Mau Impor Gerbong atau Tidak, Tarif KRL Harusnya Sudah Naik
Merdeka.com - Kereta Rel Listrik atau KRL selama ini menjadi transportasi andalan utama bagi warga Jabodetabek untuk melakukan bepergian ke manapun, termasuk dalam bekerja. Karena menjadi andalan, PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah melakukan pemesan KRL pengganti sebanyak 16 rangkaian di tahun 2024. Rangkaian ini menggantikan 10 rangkaian yang akan pensiun di 2023.
Di satu sisi, pemerintah ingin PT KCI memesan KRL Jabodetabek buatan dalam negeri yaitu dari PT INKA. Namun, PT Inka baru menyanggupi penyediaan KRL pesanan PT KCI di tahun 2025 dengan harga yang tinggi yakni sebesar Rp4 triliun
Sedangkan apabila PT KCI melakukan impor rangkaian kereta bekas Jepang hanya membutuhkan biaya Rp150 miliar.
-
Mengapa PT KAI meluncurkan kereta baru? KAI berharap, dengan kehadiran armada baru ini dapat memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman, asyik, dan modern.'Seiring dengan perubahan sarana di beberapa kereta api ini, diharapkan bisa memberikan perjalanan baru yang lebih nyaman dan menyenangkan,' tulis KAI dalam akun Instagram resmi @kai121_, dikutip Jumat (6/12).
-
Apa itu KPR Kilat BRI? Sebagai informasi, program KPR Kilat BRI adalah pembiayaan KPR BRI dengan jangka waktu pendek sampai dengan 5 tahun.
-
Bagaimana Kementerian PUPR membangun tol IKN? Saat ini, Kementerian PUPR sedang melakukan pembangunan di tiga seksi, antara lain Seksi 3A Karangjoang-KKT Kariangau sepanjang 13,4 km, Seksi 3B KKT Kariangau-Simpang Tempadung 7,3 km, dan Seksi 5A Simpang Tempadung-Jembatan Pulau Balang sepanjang 6,7 km.
-
Apa yang baru dari PT KAI? Menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, PT Kereta Api Indonesia (KAI Persero) menghadirkan inovasi baru untuk para penumpang dengan menambah armada New Generation.
-
Kenapa KAI memesan kereta dari pabrik di Banyuwangi? Bakal bikin kereta mewah Dirut PT INKA, Eko Purwanto mengatakan, kontrak pengadaan kereta dengan PT. KAI meliputi pengadaan 16 Trainset (12 car per trainset) sarana KRL Baru, 612 Unit Kereta SS New Generation untuk program replacement tahun 2023-2026, dan 10 car kereta luxury.
-
Kenapa KCIC yakin Kereta Cepat bisa mendongkrak ekonomi? PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yakin Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bakal mendongkrak perkonomian dan sektor pariwisata Indonesia.
Kendati demikian, proses perizinan impor KRL bekas ternyata sangat rumit. Kementerian Perindustrian menolak usulan KCI untuk mengimpor rangkaian kereta bekas dari Jepang dan tetap meminta perseroan tersebut membeli produk dalam negeri.
Padahal, kebutuhan gerbong perlu ditambahkan segera mungkin, karena mengingat tahun depan akan ada puluhan rangkain kereta yang harus dipensiunkan.
Pengamat Kebijakan Publik PH&H Public Policy Interest Group, Agus Pambagio menilai, rencana impor 10 rangkaian KRL asal Jepang oleh PT KAI Commuter Indonesia (KCI) pada tahun ini harus segera dilakukan. Hal ini untuk mencegah 200.000 penumpang KRL terlantar.
"PT KCI harus segera memesan rangkaian KRL baru atau bekas pakai sebagai pengganti. Bagaimana kalau 200.000 penumpang lebih/hari yang menumpuk?" ujarnya saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Rabu (1/2).
Perlu diketahui, pada tahun 2019 KRL Jabodetabek harus dapat mengangkut 1,2 juta orang per hari dan jumlah itu sudah pernah tercapai. Namun turun drastis karena pandemi dan sekarang sudah mendekati 1.000.000 penumpang per hari.
Lantas, apakah permasalahan ini bisa mengakibatkan kenaikan tarif KRL Jabodetabek?
