Melonjaknya harga pangan tak buat petani dan pedagang untung
Merdeka.com - Melonjaknya sejumlah harga komoditas pangan, seperti cabai, daging atau gula pasir disebut tidak membuat petani atau peternak menangguk untung besar. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (DPP Asparindo), Joko Setiyanto mengatakan, paling tinggi pedagang eceran hanya mengambil untung 15 persen. Jika tidak jeli mengikuti perubahan harga, pedagang malah bisa merugi.
Joko memastikan melonjaknya harga cabai, beras atau gula pasir bukan dinikmati oleh pedagang. Dia menuding para tengkulak yang menangguk untung besar. "Mestinya Bulog cepat turun tangan dengan cara mengintervensi pasar sehingga harga bisa stabil," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/2).
"Tugas Bulog bukan mencari untung tapi menstabilkan harga pasar," tambahnya.
-
Bagaimana cara menawar harga di Pasar Grosir Setono? Kalau pembeli merasa kemahalan harganya juga bisa ditawar.
-
Kenapa pedagang Solo merasakan keuntungan? Selain itu, kemenangan Timnas atas Turkmenistan ini juga menjadi berkah bagi para pedagang yang berjualan di Stadion Manahan Solo dan sekitarnya.
-
Bagaimana pendapatan porter di Pasar Tanah Abang? Bermodal troli, mereka menarik maupun mendorong barang-barang yang diantar Besar kecilnya pendapatan mereka bergantung jumlah pengunjung yang menggunakan jasanya
-
Apa yang terjadi pada harga beras di Semarang? Di Pasar Simongan, Kota Semarang, harga beras jenis medium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram kini dijual dengan harga Rp13.500.
-
Apa dampak dari kebijakan Kemendag di Pasar Tanah Abang? Kebijakan Kementerian Perdagangan memberi dampak signifikan bagi para pedagang fisik seperti di Tanah Abang ini. 'Selain laris, yang berbelanja sudah mulai ramai. Pembeli memang belum pulih seperti dulu, tetapi wajah penjual sudah mulai tersenyum. Kalau ditanya apakah sudah ada yang belanja, sebagian besar bilang sudah,'
-
Bagaimana kondisi Pasar Seketeng? “Pasarnya bagus, keren,“ kata Mendag yang juga Ketua Umum PAN itu.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen melihat adanya persoalan pola tanam yang membuat harga naik. "Ada beberapa daerah surplus, daerah lain kekurangan, dan langkah Kemendag mendatangkan barang kebutuhan pokok dari sejumlah daerah surplus sudah tepat," ujar Soemitro.
Menurut Soemitro, persoalan tingginya disparitas harga dari petani ke konsumen juga bukan semata karena panjangnya rantai distribusi. Dia menyebut sejumlah masalah seperti maraknya praktik pungli, faktor cuaca, transportasi dan tata kelola pertanian nasional yang memaksa petani menaikkan harga jual, tapi tidak otomatis menguntungkan petani.
"Jika Bulog cepat tanggap, kisruh pasokan dan harga pangan bisa diredam."
Soemitro juga mengkritik kebijakan toko tani yang belum sampai ke pedesaan. "Apakah petani kecil yang produksi 1-2 ton sanggup menanggung ongkos kirim ke toko tani di perkotaan?" tanya Soemitro.
Maraknya pungli juga diamini Ketua Kelompok Tani Mekar Bakti Cilamaya Girang, Subang Wasim Sabarudin. Menurutnya, setiap tiba musim panen, sejumlah oknum preman berbaju LSM turun ke desa memeras petani dengan berbagai alasan.
"Petani itu banyak diserang dari darat, air dan udara. Kalau dari darat misalnya keong, kalau udara bisa dari burung belum lagi tambah tikus. Makanya kalau di Jakarta mahal karena kami sebagai petani juga banyak anggaran tambahan," jelasnya.
Kondisi ini semakin rumit dengan tidak adanya generasi penerus yang ingin turun ke sawah. Kebanyakan anak-anak muda memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan penghasilan yang lebih menggiurkan dibandingkan menjadi petani.
"Tenaga kerja sudah sulit, artinya banyak yang keluar negeri karena sekarang uang asing udah bisa buat belanja. Jadi ini mengurangi tenaga kerja," tutur Wasim.
Menurut Wasim, masalah SDM ini selain menyebabkan produktivitas pertanian menurun juga menyumbangkan kenaikan biaya produksi pertanian secara signifikan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasokan beras medium maupun premium juga mulai langkah di pasar tradisional.
Baca SelengkapnyaSebelum adanya TiktokShop ini, pendapatan yang didapat dari penjualan baju gamis ini mendapatkan Rp20 juta per hari.
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaHiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai harga cabai rawit sebesar Rp23.000 per kg di pasar Malangjiwan di Karanganyar, Jawa Tengah terlampau murah.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak.
Baca SelengkapnyaDia heran, mengapa harga beras naik sangat tinggi, belum lagi ketersediaan beras di toko-toko ritel yang terbatas.
Baca SelengkapnyaSaat melakukan peninjauan, Jokowi menyebut harga-harga komoditas normal.
Baca SelengkapnyaMasyarakat berharap pemerintah dapat segera menurunkan harga bahan pokok tersebut.
Baca SelengkapnyaDi panen ini, mereka hanya menerima nominal amat kecil yakni Rp700 per kilogram. Ini jauh dari pendapatan saat harga normal, di kisaran Rp4.000 per kilogram
Baca SelengkapnyaSeorang pedagang kecil ngamuk saat dapat surat pajak dari pemerintah sementara dagangannya sepi.
Baca SelengkapnyaKemendag menyebut bahwa jika harga beras murah maka akan berimbas pada petani.
Baca Selengkapnya