Masker Buatan Pengusaha Kecil Batang Terjual Hingga Malaysia, ini Rahasianya
Merdeka.com - Kerajinan masker yang diproduksi oleh perajin Tri Amalia Lestari, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah mampu menembus pasar Malaysia. Tri Amalia mampu meraup omzet mencapai Rp3 juta per bulan.
Tri Amalia Lestari mengatakan bahwa inisiatif pembuatan masker itu bermula dari sekadar menyalurkan hobi kerajinan tangan dan melihat peluang kebutuhan masyarakat menggunakan masker seiring pandemi Covid-19.
"Berawal dari situ (melihat peluang usaha) saya mencoba membuat masker kelas premium dengan ditambah pernak-pernik agar diminati pembeli," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (28/10).
-
Siapa pemilik UMKM yang menjual batik tulis? Esti, pemilik Griya Kain Solo, UMKM binaan Pertamina asal Solo yang memproduksi batik tulis mengaku senang bisa diajak Pertamina mengikuti pameran.
-
Siapa yang membantu UMKM batik tulis Kebon Indah? Berkat bantuan dari BRI, para perempuan ini bisa tetap bersemangat nguri-uri kebudayaan batik tulis yang merupakan warisan nenek moyang.
-
Apa yang unik dari produk rajutan Dwi Lim Craft? Salah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
-
Dimana produk UMKM Trenggalek dipamerkan? Selain bekerja sama dengan Sarinah Swalayan, kini Pemkab Trenggalek membuat Galery Gemilang, sebuah tempat yang cukup representatif untuk menampilkan maupun memamerkan produk unggulan yang dimiliki Kota Keripik Tempe ini, baik itu produk olahan makanan, kerajinan, batik maupun produk unggulan lainnya.
-
Siapa yang tertarik dengan kerajinan? Produk dari karung goni ini pun menarik perhatian kalangan muda.
-
Apa ciri khas usaha kerajinan kayu mereka? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
Selain itu, kata dia, kerajinan tangan berupa masker yang dibuat dirinya dipasarkan melalui media sosial (medsos).
Dia mengatakan dirinya sengaja menambah pernak-pernik di atas bordiran kain tiga lapis dari bahan katun toyobo dan brukat tanpa harus mengurangi fungsi utama untuk mencegah penularan Covid-19.
"Kami sengaja memproduksi masker dengan berbagai macam varian agar diminati konsumen tanpa menghilangkan fungsi utamanya untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
Menurut dia, kreatifitas membuat masker dengan ditambah pernak-pernik seperti pin, renda, payet, dan pita yang disulam di atas bordiran kain motif bunga ini ternyata banyak diminati konsumen lokal hingga mancanegara.
"Untuk ekspor awalnya juga dari teman yang melihat postingan kemudian suka dan minat, itu orang Malaysia. Kemudian, dia minta contoh, dari situ permintaan masker terus bertambah bahkan hingga beberapa wilayah kota Malaysia seperti Sabah, Kualumpur, dan Kucing," katanya.
Masker Dijual Seharga Puluhan Hingga Ratusan Ribu Rupiah
Warga asal Kecamatan Wonotunggal ini mengatakan bahwa harga produk masker dibandrol Rp30.000 hingga seratusan ribu, tergantung jenis variasinya.
"Ada sekitar 30 varian masker, namun yang paling diminati konsumen adalah masker hijab, masker pengantin, dan masker merah putih," katanya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan untuk menyelamatkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19, pemkab telah memberikan stimulus ekonomi mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.
"Untuk tingkat RT pun kita berikan bantuan Rp2,5 juta, yang Rp500.000 itu untuk penanganan Covid-19," katanya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usaha ini sudah dimulai sejak masa Pandemi Covid-19 dengan modal yang minim.
Baca SelengkapnyaSalah satu keunikan dari produk rajutannya adalah turut mengangkat kebudayaan Banten dengan membuat karakter hewan badak.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaTidak ada yang tahu bahwa hobi saat masa kecil bisa membawa berkah di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaBermula dari keisengannya menjual aksesori handmade, ibu rumah tangga di Kota Serang ini raup cuan ratusan juta rupiah
Baca SelengkapnyaSeseorang yang awalnya hanya dianggap sebagai gadis kampung kini hidup serba mewah dan mampu membeli berbagai barang impiannya.
Baca SelengkapnyaIa memilih berbisnis dari rumah agar bisa membersamai tumbuh kembang anak-anaknya
Baca SelengkapnyaWinarsih mengatakan, dampak Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya mengembalikan daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaDari ide kreatifnya ini, Ia berhasil meraup omzet hingga Rp15 juta.
Baca SelengkapnyaSelain memproduksi, Dendi juga memiliki misi lain yakni ingin membantu perekonomian warga di sekitar tempat tinggalnya.
Baca SelengkapnyaArmida terdorong untuk mempromosikan padu padan kain nusantara pada desain pakaian kekinian untuk anak dan bayi dengan merk Littlekaaya.
Baca SelengkapnyaBermula dari hobi, pemudi asal Indramayu ini ciptakan kain simpul yang bernilai ekonomi tinggi
Baca Selengkapnya