Luhut Protes RI Diminta Turunkan Emisi Karbon Sebanyak AS: Tidak Bisa
Merdeka.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengaku risih dengan permintaan Amerika Serikat terkait penurunan emisi.
Alasannya, Indonesia baru mulai akan mengoptimalkan industrialisasi tetapi diminta menurunkan emisi karbon setara dengan negara maju. Padahal, negara maju lainnya harus menurunkan emisi karbon dengan target yang sama dengan Indonesia.
"Saya ada meeting dengan Janet Yellen, kita (ada pertemuan) bilateral bulan lalu. Dia bicara soal energi transisi. Saya bilang kalian itu (industrialisasinya) sudah di sini (tinggi), kalian sudah banyak hasilkan emisi karbon dan kami baru mulai industrinya. Kalau kami turunkan karbon, kamu juga turunkan juga dong," cerita Luhut saat mengisi Kuliah Umum di Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (19/8).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Apa target ekonomi RI dengan menerapkan ekonomi hijau? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan ekonomi Indonesia bisa tumbuh ke level 6,22 persen hingga tahun 2045 jika menerapkan ekonomi hijau.
-
Apa tujuan dari Bursa Karbon Indonesia? Rencananya, hasil perdagangan karbon melalui mekanisme bursa karbon ini akan diinvestasikan kembali oleh Pemerintah untuk proyek-proyek pengurangan emisi demi tercapainya target Pemerintah yang telah ditetapkan.
-
Bagaimana Pertamina menurunkan emisi karbon? Langkah tersebut menurut Nicke, sudah sesuai dari aspek lingkungan karena dapat menurunkan karbon emisi dan juga dapat menurunkan impor gasoline.
-
Kenapa ekonomi hijau penting bagi Indonesia? Airlangga menekankan ekonomi hijau tidak hanya penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi. Melainkan sebagai langkah strategis untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap) dan menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju.
Lebih lanjut dia menjelaskan, emisi karbon yang dihasilkan industri Indonesia 2,3 ton per kapita. Sedangkan Amerika Serikat sudah mencapai 14 tor per kapita.
Besarnya perbedaan emisi karbon yang dihasilkan ini membuat Luhut enggan protes jika Indonesia harus menurunkan emisi dengan jumlah yang sama. Dia menginginkan penurunan emisi karbon menyesuaikan dengan emisi yang dilepaskan.
"Kalian (AS) sudah bakar banyak dan kami harus turun sama seperti kalian, tidak bisa. Makanya saya utus Rahmat, Edo dan Gita untuk urus ini dengan utusannya (AS)," kata dia.
Dalam rangka menurunkan emisi karbon, kata Luhut Indonesia sudah memulai dengan langkah nyata. Salah satunya dengan menanam mangrove di sepanjang pesisir pantai. Tidak kurang dari 600 ribu hektar ditargetkan bisa ditanam dalam program ini.
"Kita terbesar di dunia, replanting kita buat 600 ribu hektar," kata dia.
Hal ini menunjukkan Indonesia juga serius dalam menangani tantangan perubahan iklim meski sedang menggarap industrialisasi. Luhut pun menyebut komitmen AS yang perlu dipertanyakan karena belum ada bukti nyata untuk menurunkan emisi karbon.
"Saya bicara dengan Amerika, kalian ini terlalu banyak janji, tidak ada implementasinya, janjinya nol," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dekarbonisasi merupakan proses pengurangan emisi gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida (CO2) yang dapat menyebabkan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaPercepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.
Baca SelengkapnyaJokowi menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon hingga 600 giga ton melalui Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca SelengkapnyaUntuk tahap pertama, Indonesia siap mengekspor listrik rendah karbon.
Baca SelengkapnyaKomitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaTekanan tersebut makin serius dirasakan dampaknya karena sekarang industri ini sulit mendapatkan pendanaan.
Baca SelengkapnyaLuhut mempersilakan investor asing masuk Indonesia untuk terlibat dalam program transisi energi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaPemberlakuan pajak karbon bertujuan untuk memberikan alternatif kepada dunia usaha dalam upaya mengurangi emisi karbon.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan langkah itu jadi upaya untuk menekan emisi karbon di Indonesia dan dunia. Ini juga sejalan dengan upaya penerapan energi bersih di Tanah Air.
Baca Selengkapnya