Luhut Kumpulkan Pengusaha Minyak Goreng di Bali: Jangan Ada Dusta di Antara Kita
Merdeka.com - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengumpulkan pengusaha minyak goreng di Bali. Pertemuan ini untuk membenahi tata kelola yang hingga saat ini dinilai semrawut.
Sejak ditunjuk untuk mengurus masalah minyak goreng, Menko Luhut mengklaim bahwa sejumlah daerah telah mengalami penurunan harga. Di antaranya, Jawa Barat, Jakarta, dan Semarang.
Guna memastikan penanganan masalah minyak goreng ini, Menko Luhut mengajak pengusaha, pelaku usaha, dan asosiasi terkait minyak goreng untuk berkumpul di Bali. Di sana, dia akan melakukan business matching terkait minyak goreng.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Di mana harga beras naik selain di Jawa Tengah? Kenaikan harga beras juga terjadi di Boyolali.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana Bulog membuat harga beras di Pasar Johar turun? 'Upaya yang kami lakukan dengan membanjiri beras SPHP di Pasar Johar Karawang ini cukup membuahkan hasil, dari pantauan kami di lapangan harga beras disana sudah mulai turun sebesar Rp 1.000 - Rp 1.500 per kilo,' ujar Bayu dalam siaran tertulisnya, Minggu (25/2).
"Hari ini dan besok saya kumpulkan seluruh pengusaha-pengusaha besar dan pelaku usaha dan asosiasi di Bali kita mau bikin business matching. Jadi apa yang dibuatkan pemerintah, apa yang dibuat kalian, apa yang cocok, apa tidak cocok sehingga tidak ada dusta di antara kita," paparnya di hadapan Badan Anggaran DPR RI, Kamis (9/6).
Dia menyebut, permasalahan minyak goreng yang tak kunjung usai ini berdasar pada inkonsistensi pihak-pihak terkait. Dia menegaskan, melalui pertemuan ini, akan melakukan pembenahan. "Karena saya lihat dari itu kerusakan selama 5 bulan itu inkonsistensi kita. Nah sekarang tidak mau, saya tidak mau diatur oleh siapapun tapi saya dengerin," katanya.
Lewat ajang ini pula, Menko Luhut menegaskan akan melakukan digitalisasi penyaluran minyak goreng. Diketahui, saat ini pembelian minyak goreng curah perlu menggunakan aplikasi khusus.
"Jadi ini minyak goreng saya pikir Oh iya kalau semua baik ini kita kan tata kelolanya dalam betul betul kita digitalize," ujarnya.
Audit Menyeluruh
Menko Luhut juga mengungkapkan akan melakukan audit secara menyeluruh. Ini berkaitan dengan luasan kepemilikan lahan dan skala ekspor dari pengusaha. Dia optimistis, dengan begitu, segala pemasukan ke negara bisa meningkat. Serta tata kelolanya akan bisa dipantau lebih baik.
"Jadi nanti kita akan ke penambahan penerimaan negara bapak ibu akan luar biasa dari sini dengan kita audit itu tadi maka kita tau persis, si pola ini berapa tanahnya dia berapa produksinya atau yield-nya berapa dia expor per hari berapa dijual dengan harga berapa harganya beda-beda," katanya.
Di sisi lain, hal ini juga sekaligus akan membenahi data-data yang dikumpulkan di Kementerian terkait. Di antaranya Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. "Jumlah yang ada di pabrik ini di industri harus tepat di Kementerian Perdagangan Perindustrian sampai kepada Bea Cukai," kata dia.
"jadi harga jumlah itu harus bisa cocok dan kalau itu terjadi saya kira penerimaan negara segera billions of dollars kita akan tambah dari sana," tambahnya.
Di saat yang sama, melalui audit, Menko Luhut menegaskan akan melakukan pembatasan kepemilikan lahan. Niatan ini telah jadi perhatiannya dalam beberapa waktu terakhir.
"Lebih dari itu, kita akan membatasi orang-orang yang pemilikan tidak berlebihan dan kemudian juga kita kan batasi orang-orang yang tinggal di luar negeri menikmati punya harta ratusan ribu hektar dari republik ini, saya kira kita nggak setuju dengan itu, Saya kira dengan audit yang akan kami lakukan sekarang," terangnya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahalnya harga minyak goreng dikarenakan masalah pasokan.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaMasih soal ketahanan pangan, Luhut juga menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Perum Bulog untuk mengamankan stok beras dari Kamboja.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan blusukan ke Pasar Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Rabu (13/7), untuk mengecek harga kebutuhan pokok.
Baca SelengkapnyaSepanjang melakukan rangkaian peninjauan harga di sejumlah pasar berada di kondisi stabil.
Baca SelengkapnyaPasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaBeberapa komoditas yang menjadi perhatian khusus dalam rapat tersebut yaitu minyak goreng dan bawang merah, yang terus mengalami kenaikan harga.
Baca SelengkapnyaErick Thohir gencar menggelar program pasar murah di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya mengatasi kelangkaan dan mahalnya harga beras.
Baca SelengkapnyaPermendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyiapkan strategi untuk menurunkan harga beras di pasaran yang ada di berbagai daerah. Seperti operasi pasar yang digelar Bulog.
Baca Selengkapnya