Mendag Enggar: Harga bahan pokok turun jelang Ramadan dan Lebaran 2018
Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita berkunjung ke Bali dan meninjau langsung pasar tradisional di kawasan Kabupaten Badung, Bali. Dalam kunjungan tersebut, Enggar meninjau pasar tradisional Kuta 2, dan selanjutnya juga akan meninjau pasar tradisional di Jimbaran, Badung, Bali.
Dalam kunjungan ini, Enggar menegaskan bahwa tidak ada kenaikan harga bahan pokok jelang Ramadan dan Lebaran 2018 ini.
"Ternyata tidak ada kenaikan harga, yang ada adalah penurunan harga," ucapnya.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Dimana harga beras juga naik? Kenaikan harga sembako juga terjadi di Pasar Belakang Kodim Brebes. Harga telur ayam dari Rp26.000 per kilogram menjadi Rp28.000 per kilogram. Begitu pula dengan harga beras medium yang naik Rp1.000 per kilogram.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Bagaimana harga beras di pasaran? Harga beras di pasaran masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Kapan harga telur ayam naik? Di pasar tradisional Simongan Semarang, telur ayam dibanderol seharga Rp27.000 per kilogram. Padahal empat hari sebelumnya, harga telur ayam masih berada di kisaran Rp24.000 per kilogram.
Enggar menegaskan bahwa semua harga bahan pokok turun, seperti bawang putih, cabai kemudian juga beras dan lain-lainnya. "Beras juga turun Rp 8.950, yang dari target kita Rp 9.450 Kemudian premium (beras) dari Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.800 menjadi Rp 12.000. Kemudian, daging ayam turun dan bahkan saya khusus daging ayam dan telur itu kita bikin acuan harga bawah dan atas, dan itu di bawah harga acuhan atas. Jadi kita tidak mau peternak dan pedagang itu bangkrut, dan kini suplainya berlebihan," jelasnya.
Kemudian, untuk harga gula juga turun dari harga Rp 12.500 menjadi Rp 11.500. Kemudian, juga harga minyak goreng kemasan sederhana juga stabil harga mencapai Rp 11.000. Kemudian minyak goreng curah mencapai Rp 10.000. Jadi secara keseluruhan stabil dan cenderung turun.
Meski demikian, Enggar mengatakan akan tetap mengantisipasi harga, salah satunya dengan mendorong suplai. Selain itu, yang menjadi perhatian serius tentang bahan pokok adalah beras. "Kita berikan perhatian serius pada beras, seluruh pedagang beras di pasar tradisional wajib menjual beras medium," tegasnya.
Selain itu, Enggar juga mengungkapkan bahwa pemicu kenaikan harga itu biasanya pemberitaan media tentang kenaikan harga. Karena, biasanya masyarakat akan panik sehingga khawatir dan pada hari esoknya harga lebih tinggi dan akan membeli lebih banyak. Kemudian, juga bisa dipicu dengan tiadanya suplai dan penimbunan bahan pokok.
"Untuk penimbunan sudah tidak bisa berjalan lagi, karena kita keras sekali dengan Satgas Pangan. Kalau ada yang berani menimbun, kita akan proses hukum dan kita tidak akan mentolerir untuk itu," tegasnya.
Enggar juga cukup puas dengan harga bahan pokok di wilayah Badung, Bali. Sebab harga di pasaran tradisional di bawah HET. Selain itu, Enggar juga meminta kepada Kepala Dinas Perdagangan Provisi Bali untuk terus memantau tiap harinya secara terus-menerus dengan harga bahan pokok di pasar.
Enggar juga mengungkapkan untuk harga di daerah lain di Indonesia juga cenderung turun. Karena hampir 32 Provinsi sudah dikunjungi langsung oleh para Ekselon 1 Kementrian Perdagangan.
"Jika ada satu atau dua diatas HET langsung kita cegah. Jadi semua rata, dan itu bukan hanya sesaat menjelang Lebaran saja. Tetapi ini, akan terus dan di pantau oleh BPS, dan erbukti dalam bulan ini kita deflasi dan saya harap dalam bulan depan, kita juga deflasi. Karena Presiden (Joko Widodo) memerintahkan harga harus turun tidak boleh ada kenaikan," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaHarga telur saat ini sudah mendekati harga acuan yang ditentukan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaMenurut Airlangga, berdasarkan hasil pemantauan secara mingguan, daging ayam ras saat ini Rp38.150 per Kg atau naik 0,32 persen.
Baca SelengkapnyaBerbeda dengan beras, minyak goreng justru mengalami lonjakan harga. Minyak goreng curah kini dihargai Rp18.500 hingga Rp21.000/liter.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang masih tinggi adalah daging ayam dan telur.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSitus Badan Pangan Nasional menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
Baca SelengkapnyaHarga bahan pangan dari beras, daging, ikan dan aneka bumbu mengalami kenaikan pada 23 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaHari ketiga Ramadan harga beras masih tinggi, Menteri Perdagangan klaim hal ini penyebabnya.
Baca SelengkapnyaKepala Bapanas menyebut harga beras saat Ramadan akan turun.
Baca Selengkapnya