Mau Jadi Rumah Bagi Startup dan Unicorn, Indonesia Harus Lakukan ini
Merdeka.com - Empat unicorn atau perusahaan rintisan (startup) yang valuasinya mencapai di atas USD 1 miliar oleh Google dan Temasek diakui sebagai milik Singapura. Keempat unicorn yang dimaksud, yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka.
Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, mengatakan sesungguhnya masih banyak hal yang perlu dibenahi pemerintah agar mampu menciptakan ekosistem yang baik bagi tumbuh kembang startup Tanah Air.
"Ekosistem yang bagus itu tidak semata-mata infrastruktur fisik. Kalau bicara ada tol langit, iya itu perlu. Kolaborasi antara pemerintah, industri, kampus, dan komunitas," kata dia, saat dihubungi Merdeka.com, Selasa (30/7).
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Dimana perusahaan teknologi Singapura berkembang? “Dari perspektif geografis, Singapura adalah basis yang baik bagi perusahaan teknologi yang ingin memasuki Asia Tenggara dan pasar APAC lainnya,” jelasnya.
-
Siapa orang terkaya di Singapura? Eduardo Saverin, salah satu pendiri Meta yang tinggal di Singapura, tetap menjadi orang terkaya di negara tersebut dengan kekayaan yang melonjak menjadi USD 29 miliar, atau sekitar Rp439,35 triliun, berkat kenaikan nilai saham Meta akibat investasinya di bidang kecerdasan buatan (AI).
-
Apa bisnis utama dari konglomerat teknologi? Merujuk data terkini Forbes, ada tiga konglomerat baru yang datang dari bisnis sektor teknologi. Mereka adalah Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia. Ketiganya merupakan orang Indonesia. Mereka merupakan pendiri dari PT DCI Indonesia Tbk (DCCI). Sebuah operator pusat data terbesar di Indonesia saat ini.
"Kita tidak berhasil memetakan ini unicorn makhluk seperti apa, treatment seperti apa. Sering kali treatment-nya salah. Dari Kementerian Perhubungan, Kemenkominfo. Bahkan antara Kementerian saja mereka punya visi yang berbeda terkait pengembangan unicorn lokal ini," imbuhnya.
Sebagai contoh dia menyebut Silicon Valley. Menurut dia, Silicon Valley menjadi begitu berkembang dan maju karena adanya kerjasama yang erat antara semua pihak yang terlibat dalam startup.
"Di Silicon Valley. Karena di sana ada ekosistem berkembang. Inovatornya, di sana juga ada kampusnya, ada California Berkeley dan juga ada Stanford, mereka berkolaborasi. Di sana juga ada pemerintah yang menggunakan inovasi dari startup di Silicon Valley. Kemudian ada komunitas yang berkembang. Para inovator sendiri diberi ekosistem," urai dia.
"Silicon Valley secara infrastruktur mereka memang tidak terlalu hebat. Tapi yang membuat Silicon Valley sangat diminati karena tadi kolaborasinya," ujarnya.
Selain itu peraturan di Indonesia pun harus dibenahi. Hal ini penting agar peraturan yang berlaku dapat selaras zaman. "Peraturan yang dipakai pun sudah ketinggalan zaman. Transportasi, Kementerian Perhubungan masih menggunakan peraturan yang tidak kompatibel dengan perkembangan terkini," tandasnya.
Sebelumnya, empat unicorn asal Indonesia yakni Go-Jek, Tokopedia, Bukalapak, dan Traveloka oleh Google Temasek diakui sebagai milik Singapura. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.
"Riset Google Temasek yang (tentang) pertumbuhan ekonomi Asean, malah 4 unicorn kita diklaim sebagai unicorn mereka," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaMelalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaDalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Baca SelengkapnyaRosan masih membidik pemasukan investasi asing di lingkup Asia Tenggara.
Baca SelengkapnyaUnicorn adalah sebutan yang dipakai untuk perusahaan besar dengan nilai valuasi mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp140 triliun.
Baca SelengkapnyaSebagai negara terbesar di ASEAN, Indonesia bisa menjadi market dalam digital economy
Baca SelengkapnyaTelkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.
Baca SelengkapnyaTikTok akan memulai uji coba di platform Tokopedia melalui kampanye Beli Lokal yang akan dimulai pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaMeski Indonesia masih punya potensi besar, namun harus diakui dari sisi pendanaan yang digelontorkan investor tak seperti tahun 2021.
Baca SelengkapnyaStarlink tak bisa melenggang begitu saja di Indonesia tanpa syarat yang harus dipenuhi.
Baca SelengkapnyaIndonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.
Baca Selengkapnya