Manusia Bukan Takut Kehilangan Pekerjaan Tapi Pendapatan
Merdeka.com - Managing Partner GK-Plug and Play Indonesia, Wesley Harjono, mengatakan bahwa kehadiran teknologi seperti robot tidak akan bisa mengambil alih pekerjaan manusia. Pernyataan ini untuk menjawab kekhawatiran bahwa robot yang memiliki kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) bisa mengancam industri pekerjaan manusia.
Dia mengatakan mayoritas masyarakat di Indonesia sebetulnya tidak terlalu khawatir apabila pekerjaan di ambil alih teknologi. Hanya saja kekhawatiran itu datang apabila nantinya tidak ada lagi income atau penghasilan yang didapat daripada manusia itu sendiri.
"Apakah robot akan ambil alih? manusia itu takut bukan karena (kehilangan) pekerjaan mereka tapi karena incomenya. Itu dua hal beda kehilangan pekerjaan dan kehilangan pemasukan," kata dia di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (17/9).
-
Kenapa perusahaan di Indonesia enggan merekrut karyawan tanpa kemampuan AI? Hal ini menekankan urgensi dan pentingnya para profesional untuk fokus dalam meningkatkan kemampuan AI melalui pelatihan.
-
Bagaimana AI membantu pekerjaan? Semisal penggunaan Chat GPT yang membantu pekerjaan menjadi lebih efisien di tempat kerja dan kehidupan.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Siapa yang ingin menggantikan manusia dengan AI? Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, ahli komputer terkenal Yoshua Bengio menyatakan bahwa beberapa elit teknologi berkeinginan untuk menggantikan manusia dengan AI.
-
Kapan teknologi akan menggantikan pekerjaan? Menukil laporan World Economic Forum (WEF), teknologi dan otomatisasi diperkirakan akan menggantikan 85 juta pekerjaan di Indonesia pada tahun 2025.
Wesley mengakui kemajuan teknologi saat ini tidak bisa dihindarkan. Oleh karena itu, manusia harus bisa memanfaatkan kemajuan tersebut untuk kebaikan bersama. "Kemajuan teknologi tergantung dari kita bagaimana menggunakan untuk kebaikan kita semua," imbuh dia.
Senada dengan itu, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menambahkan, kehadiran teknologi saat ini tidak selamanya mengancam pekerjaan manusia. Bahkan, dia mengakui masuknya industri Making Indonesia 4.0 pun semua juga ada teknologi cerdas buatan seperti robot.
"Saya gambarkan semua teknologi industri 4.0 untuk manufaktur itu ada, mau robotic, AI (Artificial Intelligence) semua ada di sana. Ini membuat banyak orang kekhawatiran kehilangan pekerjaan, tapi yang penting tidak kehilangan pendapatan," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Populix terhadap masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaHasilnya, sebanyak 62% responden khawatir pekerjaan mereka akan tergusur oleh kecerdasan artifisial (AI).
Baca SelengkapnyaPekerja paruh waktu menilai bekerja dengan AI dapat mengurangi stres.
Baca SelengkapnyaPekerjaan yang bergerak di bidang AI, pemrograman dan komputasi menjadi jenis pekerjaan yang akan terus berkembang ke depannya.
Baca SelengkapnyaPengaplikasian AI menjadi tantangan manusia dan dunia industri.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaDalam pemaparannya, Andi menyoroti AI yang menjadi tantangan tersendiri ke depannya.
Baca SelengkapnyaSurvei CVL Economics mengidentifikasi beberapa pekerjaan yang sebenarnya paling rentan terhadap dampak AI.
Baca SelengkapnyaPerkembangan zaman menuntut perusahaan harus cepat beradaptasi, termasuk para karyawannya.
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui semua negara merasa takut terhadap kemunculan AI.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca Selengkapnya