Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masih Impor, Indonesia Harus Antisipasi Sektor Energi saat Resesi

Masih Impor, Indonesia Harus Antisipasi Sektor Energi saat Resesi Kepala BPS Margo Yuwono. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan berdasarkan tren belakangan ini, sisi pangan Indonesia masih berada di posisi cukup aman di tengah ancaman resesi ekonomi. Karena banyak produksi pangan yang diambil dari produksi dalam negeri.

"Beda dengan negara lain yang ketergantungannya sangat tinggi dengan negara lain. Jadi kalau khusus pangan sebetulnya kita cukup. Dilihat dari tren sekarang selama 2022 tidak ada kasus mengenai pangan. Artinya produksi kita untuk memenuhi konsumsi itu bagus. Jadi untuk pangan kita terkendali," kata dia saat ditemui di hotel The Westin Jakarta, Senin (10/10).

Meski dari sisi pangan masih aman, namun Indonesia tetap terancam dari sisi energi karena Indonesia masih impor. Sedangkan, perang di Ukraina menyebabkan negara penghasil minyak mengetatkan produksinya.

Jika harga komoditas energi makin mahal, maka subsidi yang diberikan pemerintah untuk menekan harga jual energi di dalam negeri tetap terjangkau masyarakat, akan semakin besar. Akibatnya, beban fiskal yang ditanggung pemerintah akan lebih besar dan akan berpengaruh pada perekonomian RI.

"Itu yang harus kita hati-hati. Jadi persoalan energi. Kalah pangan cukup kecuali beberapa komoditas yang ancaman kita itu impor tinggi misal gandum, kedelai, itu berpengruh kalau supply terganggu," paparnya.

BPS mencatat inflasi September sebesar 1,17 persen, sementara secara tahunan (yoy) sebesar 5,95 persen atau tertinggi sejak 2014. Margo mengatakan tingginya inflasi masih akan terjadi beberapa bulan kedepan imbas kenaikan harga BBM Subsidi.

Dia juga mengatakan jika inflasi terus menujukkan angka yang tinggi, maka akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Dengan begitu, akan mengganggu tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kalau inflasi terus tinggi itu akan ganggu daya beli masyarakat. Kalau daya beli masyarakat terganggu otomatis konsumsinatau permintaan barang dan jasa itu juga akan berkurang. Kalau permintaan barang dan jasa berkurang karena harga-harga naik dan menganggu pertumbuhan ekonomi kita," kata Margo menerangkan.

"Jadi yang dikhawatirkan begitu. Inflasi tinggi. Sementara pendapatan masyarakat tidak naikan setajam kenaikan inflasi. Pasti daya beli terganggu. Nah kalau daya beli terganggu otomatis permintaan barang jasa akan berkurang nah kalau berkurang permintaannya pasti pertumbuhan ekonomi akan melambat. Ini di takutkan banyak negara," imbuhnya.

Reporter: Arief Rahman H.

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi
Said Abdullah Berharap Prabowo Bisa Bawa Indonesia Mandiri Pangan & Energi

Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.

Baca Selengkapnya
16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan
16 Persen Penduduk Indonesia Rentan Alami Kelaparan

Daud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.

Baca Selengkapnya
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri
Krisis Pangan Akibat Pupuk Langka, 22 Negara Ogah Jual Beras ke Luar Negeri

Banyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,

Baca Selengkapnya
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu
Ternyata Indonesia Paling Banyak Impor Terigu, Gula, Kedelai, hingga Susu

Diharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.

Baca Selengkapnya
Megawati Minta Pemerintah Waspada Krisis Pangan: Negara yang Impor Beras Ketar-Ketir
Megawati Minta Pemerintah Waspada Krisis Pangan: Negara yang Impor Beras Ketar-Ketir

Megawati mengingatkan pemerintah mengenai ancaman krisis pangan ke depan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Ini yang Bikin Pertumbuhan Indonesia Masih Bergerak Positif Meski Ekonomi Global Lesu
Ternyata Ini yang Bikin Pertumbuhan Indonesia Masih Bergerak Positif Meski Ekonomi Global Lesu

Sri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.

Baca Selengkapnya
Anindya Bakrie: Dunia Usaha Tetap Percaya Pemerintah Meski Ekonomi RI Deflasi 5 Kali berturut-turut
Anindya Bakrie: Dunia Usaha Tetap Percaya Pemerintah Meski Ekonomi RI Deflasi 5 Kali berturut-turut

Anindya meyakini bahwa pemerintah bisa menghadapi kondisi ekonomi saat ini yang mengalami deflasi.

Baca Selengkapnya
Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras
Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman, Tak Ada Tambahan Kouta Impor Beras

BPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).

Baca Selengkapnya
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan
Kondisi Pangan Global Makin Mengkhawatirkan, Sepertiga Populasi Dunia Tidur dalam Kelaparan

Apakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?

Baca Selengkapnya
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama
Hadapi Tantangan Global, Mendag Zulkifli Hasan: Kuncinya adalah Kerja Sama

Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.

Baca Selengkapnya
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun

Impor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.

Baca Selengkapnya
Mahfud Tanya soal Janji Jokowi Tak Impor Pangan, Gibran: Sepertinya Prof Mahfud Agak Ngambek
Mahfud Tanya soal Janji Jokowi Tak Impor Pangan, Gibran: Sepertinya Prof Mahfud Agak Ngambek

Gibran menduga Mahfud agak ngambek atau kesal dengan pertanyaan Gibran sebelumnya yang Mahfud tidak bisa jawab.

Baca Selengkapnya