Mata investor global tertuju pada Jokowi dan Prabowo
Merdeka.com - Investor global mendukung presiden yang memiliki popularitas tinggi di mata rakyat Indonesia. Atas dasar itu, fokus pandangan mereka hanya tertuju pada dua figur capres, Joko Widodo alias Jokowi dan Prabowo Subianto.
Di luar keduanya, sejumlah nama seperti Hatta Rajasa, Aburizal Bakrie, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dianggap berpeluang kecil menjadi presiden RI.
Kesimpulan ini didapat oleh Kepala Ekonom Bank Standard Chartered Indonesia Fauzi Ichsan setelah menggelar pertemuan dengan 20 lembaga investasi global di Singapura bulan lalu.
-
Siapa yang usulkan Jokowi jadi pemimpin? Usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak.
-
Siapa yang menilai Jokowi layak jadi Wantimpres? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menilai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) layak untuk menjadi bagian dari Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Siapa Ajudan Presiden Jokowi? Kapten Infanteri Mat Sony Misturi saat ini tengah menjabat sebagai ajudan Presiden Joko Widodo.
-
Siapa yang mengusulkan Jokowi undang capres? Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi atau Habib Aboe mengusulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang bakal capres Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto untuk makan siang di Istana Kepresidenan.
-
Siapa presiden RI pertama? Merupakan presiden pertama RI yang sering disebut sebagai bapak proklamator.
"Mereka beramsusi Jokowi jadi presiden. Namun, kalau bukan Jokowi yang menjadi presiden, alternatifnya Prabowo. Figur yang dipandang investor cuma dua, kalau tidak Jokowi, ya cuma Prabowo," ujarnya saat diskusi media, di Jakarta, Rabu (16/4).
Menurut Fauzi, investor melihat pertarungan antarcapres tidak didasarkan pada ideologi yang mereka usung. Terlepas dari itu, mereka berharap siapa pun presiden terpilih mampu menjalankan pemerintahan secara efisien dan melakukan reformasi struktural.
Investor asing sempat berharap gambaran pemerintahan yang efisien sudah bisa terlihat dari pemilu legislatif, 9 April lalu. Sayang, hasil hitung cepat memerlihatkan tidak ada partai pemenang yang mendominasi. PDI Perjuangan hanya mampu meraup suara di bawah 20 persen, jauh dari target 27 persen.
"Karena artinya, fragmentasi politik di DPR. Makanya bursa saham kemarin langsung anjlok. Dan Investor menilai, dikhawatirkan koalisi nanti membutuhkan 4-5 partai sehingga kebijakannya tidak akan efektif," ungkapnya.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mengakui dirinya juga kurang memiliki pemahaman mendalam terkait ekonomi.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman melihat peluang kecil Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaDalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto juga menyampaikan visi, misi dan program unggulannya.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan dan Capres Prabowo Subianto berbicara mengenai kondisi ekonomi Indonesia dan dunia saat ini.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca Selengkapnya"Pak Jokowi juga memberi masukan agar saya memperkenalkan diri ke pemimpin-pemimpin dunia," kata Prabowo.
Baca SelengkapnyaSekjen Gerindra Ahmad Muzani bicara peluang Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berpasangan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi effect diyakini mampu mendongkrak elektabilitas Prabowo-Gibran
Baca Selengkapnya"Penerus Jokowi adalah Ganjar-Mahfud," tutur politisi PDIP Aria Bima.
Baca SelengkapnyaPasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi meraih elektabilitas 28,8 persen
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto makin percaya diri bertarung di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya