Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Maskapai asing minta waktu gabungkan airport tax dengan tiket

Maskapai asing minta waktu gabungkan airport tax dengan tiket KLM Airlines. ©blogspot.com

Merdeka.com - Menteri Perhubungan Ignatius Jonan menggelar pertemuan dengan sejumlah pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Pengusaha berkesempatan memaparkan situasi dan kondisi yang dialami selama ini.

Salah satunya dari Asosiasi penerbangan asing yang diwakili oleh Sekjen Board of Airlines Representative Indonesia (BAR Indonesia) Susie Charma.

Susie mengungkapkan, maskapai asing meminta tenggat waktu untuk penggabungan passenger service charge (PSC) atau dikenal airport tax ke dalam harga tiket. Jika mengacu pada instruksi Menteri Jonan, penggabungan ini harus dilakukan terhitung mulai 1 Januari 2015.

"Kami maskapai asing perlu 3 bulan. Perlu waktu masuk ke sistem dan sosialisasi. Kami minta supaya timeline diperpanjang," ujar Susie di Menara Kadin, Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (14/11).

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diharapkan mendorong PT Angkasa Pura (AP) I dan II untuk mengintegrasikan harga tiket pesawat ke dalam sistem yang ada di International Air Transport (IATA).

"Ini agar tidak ada penarikan ganda. Karena kan sistem airport tax di Indonesia dan internasional belum terkoneksi," tutur Susie.

Seperti diketahui sebelumnya, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menginstruksikan mulai per 1 Januari 2015 seluruh maskapai penerbangan nasional harus memulai menerapkan penggabungan passenger service charge (PSC) atau dikenal airport tax ke dalam harga tiket.

"Paling lambat 1 Januari mendatang," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/11).

Aturan ini, menurutnya, bersifat mutlak di mana semua maskapai harus mematuhinya. "Mau tidak mau harus mau," tegasnya.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan pihaknya pasti mengikuti aturan untuk memudahkan layanan penumpang.

"Kan waktu itu gini kita ingin bahwa semua sistemnya ini disinergikan, mau tidak mau setelah 2 tahun perjanjian apa kita hentikan. Alhamdulillah jalan lagi. Pada dasarnya kita ingin demikian karena memudahkan penumpang. Hanya saja harus sistemnya sudah sinkron. Sekarang ini banyak sistem yang tidak sinkron jadi kita harus bayar ke AP II, ke penumpang," ujarnya.

Presiden Direktur AirAsia Sunu Widyatmoko juga sependapat dengan aturan baru ini. Bahkan, kata dia, pihaknya sudah menerapkan sistem ini pada AirAsia Malaysia. Hanya saja di Indonesia terkendala masalah teknis.

"Sebulan cukup asal semua bareng, semua konsisten. Kita AirAsia Malaysia sudah menerapkan kayak gitu. Yang penting AP siap juga. Cuma ada masalah teknis. AP itu maunya penarikannya harian. Padahal ada persoalan teknis IT dan perbankan yang tidak bisa selesai dalam waktu sehari," ungkapnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Muncul Ide Integrasi Bandara Nasional, Apa Manfaatnya?
Muncul Ide Integrasi Bandara Nasional, Apa Manfaatnya?

Langkah ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga arah bisnis kedirgantaraan pelat merah lebih fokus, terarah, dan terukur.

Baca Selengkapnya
INACA Bongkar Biang Kerok yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal
INACA Bongkar Biang Kerok yang Buat Harga Tiket Pesawat Mahal

Sederet komponen biaya yang membuat harga tiket pesawat mahal.

Baca Selengkapnya
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports
Erick Thohir Resmi Gabungkan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II Jadi InJourney Airports

Erick menyebut hal ini bentuk adaptif BUMN dalam menghadapi perubahan zaman.

Baca Selengkapnya
Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas, Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal?
Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas, Harga Tiket Pesawat Bakal Lebih Mahal?

Sigit menyampaikan bahwa kajian itu masih dilakukan seiring dengan usulan dari maskapai penerbangan melalui Indonesia National Air Carrier Association (INACA).

Baca Selengkapnya
Garuda Indonesia Bakal Gabung Holding BUMN InJourney, Kapan Waktu Tepatnya?
Garuda Indonesia Bakal Gabung Holding BUMN InJourney, Kapan Waktu Tepatnya?

Garuda Indonesia akan menerima sejumlah benefit jika bergabung dengan InJourney. Khususnya dalam melakukan efisiensi kinerja perseroan.

Baca Selengkapnya
Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia
Resmi Merger, Erick Thohir Sulap Pengelola Bandara AP I dan AP II Jadi PT Angkasa Pura Indonesia

Setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Beri Sinyal Swasta Boleh Jual Avtur Agar Harga Tiket Pesawat Jadi Murah
Pemerintah Beri Sinyal Swasta Boleh Jual Avtur Agar Harga Tiket Pesawat Jadi Murah

Kebijakan ini dirancang sebagai upaya untuk menurunkan harga tiket pesawat.

Baca Selengkapnya
Turunkan Harga Avtur Jadi Cara Ampuh Buat Tiket Pesawat Lebih Murah
Turunkan Harga Avtur Jadi Cara Ampuh Buat Tiket Pesawat Lebih Murah

Penurunan harga avtur disinyalir mampu berpengaruh juga pada penurunan harga tiket pesawat.

Baca Selengkapnya
Penetapan 17 Bandara Internasional, Angkasa Pura II Dukung Penataan Bandara oleh Kemenhub
Penetapan 17 Bandara Internasional, Angkasa Pura II Dukung Penataan Bandara oleh Kemenhub

Penetapan Bandar Udara Internasional dapat memperkuat sektor penerbangan nasional.

Baca Selengkapnya
Rencana Pemerintah Pungut Iuran Tiket Pesawat Tuai Polemik, Begini Penjelasan Anak Buah Luhut
Rencana Pemerintah Pungut Iuran Tiket Pesawat Tuai Polemik, Begini Penjelasan Anak Buah Luhut

Terkait rencana pengenaan iuran melalui tiket pesawat, saat ini masih dalam tahap kajian awal.

Baca Selengkapnya
Harga Tiket Pesawat Dijanjikan Turun Mulai Oktober 2024, Ternyata Begini Langkah yang Diambil Pemerintah
Harga Tiket Pesawat Dijanjikan Turun Mulai Oktober 2024, Ternyata Begini Langkah yang Diambil Pemerintah

Faktor tingginya harga tiket pesawat domestik yaitu pajak, bea dan avtur.

Baca Selengkapnya
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan
Lion Air Kuasai 70 Persen Lalu Lintas Udara, Menhub Tak Ingin Ada Monopoli Penerbangan

Lion Air Group saat ini menguasai hampir 70 persen dari market share pesawat domestik dengan total 367 pesawat.

Baca Selengkapnya