Mendag sebut lonjakan harga cabai karena distribusi tak efektif
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengakui terdapat faktor distribusi yang tidak efisien yang menyebabkan terjadinya lonjakan harga sembako terutama cabai. Selain itu menurutnya faktor infrastruktur yang belum memadai juga menjadi penyebab lonjakan harga.
"Secara umum sebetulnya memang masalah stabilitas harga itu tergantung sekali dengan cuaca atau iklim. Dan soal distribusi di sini memang seperti apa yang saya bilang terjadi inefisiensi karena faktor infrastruktur," katanya di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag) Jakarta, Minggu (16/11).
Menurut Rachmat, ke depan dirinya akan mengidentifikasi jalur perdagangan yang lebih efektif dan efisien sehingga bisa menekan biaya distribusi. Dengan demikian menurutnya, stabilitas harga akan lebih terjamin.
-
Bagaimana RADC meningkatkan penjualan? “Seperti gayung yang bersambut, misi utama brand kami dalam memperkenalkan produk kosmetik yang tetap mengutamakan cantik natural wanita Indonesia dapat terealisasi dengan inovasi yang Shopee miliki, baik kampanye dan promo menarik sebagai daya tarik bagi konsumen hingga basis konsumen yang ada di seluruh Indonesia.
-
Bagaimana toko roti di Jakarta siasati kenaikan harga bahan baku? Toko roti di kawasan Rawa Belong, Palmerah, Kota Jakarta Barat mampu menyiasati kenaikan harga bahan pokok yang terjadi belakangan. Produk yang dijual toko itu memiliki ukuran dan harga yang tetap alias tidak terpengaruh dari kenaikan harga bahan baku.
-
Bagaimana cara meningkatkan efisiensi produksi? Dengan meningkatkan efisiensi produksi, biaya produksi dapat ditekan, yang pada gilirannya dapat mengurangi tekanan inflasi. Pemerintah bisa memberikan insentif kepada perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dengan memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan karyawan, investasi di bidang teknologi dan infrastruktur, atau mengurangi beban regulasi yang menghambat produktivitas.
-
Bagaimana cara Rizal meningkatkan omset? Kini, usaha lapapan dan sambal bakarnya bisa meraup omzet hingga Rp9 juta per hari. Bagi Rizal, promosi di media sosial juga jadi faktor penting dalam usaha kulinernya.
-
Kenapa Rahmat sukses menjual seladanya? Rahmat juga menjual sayur seladanya tidak ke tengkulak atau produsen, melainkan langsung ke konsumen. Dari sana, produknya bisa stabil dengan harga jual di pasaran tanpa terpengaruh inflasi Kemudian Rahmat juga melayani pembelian dadakan, walau harga beberapa ikat sayur slada.
"Dan kami akan mengidentifikasi jalur logistik yang efisien," katanya.
Selain itu, menurutnya untuk mengatasi lonjakan dan instabilitas harga, ke depan akan dioptimalkan sistem perdagangan antar pulau dengan mengoptimalkan distribusi daerah surplus ke daerah lain.
"Kita juga meningkatkan perdagangan antar pulau dari darah surplus ke daerah lain dengan mengupayakan baik itu BUMD ataupun Bulog," katanya. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjabat Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin melakukan peninjauan harga kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Batangase.
Baca SelengkapnyaBanyak pedagang mengeluh kepada Mendag Zulkifli Hasan mengenai tingginya harga cabai.
Baca SelengkapnyaKepala BPN menyebut produksi cabai rawit merah menurun.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli tersentak saat mendengar harga cabai sekarang sudah Rp100.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaBapanas tawarkan solusi ini untuk mengatasi kenaikan harga cabai di pasar.
Baca SelengkapnyaMahfud sudah menyiapkan strategi khusus untuk mengendalikan harga bahan pokok.
Baca SelengkapnyaAjakan ini merespon kenaikan harga cabai rawit hingga Rp100.000/kg.
Baca SelengkapnyaUpaya ini dibutuhkan Pemda untuk mengendalikan laju inflasi di daerah.
Baca SelengkapnyaGerakan tanam ini diharapkan bisa mengendalikan inflasi dan menjaga ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaPenyebab lonjakan harga cabai rawit adalah masalah distribusi. Akibatnya sebaran komoditas cabai tidak merata dan menyebabkan terjadinya disparitas harga.
Baca SelengkapnyaNormalnya, harga cabai rawit di tingkat petani berkisar antara Rp10.000 hingga Rp15.000 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.
Baca Selengkapnya