Margin kecil, pengusaha ogah bangun SPBU di daerah pelosok Indonesia
Merdeka.com - Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga kini diakui masih belum merata ke seluruh daerah di Indonesia. Di pelosok, masih jarang ditemukan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk pengendara kendaraan.
Direktur BBM BPH Migas Hendy Ahmad mengungkapkan salah satu faktor minimnya SPBU di daerah pelosok lantaran prospek yang ditawarkan kurang menguntungkan bagi para pengusaha.
Jika dibangun di kota besar, SPBU sudah mempunyai pasar, hal tersebut berbanding terbalik jika SPBU dibangun di daerah pelosok.
-
Dimana Shell memiliki SPBU? Perusahaan yang bergerak di bisnis hulu dan hilir migas ini rupanya memiliki lebih dari 170 SPBU di Indonesia.
-
Dimana Pertamina bangun fasilitas di BMTH? Pertamina Patra Niaga menggunakan 2 dermaga di Benoa Selatan sebagai fasilitas penerimaan BBM dan Avtur dari kapal menuju Terminal BBM Sanggaran dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai Bali.
-
Kenapa Pertamina berinvestasi di sumur baru di Blok Mahakam? Pertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang sudah mature.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk SPBU nakal? 'Pertamina mengapresiasi tindakan Direktorat Metrologi Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan SPBU serta senantiasa akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat khususnya menjelang dan selama masa Satgas RAFI 2024', ungkap Mars Ega.
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Kenapa Pertamina menyegel SPBU nakal? 'Melalui pengamanan ini, maka selanjutnya akan dilakukan kegiatan pengawasan, pengamatan, penelitian dan/atau pemeriksaan (Wasamatlitrik) guna menemukan benar tidaknya adanya dugaan tindak pidana tersebut terjadi,' terang Zulkifli.
"Bangun SPBU di daerah marginnya sangat kecil. Jadi investor memilih bangun di kota besar," ungkap Hendry dalam diskusi di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (20/8).
"Itu marginnya cuma Rp 240 per liter di luar Jawa, tapi investasi bangun SPBU sampai Rp 10-15 miliar. Mending taruh uang di sektor lain," tambahnya.
Tidak meratanya pembangunan SPBU tersebut, lanjut Hendry, yang menyebabkan penjual eceran BBM seperti Pertamini bermunculan.
"Pertamini ini, tidak disalahkan 100 persen, itu salahnya pemerintah karena kan harus sampaikan BBM ke pelosok dan ke pulau-pulau, tapi karena ini skala bisnis tinggi dan marginnya tidak menarik, jadi penyaluran BBM tidak merata ke seluruh wilayah," jelasnya.
Namun, lanjut Hendry, dia mengakui tak sedikit penjual BBM eceran seperti Pertamini acap kali ditertibkan petugas lantaran tak mengantongi izin penyaluran. Hal itu, tambah Hendry, bisa diantisipasi dengan dikeluarkannya izin sub penyalur BBM oleh pemerintah.
"Nah kalau ada bisnis Pertamini banyak ditangkap-tangkapin, itu bisa diakalin dengan izin sub penyalur BBM, tapi harga ditetapkan oleh pemerintah daerah," tandasnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerai-gerai seperti ritel kuliner, hingga Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) cukup menarik untuk dijalankan.
Baca SelengkapnyaSumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan minyak. Dengan demikian, untuk mengangkat minyak tersebut, membutuhkan usaha dan teknologi.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi migas di Indonesia masih membutuhkan investasi.
Baca SelengkapnyaPengelolaan SPBU apung kembali menyediakan BBM bersubsidi jenis solar untuk para nelayan di perairan Jakarta.
Baca SelengkapnyaSejak 2020, tren gairah investasi hulu migas di Indonesia berubah cukup drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaDiharapkan produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD).
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Pertamina baru mengembangkan 6.152 Pertashop dari target semula 10 ribu gerai.
Baca SelengkapnyaSektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca SelengkapnyaSalah satu alasan utama adalah posisi Indonesia dalam hal indeks sumber daya manusia atau human capital index.
Baca Selengkapnya