Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Membongkar kisah hidup buruh pabrik hingga jadi orang terkaya Asia

Membongkar kisah hidup buruh pabrik hingga jadi orang terkaya Asia Li Ka Shing. ©celebritynetworth.com

Merdeka.com - Miliuner Li Ka-Shing berkali-kali menempati peringkat pertama orang kaya Asia. Total kekayaannya saat ini mencapai sekitar USD 20,1 miliar atau setara dengan Rp 268 triliun. Namun demikian, Li kini tidak lagi menjadi orang terkaya Asia. Posisinya diambil oleh Wang Jianlin dengan kekayaan mencapai USD 36,2 miliar atau sekitar Rp 477 triliun.

Kekayaan Wang Jianlin terus bertambah berkat untung perusahaan yang dipimpinnya, Dalian Wanda Group yaitu sebuah perusahaan real estate komersial dan hotel mewah.

Namun demikian, kehidupan Li Ka-Shing selalu menarik untuk dibahas, dia memiliki cerita luar biasa dalam mengejar kekayaannya. Li kecil terpaksa putus sekolah karena harus menghidupi keluarganya. Li Ka-Shing juga sempat bekerja di pabrik hingga mendirikan pabrik pertamanya ketika dia masih berusia 22 tahun.

Orang lain juga bertanya?

Namun kini, Li Ka-Shing menjadi salah satu orang terkaya dunia dan berkali-kali menempati posisi orang terkaya nomor satu di Asia. Banyak kisah yang dilalui Li hingga hidupnya bisa berubah.

Merdeka.com mencoba merangkum kisah hidup Li Ka-Shing hingga menjadi orang terkaya di Asia, seperti dilansir dari Business Insider.

Menjadi yatim dan menanggung keuangan kelaurga

Li berasal dari keluarga miskin dan menjadi korban peperangan China dengan Jepang pada tahun 1940 silam. Saat itu, Li dan keluarga tidak punya pilihan selain pindah ke Hong Kong untuk menyelamatkan diri.

Tidak lama setelah itu, ayah Li meninggal karena TBC dan dia harus menjadi tulang punggung keluarga. Akhirnya, di usia 16 tahun dia memutuskan untuk bekerja di sebuah pabrik dan tidak lagi melanjutkan sekolahnya. Li disebut harus bekerja 16 jam sehari untuk mendapat uang lebih.

Selama hampir empat tahun, Li selalu rutin mengirim uang untuk ibu dan keluarganya. Li mengirim hampir 90 persen dari upah yang dia terima tiap bulannya. Ini mungkin jadi awal keberhasilan Li Ka-Shing sebagai pencari nafkah dan mengajarinya nilai-nilai kedermawanan yang membuatnya murah hati hingga saat ini.

Mendirikan pabrik

Kondisi ekonomi yang sulit mempengaruhi cara berpikir Li Ka-Shing. Menurutnya, untuk mengejar kekayaan harus berhati besar dan bekerja keras. "Tidak peduli seberapa kuat atau mampu Anda, jika Anda tidak memiliki hati yang besar Anda tidak akan berhasil," ucap Li.

Li menunjukkan keseriusannya dalam bekerja hingga akhirnya dia membuka pabrik pertamanya tahun 1950. Usia Li saat itu masih 22 tahun, dan dia menamai pabriknya Cheung Kong Industries yang membuat bunga dari plastik. Li memprediksi plastik akan menjadi industri yang sangat menjanjikan suatu hari nanti, dan dia benar.

Li mendirikan pabrik dengan modal USD 50.000 dan dia sekaligus belajar tentang tren industri terbaru dalam menjalankan bisnis ini. "Korelasi antara pengetahuan dan bisnis menjadi kunci keberhasilan yang lebih dekat," katanya.

Tidak punya gelar

Meski putus sekolah dan tidak mempunyai gelar, Li Ka-Shing terkenal rakus membaca. Ini menjadi salah satu penopang keberhasilan Li dalam mengejar kekayaan, dia sangat mandiri. Li membaca buku akuntansi pabriknya, Cheung Kong meski dia tidak pernah belajar akuntansi sebelumnya. Dia belajar sendiri melalui referensi buku lain.

Seiring dengan pengetahuan dan wawasan industrinya, Li menganggap loyalitas dan reputasi menjadi kunci keberhasilan. Meski tidak berpendidikan, kelihaian Li dalam mengelola perusahaan patut diacungi jempol.

Li kala itu menolak mentah-mentah tawaran yang akan memberinya keuntungan 30 persen lebih banyak karena pabriknya bisa diperluas. Dia menolak karena sudah berjanji dengan orang lain sebelumnya. Li sangat menjunjung tinggi kesetiaan meski akan kehilangan uang.

Mulai bisnis properti

Pada tahun 1979, Li Ka-Shing mulai melirik bisnis pengembangan properti dan mengakuisisi Hutchison Whampoa. Bisnis ini yang menjadikan dia orang kaya karena bisnis properti meledak secara global.

