Masih Ada Ketidakpastian Global, Ekonomi RI 2020 Diramal Masih Tumbuh 5 Persen
Merdeka.com - Mantan Menteri Perdagangan era SBY, Mari Elka Pangestu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tak berbeda jauh dengan di 2019 yakni di kisaran 5 persen. Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari pengaruh berbagai kondisi eksternal.
"Prediksi saya rasa masih sekitar 5 persen, mungkin masih sedikit di atas 5 persen. Karena faktor eksternal masih banyak ketidakpastian, kemudian dampak virus corona," kata dia di Jakarta, Rabu (5/2).
Di samping itu, dia melihat sepanjang tahun ini perang dagang antara AS dan China masih membayangi Indonesia. Sehingga, itu semua menyebabkan Indonesia tidak bisa mengejar target pertumbuhan di 6 persen.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
"Banyak hal tidak pasti dan investment masih menunggu. Dan kita memang melakukan structure reform Tapi dampaknya terasa tahun depan," kata dia.
Ekonom senior ini menambahkan, Indonesia bisa saja tumbuh di kisaran 6 persen jika current account deficit (CAD) naik. Menurutnya CAD naik, bukan menjadi momok menakutkan, melainkan mampu memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
"Jadi kita harus bisa melihat CAD bukan sebagai momok dalam arti waduh naik, waduh ini bencana. Karena sebetulnya dia (CAD) bukan bencana kalau itu memang dibiayai oleh, intinya CAD tinggi tidak masalah kalau ada FDI atau PMA yang masuk untuk biaya CAD itu. Bukan dana jangka pendek yang mudah keluar.
"Dan dana masuk ini pada akhirnya akan meningkatkan investasi ekspor dan jangka menengah akan meningkatkan pertumbuhan income dan dengan sendirinya akan kita harap saving dalam negeri naik sehingga saving terhadap GDP akan lebih biasa membiayai investasi yang diperlukan," sambungnya.
Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Capai 5,02 Persen
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 sebesar 5,02 persen. Pertumbuhan tahun lalu melambat dibandingkan periode 2018 sebesar 5,17 persen dan 2017 sebesar 5,07 persen.
"Mempertahankan lima persen dalam situasi sekarang tidak gampang. Saya pikir 5,02 persen yang menunjukkan pelemahan ini, sudah cukup baik," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (5/2).
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Kuartal IV-2019 mencapai 5,05 persen. Angka ini naik tipis dibandingkan kuartal III-2019 sebelumnya yakni hanya 5,02 persen.
"Besok Badan Pusat Statistik (BPS) akan menyampaikan pertumbuhan ekonomi kuartal IV. Dari angka yang kita dengar itu 5,05 persen," kata dia.
Sementara, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 masih berada di atas 5 persen. Mengingat, sepanjang kuartal I sampai III 2019 pertumbuhan ekonomi berada di level 5 persen. "Kalau tahun lalu (2019) masih di atas 5 persen lah," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi capai 5,1 persen tahun ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi tak mencapai target pemerintah karena dipengaruhi gejolak ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.
Baca SelengkapnyaTren perlambatan ini menjadi perhatian mengingat kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan, seperti ketidakpastian pasar dan perlambatan.
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini menegaskan, target itu sesuai dengan yang tertuang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaProyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya