Marwan: Hasil pemeriksaan Petral di era SBY selalu tak jelas
Merdeka.com - Direktur IRESS, Marwan Batubara kembali bicara terkait keberadaan anak usaha PT Pertamina Persero, Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Menurut Marwan, masalah Petral sebenarnya sudah dirasakan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun tidak pernah ada penyelesaian terkait mafia yang diduga bersarang di Petral.
Marwan menyarankan pada pemerintahan Jokowi-JK agar isu Petral segera diselesaikan. Cara yang paling tepat adalah membawa hasil audit Petral ke BPK dan ranah hukum. Jangan sampai hasil audit Petral kali ini hanya menjadi isu sesaat.
"Harus ada tindak lanjut. Kami ingin tuntas, tidak ingin jadi isu sesaat. Jangan sampai ada isu proteksi kekuasaan sesaat. Ini kita pegang kartu, jangan jadi alat barter pemegang kuasa. Pengalaman seperti itu," tegasnya dalam diskusi Energi Kita yang digelar merdeka.com, RRI, IJTI, IKN, DML dan Sewatama di Dewan Pers, Jakarta, Minggu (15/11).
-
Apa yang dilakukan Pertamina dan Polri? PT Pertamina (Persero) bersama Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) jalin sinergi publikasi sebagai sumber informasi yang mengedukasi masyarakat melalui kanal pemberitaan maupun media sosial, dalam upaya membangun kepercayaan masyarakat mengenai informasi publik.
-
Mengapa DPR meminta audit PMN? 'Komisi XI DPR RI akan meminta BPK RI melakukan Audit Kinerja LPEI dan bisnis model yang baru guna memastikan keberlanjutan kinerja LPEI,' ujarnya.
-
Di mana PDRI dibentuk? Mengutip situs esi.kemdikbud.go.id, pemerintah darurat ini berhasil berdiri pada 22 Desember 1948 di Halaban, sebuah daerah di Lima Puluh Kota.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
-
Mengapa Pertamina menerapkan PADMA di DPPU? Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling sehingga pelayanan kepada konsumen dapat dilaksanakan lebih tepat waktu, lebih akurat, efektif dan efisien, serta turut mendukung upaya stakeholder dalam menerapkan program Smart and Digital Airport di Indonesia' jelasnya.
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
Dia menceritakan, Petral dianggap sebagai salah satu sarang mafia minyak dan gas bumi (migas) semenjak tahun 2.000. Bahkan, pemerintah saat itu bersama dengan DPR telah membentuk panitia khusus (Pansus) untuk menyelidikinya pada 2009. Tetapi hasilnya nihil.
"Ternyata ketika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono hasilnya enggak jelas. Bikin pansus 2009 oleh DPR juga, tapi enggak ada hasilnya," katanya.
Belajar dari kasus-kasus tersebut, Marwan mengharapkan Presiden Joko Widodo menuntaskan kasus mafia di Petral ini. Sehingga bisa mewujudkan janji-janji yang pernah disampaikan pada masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) 2014. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus ini kembali ramai diperbincangkan setelah diadaptasi ke layar lebar. Satu DPO yang terakhir ditangkap ada nama Pegi Setiawan.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkapkan Wakil Ketua KPK Alexander Mawarta pada saat membahas mengenai sistem monitoring di KPK yang dianggap rawan baginya.
Baca SelengkapnyaAparat Polrestabes Semarang masih terus melakukan penyelidikan temuan mayat yang ditemukan dalam kondisi terbakar di Jalan Marina Raya, Tawangsari.
Baca Selengkapnya"Pak Nawawi Pomolango, Ketua Sementara mengatakan sehabis dilantik itu akan mengejar Harun Masiku. Ternyata hanya omong doang karena kemarin buktinya tak ada,"
Baca SelengkapnyaHabiburokhman menyentil Mahfud. Dia mengungkit kinerja Mahfud saat menjabat Menko Polhukam selama hampir lima tahun.
Baca SelengkapnyaMenurut Gerindra, Prabowo tidak memiliki kaitan dengan kasus pelanggaran HAM.
Baca Selengkapnya