Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LPS: Perbankan Indonesia kuat hadapi dampak krisis Yunani

LPS: Perbankan Indonesia kuat hadapi dampak krisis Yunani bri. ©2012 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Yunani saat ini dihantam krisis besar dan terancam menjadi negara bangkrut karena tidak punya uang untuk membayar utang. Negara tersebut tak mampu membayar utang sekitar USD 1,7 miliar atau setara Rp 22,64 triliun ke International Monetary Fund (IMF) yang jatuh tempo hari ini, Senin (30/6).

Namun demikian, Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Fauzi Ichsan mengatakan krisis Yunani tidak akan berdampak pada perbankan Indonesia. Menurutnya, kondisi perbankan Indonesia sangat sehat dan mampu melawan dampak krisis Yunani.

"Keadaan makro berubah cepat, dengan kemungkinan besar Yunani menunggak pembayaran kepada IMF USD 1,7 miliar, tentunya dampak pasar finansial global sangat terasa. Namun dampak terasa Indonesia kita bilang keadaan perbankan Indonesia masih kuat," ucap Fauzi di Jakarta, Selasa (30/6).

Orang lain juga bertanya?

Menurut Fauzi, terdapat dua faktor yang membuat pihaknya optimis perbankan Indonesia tidak akan terkena dampak Yunani. Pertama, kredit macet atau non performing loan (NPL) Indonesia masih aman di rata-rata 2,5 persen. "Menunjukkan perbankan Indonesia masih kuat hadapi krisis Yunani," ujarnya.

Selanjutnya, yaitu porsi perekonomian Yunani di Eropa yang tergolong rendah. Dengan kata lain, krisis Yunani guncangannya hanya berdampak terbatas. "Di Eropa, ekonomi Yunani kurang dari 2 persen. Sehingga diperkirakan masyarakat ekonomi Eropa dan ECB bisa meredam dan karantina krisis Yunani sendiri," terangnya.

Seperti diketahui, jika Yunani tidak mampu membayar utangnya, maka bakal menjadi negara bangkrut pertama dengan nilai utang terbesar di dunia.

Total utang Yunani sendiri nantinya akan berjumlah USD 360 miliar atau 323 miliar Euro atau setara Rp 4.795 triliun. Para ekonom memprediksi krisis Yunani bakal lebih parah. "Kejadian ini betul-betul mengerikan," ujar seorang Profesor Universitas Georgetown, Anna Gelpern seperti dilansir dari CNN Money.

Utang Yunani ini sendiri berasal dari Dana Moneter Internasional atau IMF, Jerman, Prancis, sejumlah bank di Yunani, dan lain sebagainya.

Ketidakmampuan Yunani membayar utang nampaknya masih akan berlangsung lama. Pasalnya, nilai utang Yunani empat kali lebih besar dibanding Argentina. Selain itu, nilai perekonomian Yunani cuma setengah dari Argentina. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global

Pertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.

Baca Selengkapnya
OJK: Kondisi Perbankan Indonesia Terjaga Stabil, Penyaluran Kredit Capai Rp6.656 Triliun Hingga Juni 2023
OJK: Kondisi Perbankan Indonesia Terjaga Stabil, Penyaluran Kredit Capai Rp6.656 Triliun Hingga Juni 2023

Kondisi industri perbankan tercatat cukup resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 25,41 persen.

Baca Selengkapnya
OJK: Industri Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tingginya Suku Bunga AS
OJK: Industri Perbankan Indonesia Tetap Solid di Tengah Tingginya Suku Bunga AS

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada September 2023 tercatat 6,54 persen yoy atau menjadi Rp8.147,17 triliun.

Baca Selengkapnya
Begini Kondisi Sektor Jasa Keuangan Usai Jumlah Kelas Menengah Anjlok dan Deflasi 4 Bulan Berturut-turut
Begini Kondisi Sektor Jasa Keuangan Usai Jumlah Kelas Menengah Anjlok dan Deflasi 4 Bulan Berturut-turut

BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sejak bulan Mei-Agustus 2024. Tak hanya itu angka kelas menengah juga anjlok karena meningkatknya penduduk kelas bawah.

Baca Selengkapnya
Data OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,85 Persen per September 2024, Nilai Total Mencapai Rp7.579 Triliun
Data OJK: Kredit Perbankan Tumbuh 10,85 Persen per September 2024, Nilai Total Mencapai Rp7.579 Triliun

Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 12,26 persen.

Baca Selengkapnya
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global
Bos OJK Yakin Sektor Keuangan RI Masih Stabil di Tengah Ancaman Gejolak Ekonomi Global

Terdapat 5 ancaman ekonomi global saat ini, di antaranya penurunan inflasi hingga suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp12,7 Triliun, Penyaluran Kredit Tembus Rp1.435 Triliun
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp12,7 Triliun, Penyaluran Kredit Tembus Rp1.435 Triliun

Pertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid

Baca Selengkapnya
Data OJK: Laba Perbankan Indonesia Rp171 Triliun Pada Agustus 2024
Data OJK: Laba Perbankan Indonesia Rp171 Triliun Pada Agustus 2024

Berdasarkan proyeksi laba perbankan masih dapat tumbuh secara berkelanjutan, terutama setelah adanya kebijakan relaksasi moneter berupa penurunan BI Rate.

Baca Selengkapnya
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil
Geopolitik Global Memanas, Bos OJK Klaim Kinerja Sektor Jasa Keuangan Tetap Stabil

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.

Baca Selengkapnya
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada

Tensi geopolitik global masih melanjutkan peningkatan seiring berlanjutnya konflik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah

Apalagi, kata dia, kalau dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan maka secara relatif masih sangat aman bagi Indonesia

Baca Selengkapnya
Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional
Jurus BRI Kelola NPL UMKM Tetap Rendah Dibawah Industri Perbankan Nasional

UMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya