Mantan stafsus presiden nilai BI Rate bukan penolong utama ekonomi
Merdeka.com - Mantan staf khusus ekonomi era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Firmanzah, mengatakan bahwa penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate bukan solusi utama untuk mendongkrak perekonomian. Sebab, masalah perlambatan ekonomi dunia, tidak bisa disembuhkan dengan satu obat.
Rektor Universitas Paramadina ini menilai kedua argumen Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengenai besaran suku bunga yang pantas untuk Indonesia saat ini masing-masing beralasan.
"Pak JK tidak salah, tapi Gubernur BI juga beralasan. Pak JK lihat dari sisi sektor riil, BI lihat dari stabilitas pasar keuangan," katanya kepada wartawan dalam diskusi ekonomi outlook 2016 di Jakarta, Rabu (25/11).
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Bagaimana OJK menjaga stabilitas sektor jasa keuangan? Stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga didukung oleh permodalan yang kuat. Selain itu, likuiditas industri keuangan juga sangat memadai dengan profil risiko yang manageable.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
Firmanzah menjelaskan sebelumnya, dengan tingkat suku bunga sama, Indonesia bisa tetap bertumbuh. "Suku bunga bukan satu-satunya yang dapat mendeteksi dan mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI Rate karena keengganan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku bunga. Wapres mengatakan tidak diturunkannya suku bunga acuan BI membuat daya beli masyarakat melemah.
Sebab, masyarakat terbebani dengan suku bunga tinggi saat akan mengambil kredit. "Kita tidak perlu dengan alasan apapun (seperti) The Fed lah naikkan bunganya. Apa urusannya bunga The Fed," ujar Jusuf Kalla disambut tawa dan tepuk tangan para tamu undangan dalam acara 'Pertemuan Tahunan Bank Indonesia' di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaTernyata ini alasan Bank Indonesia masih tahan suku bunga acuan di tengah penurunan inflasi.
Baca SelengkapnyaJika dibandingkan dengan demo besar-besaran zaman dulu, rupiah saat ini tidak seanjlok dulu.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaPerry memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunganya selama 3 bulan kedepan secara berturut-turut hingga akhir tahun.
Baca Selengkapnya