Masih Banyak Tantangan, Investor Diminta Cermat dalam Membeli Saham
Merdeka.com - Pengamat Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengingatkan investor jangan optimis dahulu melihat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat ke level 5.000 pada pembukaan perdagangan hari ini. Sebab, masih banyak tantangan yang harus dihadapi.
"Jangan keburu optimis dulu, tantangan domestik masih cukup berat apalagi Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di 0 persen tahun ini," kata Bhima kepada Liputan6.com, Kamis (4/6).
Dia menjelaskan, meskipun faktor pertama penguat IHSG lebih berasal dari sentimen global. Seperti diketahui kerusuhan di Amerika Serikat akibat dari peristiwa rasialisme, dan ketegangan di Hongkong.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa dampak sentimen negatif pada saham? Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang. Mereka mungkin sesegera mungkin menjual sahamnya. Dengan pasokan saham berlebih, harga yang ditawarkan otomatis akan turun.
-
Kenapa inflasi penting untuk investor? 'Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,' ujar Kar Yong Ang.
-
Kenapa harga saham turun? Sebaliknya, jika kinerja kurang bagus juga bisa membuat harga saham jadi turun. Misalnya ketika mengalami penurunan pendapatan, perusahaan terkena isu negatif, hingga jika terlibat kasus hukum. Sentimen Pasar yang Positif Sentimen pasar maksudnya adalah persepsi investor terhadap kondisi pasar. Jika ada banyak orang yang melihat prospek perusahaan secara positif, hal tersebut bisa mendorong permintaan saham semakin meningkat dan harganya juga ikut naik. Berbeda jika sentimen pasar mulai berubah ke arah negatif. Misalnya saat perusahaan terkena kasus yang membuat kepercayaan investor hilang.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko saham? Riset dengan Baik Biar Nggak Terjebak Perlu dipahami kalau nggak ada saham yang performanya selalu baik sepanjang waktu. Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Mengapa target harga saham BBRI tinggi? Dalam konsensus tersebut target harga untuk saham BBRI untuk 12 bulan depan masih tinggi di angka Rp6.653.
"Sehingga menyebabkan hubungan AS dan China makin renggang membuat investor melepas aset berdenominasi dolar, dan memilih negara berkembang sebagai alternatif tujuan investasi. Ini kebetulan saja dana asing mulai masuk. Tapi sifatnya temporer," ungkapnya.
Sementara untuk sentimen domestik sendiri masih butuh waktu untuk full recovery. Apalagi dilihat dari perkembangan kebijakan kenormalan baru masih prematur, disertai penanganan covid-19 yang belum optimal, serta inflasi yang rendah jadi pemberat IHSG untuk kembali ke level 5.500.
Dengan demikian, dia menilai ke depannya IHSG masih belum bisa diprediksi akan menguat terus di level 5.000 atau melonjak, melainkan bersifat fluktuatif. Oleh karena itu, dia menyarankan kepada investor untuk cermat terhadap saham yang berpotensi naik dalam masa new normal, agar investor tidak salah langkah dan yakin dengan investasinya.
"Cermati sektor sektor yang berpotensi gain dalam new normal misalnya sektor informasi komunikasi dan makanan minuman. Cermati juga kebijakan tiap emiten dalam menyikapi pandemi, termasuk kinerja cashflow," pungkasnya.
IHSG Menghijau
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso melaporkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Mei 2020 sudah mulai bergerak stabil cenderung menguat di level 4.605-4.847,5. Bahkan, hari ini sudah mencapai 4.996, hingga menembus 5.000.
Dengan menghijaunya IHSG, dia berharap ini menjadi pemulihan terhadap pasar saham dan bisa berjalan normal. Dia mencatat, investor asing juga membukukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp8 triliun sepanjang Mei kemarin.
"Bulan Mei sudah ada net buying sebesar Rp8 triliun. Di pasar SBN juga ada net buying sebesar Rp7,07 triliun, itu per Mei kemarin," kata Wimboh dalam sesi teleconference, Kamis (4/6).
Berdasarkan data tersebut, dia menilai situasi pasar modal saat ini sudah mulai kondusif setelah sebelumnya sempat tertekan dalam. Itu terlihat dari pergerakan IHSG yang drop hingga ke level 4.500.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RTI, pada Senin, 5 Agustus 2024 pukul 14.18 WIB, IHSG merosot 4,18 persen ke posisi 7.002.
Baca SelengkapnyaIHSG sempat menyentuh 7300-an mendekati penutupan perdagangan akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPada perdagangan perdana di 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau. IHSG naik 0,41 persen ke posisi 7.109,25.
Baca SelengkapnyaIHSG pada Selasa (16/4) pagi dibuka melemah 156,25 poin atau 2,14 persen ke posisi 7.130,62.
Baca SelengkapnyaSecara historikal, di bulan Ramadan volume transaksi IHSG cenderung menurun sekitar 20-40 persen dari biasanya.
Baca SelengkapnyaSebelum membeli saham, sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu agar tidak rugi.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga AS umumnya digunakan untuk merangsang ekonomi ketika ada ancaman resesi.
Baca SelengkapnyaSaat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaTerpantau pada pukul 12.00 WIB mengalami penurunan yang menyentuh angka -1,26 persen atau -86,203 point ke posisi 6.762,964.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani meminta para investor untuk tidak gampang tergiur penawaran investasi dengan keuntungan yang terlampau tinggi dan berwajah malaikat.
Baca SelengkapnyaDi tahun politik investasi saham tetap memberikan potensi keuntungan.
Baca Selengkapnya