Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manajemen Lion Air tak kompak soal alasan pinjam uang AP II

Manajemen Lion Air tak kompak soal alasan pinjam uang AP II konpers lion air. ©2015 merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Angkasa Pura II terpaksa memberikan dana talangan Rp 526 juta untuk mengganti tiket (refund) penumpang Lion Air setelah sejumlah penerbangan mengalami keterlambatan. Kejadian itu memicu anggapan terjadinya krisis keuangan dalam tubuh maskapai berlambang singa tersebut.

Namun pihak manajemen Lion Air buru-buru menampik jika saat ini sedang mengalami krisis keuangan. "Lion Air tidak ada masalah keuangan," ujar Direktur Umum Lion Air Edward Sirait di Gedung Lion Air, Jakarta, Senin (23/2).

Hal serupa juga ditegaskan Direktur Operasional Lion Air Kapten Daniel. "Kondisi keuangan kami tidak ada teguran, tidak ada sanski telat pembayaran," kata Daniel di tempat terpisah.

Orang lain juga bertanya?

Namun, keduanya punya alasan berbeda untuk menampik isu itu. Edward beralasan pemakaian dana talangan dari AP II lantaran bank tutup pada hari Imlek. Setelah bank buka baru pihaknya menggunakan dana sendiri.

Pihaknya mempersilakan menanyakan kondisi keuangan maskapai pada otoritas bandara dan pihak Pertamina selaku rekanan untuk pengadaan bahan bakar.

"Pembayaran bahan bakar dan sewa pesawat dan kewajiban lain berjalan normal. Kami tidak ada masalah keuangan. Bisa cek di mitra kami, paling besar kan BBM, coba tanya di Pertamina," jelas dia.

Sementara Daniel punya alasan berbeda. Menurut pengakuan Daniel, pihaknya terpaksa 'meminjam' dana AP II karena sulit mencari dana tunai di pagi hari.

"Kita harus cari fresh money, dana talangan pagi-pagi di mana?" katanya.

Seperti diketahui, dari data Angkasa Pura II, biaya penggantian tiket penumpang korban keterlambatan Lion Air pekan lalu mencapai Rp 526 juta. Dana ini jauh di bawah besaran dana yang disiapkan AP II yakni sebesar Rp 4 miliar.

Rata-rata tiap penumpang mendapatkan dana pengembalian atau refund sebesar Rp 1,3 juta. Rinciannya Rp 1 juta untuk refund, Rp 300.000 dan Rp 40.000 untuk kompensasi keterlambatan. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kesulitan Keuangan, MYAirline Maskapai Malaysia Berpotensi Bangkrut
Kesulitan Keuangan, MYAirline Maskapai Malaysia Berpotensi Bangkrut

Kesulitan keuangan yang menerpa MYAirline terjadi setelah CEO maskapai tersebut Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.

Baca Selengkapnya
Kredit Macet LPEI, Pengamat: Baiknya BUMN Terkonsolidasi di Satu Kementerian
Kredit Macet LPEI, Pengamat: Baiknya BUMN Terkonsolidasi di Satu Kementerian

Pengelolaan BUMN di bawah kementerian teknis tidak sejalan dengan tugas dan fungsi BUMN sebagai korporasi yang mencari profit.

Baca Selengkapnya
Maskapai Malaysia Setop Operasi Secara Mendadak, 5.000 Penumpang Terlantar
Maskapai Malaysia Setop Operasi Secara Mendadak, 5.000 Penumpang Terlantar

Kesulitan keuangan yang menerpa maskapai tersebut setelah CEO perusahaan Rayner Teo mengajukan pengunduran dirinya minggu lalu.

Baca Selengkapnya
Cuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu
Cuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu

Cuaca Buruk, Lion Air Batal Mendarat di Aceh dan Kembali ke Bandara Kualanamu

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini Penyebab Mandala Airlines Terlilit Utang Hingga Pailit
Ternyata Ini Penyebab Mandala Airlines Terlilit Utang Hingga Pailit

Mandala Airlines kini berganti nama menjadi Tigerair Mandala.

Baca Selengkapnya
PTDI Nunggak Bayar Gaji Karyawan, Ini Biang Keroknya
PTDI Nunggak Bayar Gaji Karyawan, Ini Biang Keroknya

Diharapkan masalah ini bisa selesai di Desember 2023.

Baca Selengkapnya
Begini Respons Sriwijaya Air Group Usai Pendirinya Terlibat Kasus Korupsi Timah Bersama Harvey Moeis
Begini Respons Sriwijaya Air Group Usai Pendirinya Terlibat Kasus Korupsi Timah Bersama Harvey Moeis

Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie terlibat kasus korupsi izin tambang timah bersama Harvey Moeis, suami dari Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.

Baca Selengkapnya
Kronologi Pesawat Batik Air dari Aceh Gagal Terbang Menuju Bandara Soekarno-Hatta
Kronologi Pesawat Batik Air dari Aceh Gagal Terbang Menuju Bandara Soekarno-Hatta

Pihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Biaya Pemeliharaan Pesawat 15 Persen dari Harga Tiket
Ternyata, Biaya Pemeliharaan Pesawat 15 Persen dari Harga Tiket

Tingginya harga avtur dan biaya pemeliharaan pesawat jadi faktor tingginya harga tiket.

Baca Selengkapnya
Pendiri Jadi Tersangka Kasus Timah, Sriwijaya Air Pastikan Penerbangan Tak Terganggu
Pendiri Jadi Tersangka Kasus Timah, Sriwijaya Air Pastikan Penerbangan Tak Terganggu

Zaidan menuturkan bahwa Sriwijaya Air Group tetap menjunjung tinggi profesionalisme.

Baca Selengkapnya