jauh di atas NIM negara tetangga di Asia Tenggara," ucapnya.
Kendati demikian, kata dia, LPPI melihat bahwa kondisi perbankan saat ini sudah membaik. Hal ini tercermin dari beberapa indikator kinerja perbankan secara rata-rata industri. Berdasarkan data Juli 2017 rasio kecukupan modal (CAR) perbankan berada dilevel 23 persen.
Selain itu, Return On Asset (ROA) juga berda pada level 2,5 persen, Loan to Deposit Ratio (LDR) pada fase normal yakni 89,2 persen dan Beban Operasional (BOPO) turun menjadi 79 persen. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL) juga sudah turun menjadi 3 persen dari 3,2 persen.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.
Baca SelengkapnyaKondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat pertumbuhan kredit dan DPK melambat dibanding tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.
Baca SelengkapnyaHal ini disampaikan oleh Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto bahwa hingga kuartal III-2023 untuk kinerja bank only.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit perbankan melanjutkan tren pertumbuhan sejak periode sebelumnya dan searah dengan target pertumbuhan tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTerdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.
Baca SelengkapnyaDI waktu yang bersamaan, BRI diketahui memiliki permodalan kuat dengan rasio laba terhadap modal atau return on equity (ROE) sehat hingga Semester I 2023.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendorong pertumbuhan kredit pada September 2023 adalah kredit investasi yang tumbuh 11 persen yoy.
Baca Selengkapnya