Meski dikenal sebagai pengembang properti, perusahaan Li akhirnya juga menguasai 70 persen lalu lintas pelabuhan, listrik dan telekomunikasi di Hong Kong. Dia memiliki saham mayoritas di Husky Energy. Li mendistribusikan kekayaan dan kekuasaannya pada industri yang berbeda sesuai wilayah geografis. Dia tidak takut belajar dan bereksperimen di daerah baru.

Li terkenal dengan prinsip bermain aman dalam bisnis. "Saya tidak terlalu optimis ketika pasar baik, atau terlalu pesimis ketika pasar sedang turun," katanya.

Menghindari utang

Meskipun memiliki banyak bisnis, Li terkesan sebagai orang yang menghindari utang. Sikap ini mungkin telah tertanam dari kecil ketika Li masih hidup dalam kemiskinan.

Dalam pandangan Li, semua operasional perusahaan harus menggunakan sesedikit mungkin utang. Li membeli real estate menggunakan modal usaha dan menjaga utang tetap nol.

Kehidupan masa kecil Li juga memberinya kebebasan untuk investasi di semua bidang. Dia juga menanamkan modal di bidang teknologi melalui Horizons ventures Ltd. Teman lamanya, Solina Chau dipercaya memimpin perusahaan ini.

Investasi sektor teknologi

Dewasa ini, Li Ka-Shing lebih memilih sektor teknologi sebagai bentuk perluasan usahanya. Dia adalah salah satu investor terbesar Facebook. Baru-baru ini, Li juga investasi di perusahaan teknologi pembuat protein telur dari tanaman. Li bertekad akan terus melakukan inovasi pada bisnisnya.

Salah satu faktor paling penting yang mendukung kesuksesan Li adalah semangat untuk merasakan karyanya. Pada 2010, dia mengatakan kenikmatan paling penting adalah kerja keras dan membuat lebih banyak keuntungan.

Li tidak memiliki jadwal atau tempat untuk pensiun. Dia menyerahkan kerajaan bisnisnya pada anak sulungnya, Victor. Namun, pada usia 87 tahun saat ini, Li masih sangat bersemangat untuk bekerja dan menggarap bisnisnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot

Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.

Baca Selengkapnya
Nasib Pilu Anak Putus Sekolah di Lebak karena Masalah Ekonomi, Pilih Bantu Orang Tua di Sawah
Nasib Pilu Anak Putus Sekolah di Lebak karena Masalah Ekonomi, Pilih Bantu Orang Tua di Sawah

Idia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.

Baca Selengkapnya
Kisah Buruh Plastik yang Kini Sukses jadi Konglomerat di Hongkong
Kisah Buruh Plastik yang Kini Sukses jadi Konglomerat di Hongkong

Bekas buruh pabrik plastik yang sukses merangkak menjadi orang terkaya di Hongkong.

Baca Selengkapnya
Salut, Transmigrasi Asal Wonogiri Ini Berhasil Kuliahkan Anak 'Suatu Kebanggaan, Saya Utamakan Pendidikan'
Salut, Transmigrasi Asal Wonogiri Ini Berhasil Kuliahkan Anak 'Suatu Kebanggaan, Saya Utamakan Pendidikan'

Seorang warga transmigrasi asal Wonogiri bekerja banting tulang demi anaknya agar bisa kuliah.

Baca Selengkapnya
Temukan Buku Diari Ibunya, Wanita Ini Bagikan Kisah Ayahnya yang Menginspirasi
Temukan Buku Diari Ibunya, Wanita Ini Bagikan Kisah Ayahnya yang Menginspirasi

Temukan buku diari ibunya, wanita ini bagikan kisah ayahnya yang menginspirasi.

Baca Selengkapnya
Terlalu Miskin dan Sering Dihina, Pria Ini Berambisi Ingin Kaya Hingga Sempat Terjerat Utang Rp1 Miliar
Terlalu Miskin dan Sering Dihina, Pria Ini Berambisi Ingin Kaya Hingga Sempat Terjerat Utang Rp1 Miliar

Nanang tersadar, mengakhiri hidup bukanlah solusi terbaik menghadapi masalah yang saat ini sedang mendera.

Baca Selengkapnya
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'

Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.

Baca Selengkapnya
Tak Ingin Bebani Sang Ayah, Wanita Ini Kuliah Diam-diam dengan Biaya Sendiri, Momen Wisudanya Penuh Haru
Tak Ingin Bebani Sang Ayah, Wanita Ini Kuliah Diam-diam dengan Biaya Sendiri, Momen Wisudanya Penuh Haru

Ayah wanita ini baru tahu anaknya ternyata kuliah saat momen wisuda putri tercintanya.

Baca Selengkapnya
Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji
Lahir dari Keluarga Miskin dan Putus Kuliah, Bayu Sukses Bisnis Percetakan Setelah Daftar Haji

Bayu mengawali bisnisnya bersama sang istri. Dia sempat 5 kali berganti jenis usaha sampai ke usaha percetakan.

Baca Selengkapnya
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan

Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.

Baca Selengkapnya