Masyarakat lebih pilih jalan-jalan daripada belanja kebutuhan rumah
Merdeka.com - Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Sri Sulistyowati mengatakan, telah terjadi perubahan konsumsi masyarakat dari sebelumnya belanja barang biasa menjadi belanja menyenangkan.
"Salah satunya bersenang-senang, jajan, nginep di hotel, Pariwisata, itu kami sepakat yang namanya 'leisure' adalah itu. Ada juga termasuk pembelian ponsel dan hardware, namun nanti akan kami lihat," ujar Sri di Hotel Borobudur Jakarta, Senin (14/8).
Dia mengatakan, data dari BPS juga menunjukkan keadaan seperti itu. Sehingga wajar jika banyak yang menyebut terjadi penurunan daya beli dari sisi konsumsi belanja barang.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Siapa yang dipengaruhi oleh perubahan konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Kenapa daya beli petani Sulut semakin baik? Ia menjelaskan, perubahan NTP dikarenakan kenaikan nilai Indeks Harga yang diterima Petani (It) lebih tinggi dari pada kenaikan niIai Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib). Indeks Harga yang diterima petani naik 1,74 persen. Sementara Indeks Harga yang dibayar petani naik hanya 0,98 persen.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan? Hal ini berdampak langsung pada lonjakan pesanan, dimana banyak penjual mencatatkan peningkatan penjualan yang signifikan berkat visibilitas yang lebih tinggi akan produk brand lokal dan UMKM di sepanjang kampanye.
"Memang terjadi shiftting karena masyarakat yang ada itu meningkat pertumbuhannya lebih tinggi sisi yang kita sebutkan tadi, kalau kita kembali ke konsumsi rumah tangga itu yang namanya rekreasi, restoran, dan hotel itu lebih tinggi daripada triwulan sebelumnya," jelasnya.
Akan tetapi, tambah dia, daya beli tidak lah menurun. Masyarakat lebih banyak menghabiskan uangnya untuk kegiatan yang menyenangkan. "Orang Indonesia tidak perlu sering-sering ganti mobil, tapi mungkin jalan-jalan pariwisata, restoran dan hotel ini mengalami peningkatan yang luar biasa," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku usaha diharapkan beradaptasi dengan perubahan pola konsumsi masyarakat.
Baca SelengkapnyaAda perbedaan signifikan pada kelompok kelas menengah yang berbelanja menjadi lebih sedikit.
Baca SelengkapnyaRiset itu menunjukkan bahwa belanja offline tetap menjadi pilihan yang melengkapi pengalaman belanja konsumen dan bahkan terus bertumbuh setelah pandemi.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaAda perilaku yang teramati konsumen belanja online terutama saat ada mega sale. Berikut adalah pola perilaku konsumen.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh BPS, jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah mencakup 66,35 persen dari total penduduk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMasih banyak masyarakat yang lebih senang belanja offline dibanding belanja online.
Baca SelengkapnyaJelang liburan panjang, atraksi wisata yang paling diminati masyarakat meliputi landmarks, museum, teater, dan masih banyak lainnya.
Baca SelengkapnyaMomen itu langsung menarik perhatian publik karena banyak barang-barang bekas yang masih bagus namun sudah dibuang oleh pemiliknya.
Baca SelengkapnyaTidak ada pusat perbelanjaan di negara manapun semodis di Indonesia. Terutama wilayah DKI Jakarta.
Baca Selengkapnya