Maret 2016, kredit bermasalah Bank Mandiri naik 1,16 persen
Merdeka.com - PT Bank Mandiri (Persero) mencatat rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPL) hingga Maret 2016 meningkat 1,16 persen dari 2,89 persen (gross) dan 0,85 persen (nett). Hal ini dikarenakan adanya perlambatan ekonomi dan sektor pertambangan yang belum menunjukan pemulihan sehingga berdampak pada kredit bermasalah di sektor tersebut.
Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rasio NPL ini mengalami kenaikan dari NPL kuartal I-2015 sebesar 1,83 persen (gross) dan 0,53 persen (nett).
"NPL naik lebih disebabkan pada industri kelas menengah seperti batu bara dan sekitarnya, baja, tongkang dan rokok. Ini dampak dari penurunan kondisi ekonomi saat ini," ujar Kartika di kantornya, Jakarta, Senin (16/5).
-
Mengapa BNI tingkatkan kredit BUMN? Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan memasuki semester kedua 2023, perseroan mulai melihat banyak BUMN yang berbenah dan siap untuk melakukan ekspansi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih kuat.
-
Kenapa permintaan nikel untuk baterai kendaraan listrik meningkat? 'Dengan komitmen global untuk mengurangi emisi dan mengadopsi kendaraan listrik, permintaan untuk baterai EV akan terus meningkat, yang pada gilirannya akan mendorong permintaan terhadap nikel,' ujar Toto.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa yang BNI tingkatkan? PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
-
Apa itu KPR BRI Suku Bunga Berjenjang? KPR BRI Suku Bunga Berjenjang adalah program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang ditawarkan oleh BRI dengan suku bunga yang berjenjang. Program ini memiliki suku bunga fixed rate pada tahun-tahun awal tertentu, kemudian suku bunga akan berubah pada tahun-tahun berikutnya.
-
Kenapa transaksi kartu kredit masih tinggi? Transaksi kartu kredit tetap tumbuh di tengah gempuran kemudahan kredit seperti layanan paylater. Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia Kamis (18/1) nilai transaksi tunai kartu kredit pada November 2023 mencapai Rp34,356 triliun.
Secara keseluruhan, Bank Mandiri dan anak usahanya juga mencatatkan kenaikan NPL menjadi 3,18 persen (gross) dan 1,36 persen (nett) pada kuartal I-2016 dari 2,27 persen (gross) dan 0,89 persen (nett) pada kuartal I-2015.
Selain itu, kredit bermasalah sektor komersial Bank Mandiri juga meningkat, di mana NPL kredit sektor komersial naik dari 2,6 persen menjadi 4,4 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
"Mereka yang ada di segmen menengah itu kan sangat bergantung pada satu revenue source (sumber pendapatan). Sehingga kalau revenue source-nya bermasalah, maka kemampuan bayarnya juga akan bermasalah sehinga kualitas pembayaran kreditnya jadi terganggu," pungkas dia.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Realisasi penyaluran kredit dan pembiayaan BTN sepanjang tahu 2023 mencapai Rp333,69 triliun.
Baca SelengkapnyaRasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9 persen per September 2022 menjadi 21,9 persen per September 2023.
Baca SelengkapnyaStrategi selanjutnya adalah melakukan restrukturisasi kredit bagi UMKM.
Baca SelengkapnyaDari sisi permodalan, hingga Juni tahun 2023 CAR BNI berada pada level yang kuat sebesar 21,6 persen.
Baca SelengkapnyaUMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan kredit Bank Mandiri tersebut mencerminkan kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang solid
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut mengalami pertumbuhan 12,7 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi tumbuh tertinggi.
Baca SelengkapnyaPenyaluran kredit tersebut turut mendorong perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKinerja positif Bank Mandiri tidak terlepas dari kontribusi kinerja anak perusahaan.
Baca SelengkapnyaPencapaian tersebut turut ditopang realisasi penyaluran kredit, yang secara konsolidasi tumbuh 20,8 persen (YoY) menjadi Rp1.590 triliun.
Baca Selengkapnya