Masih Impor, Indonesia Harus Antisipasi Sektor Energi saat Resesi
Merdeka.com - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan berdasarkan tren belakangan ini, sisi pangan Indonesia masih berada di posisi cukup aman di tengah ancaman resesi ekonomi. Karena banyak produksi pangan yang diambil dari produksi dalam negeri.
"Beda dengan negara lain yang ketergantungannya sangat tinggi dengan negara lain. Jadi kalau khusus pangan sebetulnya kita cukup. Dilihat dari tren sekarang selama 2022 tidak ada kasus mengenai pangan. Artinya produksi kita untuk memenuhi konsumsi itu bagus. Jadi untuk pangan kita terkendali," kata dia saat ditemui di hotel The Westin Jakarta, Senin (10/10).
Meski dari sisi pangan masih aman, namun Indonesia tetap terancam dari sisi energi karena Indonesia masih impor. Sedangkan, perang di Ukraina menyebabkan negara penghasil minyak mengetatkan produksinya.
-
Siapa yang menegaskan produksi beras di tahun 2023 aman? Komisi IV DPR RI dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) kompak menegaskan produksi dan ketersediaan beras di tahun 2023 ini aman yakni mampu mencukupi kebutuhan nasional.
-
Kenapa Kementan yakin produksi beras tahun 2023 aman? 'Jadi saya sangat yakin dengan angka produksi ini bahkan kita tidak perlu impor. Kenapa? Karena angka konsumsi beras kita hanya 25,45 juta ton yang artinya kita masih punya surplus 2,43 juta ton,' sambungnya.
-
Mengapa keamanan pangan penting di Bontang? Tema ini diambil dengan alasan sebagian besar UMKM Kota Bontang memproduksi makanan, sehingga penilaian terhadap keamanan pangan dari produk yang dihasilkan menjadi sangat penting dalam poin penilaian kualitas produk.
-
Dimana harga sembako masih tinggi? Harga sejumlah bahan pokok masih terpantau tinggi di beberapa daerah. Di Pasar Induk Rau, Serang, kondisi tersebut masih terjadi hingga Kamis (13/7) siang.
-
Bagaimana cara Dinas Pertanian di Banyumas memastikan ketersediaan pangan? Ia optimistis ketersediaan pangan di Banyumas masih mencukupi kebutuhan karena produksi padi di kabupaten pada tahun 2022 mencapai 374 ribu ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 240 ribu ton beras atau masih surplus sekitar 40 ribu ton beras.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
Jika harga komoditas energi makin mahal, maka subsidi yang diberikan pemerintah untuk menekan harga jual energi di dalam negeri tetap terjangkau masyarakat, akan semakin besar. Akibatnya, beban fiskal yang ditanggung pemerintah akan lebih besar dan akan berpengaruh pada perekonomian RI.
"Itu yang harus kita hati-hati. Jadi persoalan energi. Kalah pangan cukup kecuali beberapa komoditas yang ancaman kita itu impor tinggi misal gandum, kedelai, itu berpengruh kalau supply terganggu," paparnya.
BPS mencatat inflasi September sebesar 1,17 persen, sementara secara tahunan (yoy) sebesar 5,95 persen atau tertinggi sejak 2014. Margo mengatakan tingginya inflasi masih akan terjadi beberapa bulan kedepan imbas kenaikan harga BBM Subsidi.
Dia juga mengatakan jika inflasi terus menujukkan angka yang tinggi, maka akan berpengaruh pada daya beli masyarakat. Dengan begitu, akan mengganggu tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kalau inflasi terus tinggi itu akan ganggu daya beli masyarakat. Kalau daya beli masyarakat terganggu otomatis konsumsinatau permintaan barang dan jasa itu juga akan berkurang. Kalau permintaan barang dan jasa berkurang karena harga-harga naik dan menganggu pertumbuhan ekonomi kita," kata Margo menerangkan.
"Jadi yang dikhawatirkan begitu. Inflasi tinggi. Sementara pendapatan masyarakat tidak naikan setajam kenaikan inflasi. Pasti daya beli terganggu. Nah kalau daya beli terganggu otomatis permintaan barang jasa akan berkurang nah kalau berkurang permintaannya pasti pertumbuhan ekonomi akan melambat. Ini di takutkan banyak negara," imbuhnya.
Reporter: Arief Rahman H.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Said mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaDaud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaBanyak negara kini memilih berjaga untuk kepentingan dalam negeri dengan cara menutup keran ekspor pangannya,
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaMegawati mengingatkan pemerintah mengenai ancaman krisis pangan ke depan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca SelengkapnyaAnindya meyakini bahwa pemerintah bisa menghadapi kondisi ekonomi saat ini yang mengalami deflasi.
Baca SelengkapnyaBPN menugaskan Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 2 juta ton untuk beras cadangan pemerintah (CBP).
Baca SelengkapnyaApakah Indonesia termasuk yang dilanda kerawanan pangan?
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia tetap melanjutkan tren pemulihan.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaGibran menduga Mahfud agak ngambek atau kesal dengan pertanyaan Gibran sebelumnya yang Mahfud tidak bisa jawab.
Baca Selengkapnya