Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Masyarakat Keberatan Jika Masuk Mal Pakai Hasil Antigen Negatif

Masyarakat Keberatan Jika Masuk Mal Pakai Hasil Antigen Negatif Tips Aman Belanja di Mall Selama New Normal, Virus Jauh-Jauh Deh!. ©Shutterstock

Merdeka.com - Pemerintah memutuskan mulai membuka secara bertahap mal dan pusat perbelanjaan di wilayah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 di Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya.

Pelonggaran kebijakan tersebut disambut antusias masyarakat. Salah satu warga Bandung, Fitri mengaku tak keberatan dengan aturan masuk mal yang wajib menunjukkan kartu vaksin.

"Karena aku sudah divaksin aku jadi tidak terlalu takut, lagi pula akses aku kan lebih mudah," kata Fitri saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Rabu (11/8).

Namun, jika masuk mal wajib menunjukkan surat hasil tes antigen atau PCR, Fitri mengaku keberatan. Sebab, biaya untuk sekali tes cukup tinggi.

"Kalau aku di posisi yang harus milih ke mal pakai swab dulu, mending tidak usah berangkat sih," kata dia.

Bagi Fitri, dia lebih memilih menunggu sampai aturan kembali normal. Minimal hanya menggunakan syarat sudah divaksin untuk bisa masuk mal.

"Aku tidak akan nge-mal sampai aturan normal lagi, alternatifnya mending belanja online saja," kata dia.

Di sisi lain, kata Fitri aturan tersebut memang bagus demi mencegah terjadinya penularan virus. Sebab, dia menilai dibukanya mall akan membuat orang-orang yang sudah bosan di rumah untuk pergi ke sana.

"Sebenernya itu pencegahan yang bagus karena orang-orang sudah pasti jenuh dan pengen main ke mall untuk sekedar melepas penat sehingga kemungkinan pengunjung mall akan membludak," kata dia.

Hanya saja, untuk pergi ke mal, rasanya cukup dengan syarat menunjukkan kartu vaksin dan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. "Aku rasa pakai kartu vaksin sudah cukup dan ada cek poin pas masuk, yang penting protokol kesehatannya," kata dia.

Sebelum pandemi, Fitri memang sering menghabiskan waktu di mal. Dia bisa seharian berada di mal untuk nonton di bioskop, makan hingga berbelanja.

Tetapi, sejak pandemi, dia hanya menghabiskan waktu paling lama 2 jam. Itu pun hanya untuk makan atau berbelanja.

Beratkan Masyarakat, Syarat Antigen Masuk Mal Ditolak

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti kebijakan pemerintah menjadikan PCR dan Antigen sebagai salah satu syarat untuk masuk ke pusat perbelanjaan atau mal. Kebijakan itu dinilai justru malah akan memberatkan masyarakat.

Koordinator Hukum dan Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sularsih mengatakan, masyarakat ingin ke mal harus diberatkan dengan biaya tes antigen. Sementara, hasil tes dari antigen sendiri dinilai meragukan hasilnya.

"Terkait dengan antigen dan PCR ini kan melihat bahwa itu memang sangat memberatkan konsumen. Bisa tidak menjamin bahwa PCR dan antigen waktunya kapan dilakukan? Berlaku berapa lama? Itu tidak menjamin dan ada biaya," kata Sularsih saat dihubungi merdeka.com, Rabu (11/9).

Dia mengatakan, masyarakat Indonesia saat ini sudah lelah dengan keadaan pandemi Covid-19. Belum lagi secara ekonomi. Ada satu sisi di mana masyarakat perlu makan. Sekalipun ada tabungan, hanya bisa bertahan beberapa bulan ke depan saja.

"Kalau untuk mal, kalau PCR antigen kayaknya kurang. Tetapi kembali lagi kepada kesadaran masyarakatnya. Dasarnya itu adalah kesadaran dari masyarakatnya," jelasnya.

Di sisi lain, YLKI sendiri tidak keberatan jika persyaratan masuk ke mal harus sudah divaksin. Sebab, upaya vaksinasi ini menjadi bagian pemerintah untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat. Di mana sebanyak 70 persen dari total penduduk Indonesia harus disuntik vaksin Covid-19.

"Kalau untuk vaksin itu adalah bagaimana cara menekan kepada masyarakat untuk menekan vaksin ini untuk dirinya sendiri. Kayak kita pakai helm. Cuma kalau pakai helm ugal-ugalan juga akan jatuh. (Jadi) kita sangat mendukung sekali," jelasnya.

Namun dirinya juga mengingatkan kemudahan akses vaksin di daerah juga perlu menjadi perhatian. Sebab, berdasarkan pengamatannya masih banyak masyarakat daerah sulit mendapatkan akses vaksin.

"Peraturan ke mal harus pakai vaksin tapi di daerah belum bisa. Untuk cari vaksin saja masih sulit. Untuk mendapatkan itu. Itu yang harus dipikirkan," tandasnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Curhat Pengusaha Tak Khawatir Mal Sepi Meski Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota
Curhat Pengusaha Tak Khawatir Mal Sepi Meski Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta memiliki wisata budaya hingga belanja yang siap memanjakan pengunjung.

Baca Selengkapnya
Wanita Ini Kunjungi Minimarket di IKN Tapi Wajib Lepas Alas Kaki, Ini Alasan di Baliknya
Wanita Ini Kunjungi Minimarket di IKN Tapi Wajib Lepas Alas Kaki, Ini Alasan di Baliknya

Berbeda dari minimarket biasanya, wanita ini harus melepas alas kaki saat berkunjung ke minimarket di IKN.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Penumpang MRT Bebas Masker
Akhirnya Penumpang MRT Bebas Masker

Pengguna Mass Rapid Transit (MRT) kini dibebaskan untuk tidak menggunakan masker.

Baca Selengkapnya
Pemprov DKI Tutup Pabrik Mortar di Kembangan, Ini Alasannya
Pemprov DKI Tutup Pabrik Mortar di Kembangan, Ini Alasannya

Pengelola tempat kegiatan usaha dinilai melanggar Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 2 Tahun 2005.

Baca Selengkapnya
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'
Penumpang KRL Akhirnya Bisa 'Bernapas'

Pemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker

Baca Selengkapnya
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung
Cerita Pedagang di Pasaraya Blok M Bertahan di Tengah Sepinya Pengunjung

Gunawan telah bekerja sebagai penjual di Blok M sejak tahun 2015, awalnya di lantai atas sebelum lantai itu ditutup.

Baca Selengkapnya
Sebagian PNS Mulai WFH Hari Ini, Jakarta Masih Masuk 10 Besar Kota Terpolusi
Sebagian PNS Mulai WFH Hari Ini, Jakarta Masih Masuk 10 Besar Kota Terpolusi

Jakarta masih masuk kategori kota dengan tingkat polisi udara buruk pada Senin (21/8) pagi ini.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi
FOTO: Dulu Jadi Pusat Belanja Teramai dan Terbesar, Kini Kawasan Blok M dari Mal hingga Terminal Sepi Akibat Terdampak Digitalisasi

Kawasan yang dulu ramai dan menjadi tempat favorit warga DKI Jakarta untuk belanja kini terlihat sepi.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya