Menakar Komposisi Menteri Ekonomi Kabinet Indonesia Maju
Merdeka.com - Komposisi menteri di bidang ekonomi yang dilantik Presiden Joko Widodo pada Rabu lalu (23/10) kurang meyakinkan untuk memberikan hasil terbaik dari persoalan ekonomi yang sedang berlangsung. Komposisi ini dinilai sulit tercipta harmoni untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
“Kalau melihat komposisinya sekarang, mungkin lebih banyak yang tidak tepat di posisinya jika kita mengukur dari masalah perekonomian yang ada dan target ke depan,” ujar Herry Gunawan, Direktur Data Indonesia, di Jakarta, kemarin.
Menurut Herry, beberapa persoalan ekonomi yang ada di depan mata adalah kondisi industri manufaktur Indonesia dalam tekanan. Sejak tiga bulan terakhir, Juli-September tahun ini, indeks manufaktur berada di bawah angka 50. Indeks tersebut dikeluarkan oleh Nikkei, yang melakukan survei secara berkala terhadap 400 perusahaan manufaktur.
-
Bagaimana Prabowo menilai kinerja Kabinet? Soal evaluasi, dia tentu akan melakukannya tanpa harus memberikan target waktu-waktu tertentu.'Saya kira tidak terpaku waktu ya (evaluasi kabinet). Saya tanamkan rasa tanggung jawab, saya menggugah cinta Tanah Air. Kalau orang itu cinta Tanah Air, kalau orang itu sadar dia harus bekerja untuk kepentingan sebaik-baiknya rakyat dan bangsa, saya kira hasilnya akan baik,' ujarnya.
-
Siapa yang memimpin delegasi Kemenko Perekonomian? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong memimpin delegasi masing-masing negara dan membahas beberapa poin penting.
-
Bagaimana Menko Perekonomian ingin memperkuat kerja sama ekonomi? "Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Bagaimana cara kemenko perekonomian capai visi Indonesia emas? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Kenapa Jokowi reshuffle kabinetnya? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle kabinet menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Siapa saja yang diusulkan sebagai menteri? Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui memang sudah ada beberapa partai politik (parpol) yang mengusulkan nama untuk diajukan sebagai menteri kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Indikator yang menjadi ukuran indeks tersebut adalah pesanan baru, produksi, karyawan, waktu pengiriman dari pemasok, serta bahan baku. Indeks di bawah 50 itu menunjukkan bahwa posisi industri manufaktur Indonesia hanya bisa bertahan dan tidak bisa ekspansi.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), industri manufaktur atau pengolahan hingga Februari tahun ini menyerap sekitar 18 juta pekerja atau 14 persen dari total tenaga kerja Indonesia. Sementara pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang secara kuartalan pada kuartal kedua mengalami kontraksi, yaitu minus 1,91 terhadap kuartal sebelumnya. Sedangkan secara tahunan, mengalami perlambatan. Pada kuartal II tahun ini hanya tumbuh 3,62 persen, sedangkan di periode sama tahun sebelumnya tumbuh 4,36 persen.
“Persoalan di depan mata ini sekarang diurus oleh tiga menteri dari partai politik, yang tidak memiliki jejak rekam dan konsep yang tidak jelas terkait dengan masalah yang dihadapi,” ujarnya.
Perlu diketahui, Menko Perekonomian kini diemban oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. “Dia yang meninggalkan kinerja negatif pada industri manufaktur nasional,” ungkap Herry.
Selanjutnya, posisi menteri perindustrian diberikan kepada Agus G Kartasasmita juga dari Partai Golkar dan Menteri Perdagangan diisi oleh Agus Suparmanto dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
“Komposisinya memperlihatkan bahwa mereka perlu waktu tidak sebentar untuk beradaptasi dengan persoalan yang menjadi tanggung jawabnya,” paparnya.
Selanjutnya, kata Herry, dengan potensi industri digital Indonesia yang mencapai ratusan miliar dolar, sepatutnya dipimpin oleh Nadiem Makarim, tapi justru ditempatkan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. “Bukan hanya berhasil membangun Go-Jek, Nadiem berhasil menciptakan ekosistem industri digital dengan kondisi nyata di Indonesia. Ini yang diperlukan sekarang.”
Sri Mulyani dan Erick Thohir
2019 Humas Kemenkeu
Sri Mulyani Indrawati mungkin menjadi satu-satunya menteri yang sejalan dengan keahlian dan pengalamannya, sehingga cocok di tempat sekarang, yaitu Menteri Keuangan. Masalahnya, ketika kondisi keuangan negara sedang ketat akibat lantaran penerimaan pemerintah melambat, Sri dihadapkan persoalan pelik.
Kalau pertumbuhan ekonomi meleset atau turun, yang ditunjuk adalah menkeu. Sementara mitra menkeu yang punya peran besar ikut mendorong pertumbuhan ekonomi, justru akan sulit mendukung, katanya.
Herry berpandangan Sri Mulyani lebih cocok menjadi Menko Perekonomian, kalau melihat komposisi kabinet Indonesia Maju. Dia yang menjadi konduktor, bukan Airlangga, tegasnya.
Sementara di badan usaha milik negara (BUMN) yang menterinya adalah Erick Thohir, juga kurang meyakinkan. Belum kelihatan visinya, bahkan saat menjadi pengusaha. Beda dengan kakaknya, Boy Thohir yang memimpin Adaro dan sukses, katanya.
Menurutnya, persoalan yang sedang dihadapi oleh BUMN sangat serius. BUMN saat ini menjadi pendamping pemerintah dalam merealisasikan program-program besar yang dampaknya baru terasa dalam jangka panjang. Akibatnya juga, BUMN menghadapi beban utang yang besar dan harus diatasi, sementara proyek yang dikerjakan banyak muatan sosial.
Tak kalah pentingnya, Herry memaparkan, secara organisasi BUMN sedang dalam proses pemantapan terkait dengan holding yang baru dibentuk. Erick belum terlihat memiliki tanda-tanda positif di seluruh persoalan ini, karena usahanya seperti Mahaka Group kan terpecah, kecuali tersisa usaha media dan asuransi yang biasa-biasa saja, terutama di bidang inovasi atau terobosan. Mungkin lebih hebat BUMN."
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia memiliki pertumbuhan yang tinggi, sehingga pendapatan per kapita bisa Rp27 juta per bulan, sulit direalisasikan. Begitu juga dengan target keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, pungkas dia.
(mdk/sya)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jusuf Kalla menanggapi kabinet gemuk Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaPasar akan jauh lebih percaya kepada profesional yang mampu mengelola keuangan dengan ba
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaDalam hal ini, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi posisi yang sangat disorot, karena kebijakan fiskal yang tengah menghadapi tantangan cukup rumit.
Baca SelengkapnyaMayoritas para pembantu Prabowo itu berasal dari partai koalisi yang mendukungnya di Pilpres 2024 lalu.
Baca SelengkapnyaStabilitas politik di tanah air selalu menjadi perhatian internasional.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto menugaskan Kembali Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Perekonomian di Kabinet Merah Putih.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaDia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media.
Baca SelengkapnyaMahfud bercerita, biasanya menteri Kabinet Indonesia Maju saling menyapa sebelum rapat kabinet. Kini, tak ada lagi saling menyapa.
Baca SelengkapnyaMenkeu Sri Mulyani dan sejumlah menteri kabinet Indonesia Maju disebut-sebut akan mundur
Baca SelengkapnyaTarget tingkat kemiskinan diiturunkan pada periode kedua Jokowi dalam RPJMN 2020-2024.
Baca Selengkapnya