Melantai di Bursa Saham, Lion Air Dikabarkan Incar Dana Segar Rp14,14 Triliun
Merdeka.com - PT Lion Mentari atau yang dikenal dengan Lion Air akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) (initial public offering/IPO) pada tahun ini. Dengan IPO, maka hal ini dapat dijadikan momentum untuk mencari pendanaan baru perusahaan.
"Bagi yang ingin mencari pendanaan tentu ini angin segar bagi mereka untuk melakukannya di tahun ini," kata Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (10/10).
Mengutip dari Bloomberg, salah satu sumber menyebutkan jika dari aksi korporasi ini, Lion Air mengincar dana segar senilai USD 1 miliar atau Rp14,14 triliun. Namun, kata Alfred, bagaimana pun hal tersebut merupakan rumor dan tetap harus menunggu pernyataan resmi dari Lion Air sendiri.
-
Kapan BNI pertama kali IPO? Pada 1996 BNI untuk pertama kalinya menawarkan saham perdana kepada masyarakat atau IPO dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
-
Kapan BRI melantai di Bursa Efek Indonesia? Saham PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode BBRI tepat 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 November 2023.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Bagaimana Lion Air berkembang? “Kemampuan beradaptasi Rusdi telah membantunya dengan baik dalam bisnis penerbangan yang bergejolak,“ tulis Forbes.com dikutip di Jakarta, Jumat (18/8). Perjalanan karier Rusdi Kirana dan saudaranya Kusnan merintis bisnis penerbangan Lion Air dimulai pada tahun 1999 silam. Saat itu, keduanya hanya memiliki modal sebesar USD900.000. Namun, dalam waktu relatif singkat Lion Air mampu menjadi maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Apa yang akan dilakukan PLN di Bursa Karbon Indonesia? PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2. Hal ini merupakan bagian langkah PLN mendukung pemerintah dalam penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.
"Kalau bicara size dana (Rp14 Triliun) maka dengan kondisi yang sekarang itu besar sekali. Namun ini masih dikategorikan rumor. Karena kalau sudah begitu asetnya harus lebih besar dari Garuda, atau jumlah pesawatnya harus lebih banyak dari Garuda. Ini belum cukup concern karena belum ada pernyataan resmi dari Lion Air," tegasnya.
Menurutnya, rencana aksi korporasi Lion Air tersebut memang cukup menantang untuk dilakukan pada tahun ini. Apalagi, di tengah situasi pasar yang cenderung volatile. Meski demikian, industri penerbangan secara fundamental telah menunjukkan kinerja yang positif pada tahun ini.
"Dari sisi makro relatif berat karena sampai dengan saat ini IHSG juga mengalami tekanan baik dari faktor eksternal maupun internal. Namun dari sektor industrinya, sebetulnya jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Kita bisa lihat Garuda ada perolehan laba dari kerugian tahun lalu yang artinya ini menunjukkan industri penerbangan tak bisa dipandang sebagai industri yang merugi," jelasnya.
Persyaratan
Pengamat Penerbangan Alvin Lie mengatakan, rencana Lion Air untuk IPO cukup berani jika melihat situasi pasar yang cenderung berat pada saat ini. Namun, dia menilai sah-sah saja bagi Lion Air untuk melakukan aksi korporasi IPO di tahun ini.
"Ya itu kan strategi pendanaan ya, dan yang dilepas kan hanya sebagian persen saja dari total saham. IPO kan juga harus ada syaratnya yakni mencatatkan laba kalau 2-3 tahun berturut-turut," tuturnya kepada Liputan6.com.
Jika rencana ini terealisasi, Lion Air dipastikan akan menjadi industri penerbangan kedua yang melantai di bursa saham setelah Garuda Indonesia.
"Faktanya, menurut International Air Transport Association (IATA) pada 2040 itu Indonesia akan menjadi negara keempat terbesar di dunia dalam hal jumlah penumpang penerbangan. Jadi mungkin saja Lion Air (IPO) melihat bahwa ke depan jumlah penduduk akan terus bertambah, mobilitas makin tinggi, pasar e-commerce pun makin pesat," jelasnya.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun, belum ada mengenai rincian jumlah saham yang akan ditawarkan.
Baca SelengkapnyaDana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaBerikut rencana perusahaan setelah mengantongi dana segar Rp 132 miliar.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaBRI berkolaborasi dengan PT BEI menyelenggarakan seminar terbuka.
Baca SelengkapnyaInarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaBRI mengakses pendanaan melalui alternative funding, salah satunya melalui Initial Public Offering (IPO). Sebagai upaya meningkatkan level nasabah korporasi.
Baca SelengkapnyaPT Sinar Eka Selaras Tbk melakukan penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan sebanyak-banyaknya 20 persen saham.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca SelengkapnyaSaham Newport Marine Services ditawarkan pada harga Rp100 per saham dan mengalami oversubscribed sebanyak 60,51 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.
Baca SelengkapnyaSinar Eka Selaras berhasil meraup dana segar sebesar Rp404,62 miliar yang sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
Baca SelengkapnyaWamildan Tsani Panjaitan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia yang baru, menggantikan Irfan Setiaputra yang menjabat sejak Januari 2020 lalu.
Baca Selengkapnya