Mendag Enggar Ungkap Penyebab Lamanya Perjanjian IE-EFTA
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengungkap penyebab di balik lamanya perjanjian dagang Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA) hingga delapan tahun. Salah satu masalah utamanya adalah adanya penolakan terhadap minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia ke negara-negara European Free Trade Association (EFTA).
"Perjalnan ini delapan tahun. Sebenarnya hambatan utama yang terakhir itu adalah mereka (Norwey) menahan sawit CPO kita," kata Mendag Enggar saat ditemui di Kantornta, Jakarta, Minggu (16/12).
Atas dasar itu, Indonesia pun kembali melakukan penahanan balik terhadap produk Ikan Salmon dari Negara Norwey. Sehingga, beberapa seranga-serangan balik antar kedua negara membuat perjanjian kerjasama ini lama terelaisasikan.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Bagaimana kelapa sawit menjadi komoditas ekspor? Pada 1919, komoditas kelapa sawit telah diekspor melalui perkebunan yang berada di pesisir Timur Sumatra.
-
Kenapa petani sawit tidak siap dengan aturan ISPO? Gulat mengaku para petani tidak siap dengan ketentuan ISPO tersebut. Terlebih dalam proses penyusunannya ia menyebut ada campur tangan pihak asing.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Apa yang menjadi pendorong utama Pertamina dalam ekonomi Indonesia? Pendekatan ini akan menjadi terobosan bagi perekonomian Indonesia, dengan membuka peluang industri baru dan menciptakan pasar global untuk produk-produk rendah karbon.
"Kemudian, Menteri Schneider Amman sebagai koordinator dari EFTA menjembatani hal tersebut. Itu sebenarnya yang proses cukup capek dan panjang diluar lain lainnya," kata Menteri Enggar.
Melihat hal tersebut, pihaknya pun terus melakukan negosiasi terhadap beberapa negara Eropa agar produk komoditas sawit Indonesia bisa ditermia. Sehingga, perjanjian IE-CEPA yang tengah berjalan tersebut dapat segera dirampungkan.
"Untuk itu saya tidak mau mundur. Kenapa? saya bilang karena ini kan proses berjalan. Kalau prosesnya sudah berjalan hanya karena satu soal itu kan sia-sia. Itu lah cara bernegosiasi, cara kita melakukan pembicaraan. Saya bilang ini perjalanan sudah sekian banyak, anda diuntungkan sekian, dua-duanya saling menguntungkan," jelas dia.
"Kalau anda tidak buka sawit kita, sudah kita lupakanlah apa yang kita jalankan ini, dan penduduk ekonomi lima negara ini akan sia-sia. Sebenarnya ada potensi kita baik, potensi pertumbuhan ekonomi positif, ada potensi kita buka lapangan kerja dan berbagai hal," sambungnya.
Seperti diketahui, Indonesia secara resmi telah menjalin hubungan bilateral dengan empat negara yang tergabung dalam European Free Trade Association (EFTA), yaitu Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia. Ini dilakukan setelah Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita menandatangani perjanjian kerjasama lndonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (lE-CEPA).
"Kesimpulan adalah bahwa dengan kriteria yang sudah kita konsultasikan dengan stake holdernya maka akses sawit ke Norway bebas. Untuk itu silahkan salmon masuk. Kenapa sih salmon dipersilahkan masuk? siapa sih yang makan salmon? itu kan high end saja, kita enggak produksi itu, adanya di five star hotel, hotel saya aja enggak ada ya biarin saja," pungkasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
I-EU CEPA merupakan perjanjian dagang bilateral paling komprehensif.
Baca SelengkapnyaDiharapkan pembahasan ini bisa segera rampung sebelum beralih ke pemerintahan selanjutnya.
Baca SelengkapnyaMendag meminta dukungan serta do'a masyarakat agar dilancarkan dan bisa menang dalam gugatan ini.
Baca SelengkapnyaRencana penyetopan ekspor CPO dan produk turunannya dikarenakan polemik yang tak kunjung usai antara Indonesia dan Uni Eropa.
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaKetidakpastian global memberikan pengaruh terhadap industri sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia mendorong Belanda dan Prancis dalam penyelesaian perjanjian IEU-CEPA
Baca SelengkapnyaIndonesia akan kehilangan pasar Uni Eropa, dan pada saat yang sama, Uni Eropa diperkirakan akan mengalihkan kebutuhan minyak sawit mereka ke Malaysia.
Baca SelengkapnyaDalam IEU-CEPA, Airlangga menuturkan bahwa BUMN dipertimbangkan untuk diberikan akses yang bersifat komersial.
Baca SelengkapnyaSaid mencatat selama periode 2014-2023 defisit perdagangan internasional pada sektor pertanian sangat besar.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca Selengkapnya