Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

LPS sebut perbankan Indonesia aman dari gejolak ekonomi dunia

LPS sebut perbankan Indonesia aman dari gejolak ekonomi dunia Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah. ©2018 Merdeka.com/Desi Aditia Ningrum

Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Halim Alamsyah, menyatakan bahwa kondisi perbankan dalam negeri saat ini siap dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia. Salah satu tandanya ialah pemberian kredit yang disalurkan perbankan lebih banyak menggunakan Rupiah ketimbang Dolar Amerika Serikat atau USD.

"Perbankan kita relatif setelah krisis (tahun) 1997 dan 1998, apalagi dengan pengetatan aturan prudensial dikatakan bahwa perbankan kita cenderung bermain di dalam negeri sendiri lebih banyak mereka condong memberikan kreditnya itu bahkan ke Rupiah lebih banyak kan. Rata-rata cuma 14 persen pemberian kredit terhadap valas," ungkap Halim saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Rabu (12/9).

Halim menyebut, selain pada pemberian kredit, penguatan perbankan dalam negeri juga tercemin dari posisi devisa neto (net open position). Sebab, perbankan sangat konservatif dalam memberikan kredit dalam bentuk USD.

"Dan ini juga tercermin dari net open position mereka (perbankan). Mereka tidak pernah lebih dari 10 persen padahal maksimumnya diberikan 20 persen perbandingan antara aset valas dikurangi dengan liabilitas valas," ungkapnya.

Dengan begitu, dirinya menilai, gejolak perekonomian dunia saat ini dampaknya tidak terlalu terlalu besar untuk sektor perbankan di dalam negeri. Sebab, perbankan lebih banyak melakukan transaksi menggunakan Rupiah.

"Jadi perbankan kita gejolak kurs buat mereka mereka enggak takut karena sumber pendaptannya bukan dari valas. Dan mereka pendapatannya dari kredit dalam Rupiah itu," terangnya.

"Saya rasa mereka lebih rasional dalam artian ngapain saya susah-susag cari keuntungan kalau kredit dalam rupiah net interest margin 5 persen. Kalau dalam dolar paling cuma tipis berapa jadi mereka rasional mengejar profit," tutup Halim.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya
Bank Indonesia Pede Kurs Rupiah Bakal Menguat, Ini Dia Pemicunya

Pelemahan rupiah tidak lebih buruk dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea .

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah

Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.

Baca Selengkapnya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya
Jokowi Pastikan Pelemahan Rupiah Tak Ganggu Sektor Rill dan Keuangan, Ini Alasannya

Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.

Baca Selengkapnya
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain
Dampak Konflik Geopolitik, DPR Sebut Rupiah Masih Lebih Baik Ketimbang Mata Uang Lain

DPR mencermati dinamika dan dampak dari konflik geopolitik

Baca Selengkapnya
OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Nasional dalam Kondisi Stabil
OJK Sebut Sektor Jasa Keuangan Nasional dalam Kondisi Stabil

Hal itu berdasarkan rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023

Baca Selengkapnya
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia
Rupiah Nyaris Tembus Rp16.000, BI Klaim Masih Lebih Baik dari Ringgit Malaysia

Nilai tukar (kurs) Rupiah berada di level Rp15.618 per USD.

Baca Selengkapnya
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel

Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.

Baca Selengkapnya
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok
Bukan Konflik Iran Vs Israel, Ternyata Ini Biang Kerok Rupiah Anjlok

Menko Airlangga membeberkan biang kerok Rupiah anjlok beberapa waktu lalu.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Ungkap Untung Rugi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Ekonomi Indonesia

Begini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Komentari Pelemahan Nilai Tukar Rupiah: Negara Lain Lebih Parah

Menyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

Baca Selengkapnya
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global
Kredit Perbankan RI Tumbuh 12,15 persen Ditengah Perlambatan Ekonomi Global

Pertumbuhan kredit tersebut menunjukkan kualitas kredit terjaga di tengah situasi global yang mengalami pelemahan.

Baca Selengkapnya