Agus mengatakan, walaupun nantinya akan ada rangkaian kereta api baru ataupun bekas, untuk kenaikan tarif KRL belum dipastikan karena keputusan kenaikan ada di pemerintah.
Menurutnya, tak membeli rangkaian kereta api sebenarnya tarif KRL harusnya sudah dinaikan. "Waktu itu kan sudah disetujui naiknya sekitar Rp 2000-an, nggak usah beli bekas maupun baru pun harusnya sudah naik. Tapi kan tidak dijalankan oleh pemerintah," ujar Agus kepada Merdeka.com, Rabu (1/3).
Dia menilai, apabila pemerintah tidak menaikan tarif KRL, maka pemerintah harus menambah subsidi yang lebih kepada masyarakat.
"Kalau saya sebagai pengguna kadang-kadang merasa tarifnya harus naik dari tahun lalu. Kalau sekarang harus beli rangkain baru, meskipun harga kereta impor dan baru cuma beda 10 persen, ini kan nambah beban PT KCI. Sehingga pemerintah mau tidak mau nambah subsidi, kalau tidak subsidi ya tarifnya harus naik, kan cuma itu pilihannya," terang dia.
Sebelumnya, kenaikan tarif KRL Jabodetabek sudah dibahas oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang memastikan hingga 2023 tidak ada kenaikan tarif KRL. Namun, akan ada penyesuaian tarif bagi warga yang memiliki kemampuan finansial tinggi.
"Kalau KRL tidak naik Insya Allah sampai 2023 tidak naik, jadi yang sudah berdasi kemampuan finansialnya tinggi mesti bayar lain," ucap Budi dalam konferensi pers akhir tahun 2022, di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (27/12).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Mohamad Risal Wasal menyampaikan, pembayaran tarif KRL via kartu ini nantinya akan diterapkan lewat skema subsidi terbatas.
Risal berharap, skema baru pembayaran tarif KRL ini bisa diterapkan secepatnya. Namun, Kemenhub perlu berkolaborasi dengan Kemendagri untuk mencari data mana-mana saja penumpang yang berkategori kurang mampu.
"Kalimatnya (tarif KRL) tidak naik, tapi subsidi tepat sasaran," kata dia.
Risal Wasal menjelaskan penumpang dengan kategori mampu akan membayar sesuai dengan harga asli KRL. Artinya maka tarif untuk penumpang mampu bisa mencapai Rp10.000-Rp15.000.
Di sisi lain, VP Corporate Secretary KCI Anne Purba mengatakan apabila pihaknya membeli rangkaian kereta baru diyakini akan mempengaruhi terhadap tarif KRL. "Memang sangat jauh sekali bedanya, 1:20 (beli kereta baru lebih mahal 20 kali daripada beli kereta impor bekas). Cuma kita sudah siapkan ini semua," ucap Anne di Jakarta, Selasa (28/2).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pengadaan armada KRL baru sebagai upaya KCI Commuter untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna.
Baca Selengkapnya3 trainset KRL impor baru ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2024-2025.
Baca SelengkapnyaUntuk pengadaan impor KRL, PT KCI telah mengantongi dana sekitar Rp8,65 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain harga, alasan KCI memilih KRL baru impor buatan CCRC Sifang terkait spesifikasi teknis.
Baca Selengkapnya11 rangkaian KRL baru itu untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang KRL Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaTanda tangan kontrak antara KAI Commuter dan pihak dari Jepang ditarget akan berlangsung pada Agustus-September tahun ini.
Baca SelengkapnyaKCI masih menghitung nominal PMN yang akan diminta ke negara
Baca SelengkapnyaSeluruh pembiayaannya dari pinjaman KAI Commuter, shareholder loan dari PT KAI dan bantuan dari Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).
Baca SelengkapnyaPengadaan 16 trainset kereta baru KAI Commuter menyiapkan anggaran hampir Rp4 triliun.
Baca SelengkapnyaTerlebih, volume penumpang KRL Jabodetabek ke depan akan terus bertambah hingga mencapai 362 juta orang pada 2025.
Baca SelengkapnyaKAI Commuter terus mengupayakan peningkatan layanan untuk 900-950 ribu lebih penumpang KRL Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaLuhut tak banyak berbicara soal isu bahwa impor 3 KRL China ini merupakan jebakan utang dari pengadaan Kereta Cepat Whoosh.
Baca Selengkapnya