Maret, BPS Catat Semakin Banyak Aktivitas Dilakukan di Luar Rumah
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut semakin banyak masyarakat melakukan aktivitas di luar rumah sepanjang Maret 2021. Dengan demikian, mobilitas masyarakat di rumah terus menurun.
"Mobilitas penduduk di rumah mulai berkurang, artinya masyarakat sudah banyak yang mulai keluar rumah," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, di Jakarta, Kamis (1/4).
Setianto melanjutkan, salah satu alasan masyarakat mulai berani keluar rumah adalah program vaksinasi yang sudah dilakukan pemerintah sejak tiga bulan terakhir. Program vaksinasi ini kemudian menimbulkan tingkat kepercayaan diri.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa orang-orang meninggalkan rumah? Mereka diselimuti ketakutan setelah serangan Israel ke Jalur Gaza terus berlanjut.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang paling banyak melakukan perjalanan mudik Lebaran 2023? Libur Idul Fitri 1444 H Kemenhub menyebut, sebanyak 123,8 juta orang melakukan perjalanan mudik dan balik pada Lebaran 2023 di seluruh Indonesia.
-
Di mana arus mudik dan balik Lebaran 2023 paling padat? Jalan Tol Trans Jawa menjadi jalur mudik dan arus balik terpadat di Indonesia.
"Mungkin karena makin banyak masyarakat yang sudah divaksin. Ini bisa menyebabkan keyakinan dan kenaikan tingkat kepercayaan diri," jelasnya.
Adapun pola perubahan aktivitas ini sesuai data olahan BPS terlihat dari perubahan mobilitas penduduk secara bulanan. Misalnya di tempat perdagangan retail dan rekreasi, tempat belanja kebutuhan sehari-hari, taman, tempat transit, tempat kerja dan rumah.
6.389.837 Orang Telah Disuntik Vaksin Covid-19 Dosis Pertama
Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyatakan sebanyak 6.389.837 jiwa telah menjalani vaksinasi Covid-19 dosis pertama pada Kamis (25/3) hingga pukul 12.00 WIB atau bertambah 411.586 jiwa dari hari sebelumnya.
Sementara orang yang mendapatkan vaksinasi dosis ke dua bertambah sebanyak 231.471 jiwa atau total menjadi 2.941.016 jiwa. Adapun target sasaran vaksinasi sebanyak 40.349.051 orang.
Sebelumnya, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menargetkan vaksinasi di Tanah Air bisa selesai pada akhir tahun ini yang nantinya akan berimplikasi pada pemulihan ekonomi nasional.
Sekretaris KPCPEN Raden Pardede mengatakan pemerintah tengah berupaya mencapai target herd immunity yaitu 70 persen dari total penduduk Indonesia mendapat suntikan vaksinasi Covid-19 pada akhir tahun ini.
Jika di awal-awal target vaksinasi hanya mencapai lebih dari 200 ribu kini telah menyentuh angka 400 ribu sasaran per hari. Angka tersebut tentu menunjukkan kenaikan yang signifikan dalam upaya pemerintah dalam membentuk kekebalan kelompok.
"Bahkan per 24 Maret 2021, sudah 477 ribu orang telah divaksinasi," kata dia.
Menurut Raden, angka itu bakal terus bertambah dan pada Mei ditargetkan vaksinasi paling sedikit mencapai satu juta orang dan Juni bisa menyentuh lebih dari satu juta orang per hari. Dengan demikian target 181,5 juta dari penduduk Indonesia tervaksin Covid-19 akan tercapai.
"Sebanyak 181,5 juta adalah magic number untuk herd immunity. Bahkan ditargetkan bukan hanya 15 bulan untuk herd immunity, tapi akhir tahun harus bisa dilakukan. Kalau bisa di atas satu juta vaksin per hari," kata dia. Dikutip Antara.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, menurun 0,46 juta orang terhadap September 2022.
Baca SelengkapnyaMayoritas masyarakat melakukan perjalanan dengan menumpang mobil. Sementara yang menggunakan moda transportasi pesawat jumlahnya lebih kecil.
Baca SelengkapnyaTren yang biasa terjadi adalah melonjaknya jumlah pendatang yang tiba di Jakarta
Baca SelengkapnyaData ini diambil berdasarkan hasil pemantauan volume lalu lintas melalui 49 titik Sensor Traffic Counting.
Baca SelengkapnyaNamun, Imam menambahkan, tingkat kemiskinan perkotaan pada Maret 2024 masih lebih tinggi 0,53 persen poin jika dibandingkan kondisi September 2019.
Baca SelengkapnyaASN WFH selama KTT ASEAN tidak terlalu mengurangi volume kemacetan di Ibu Kota.
Baca SelengkapnyaKemenhub merinci jumlah kendaraan yang keluar Jabodetabek sebanyak 753.487 kendaraan dan 1.506.974 orang.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, garis kemiskinan pada Maret 2024 ditetapkan sebesar Rp582.932 per kapita. Angka ini naik 5,9 persen dibandingkan Maret 2023.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut meningkat dibanding potensi pergerakan masyarakat pada masa Lebaran 2023 yakni 123,8 juta orang.
Baca SelengkapnyaJumlah Penumpang Pesawat Domestik Turun Pada Maret 2024, Ternyata Ini Penyebabnya
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.
Baca Selengkapnya