Mendag: Yuan jadi mata uang internasional, Rupiah akan menguat

Merdeka.com - Menteri Perdagangan, Thomas Lembong menyambut baik masuknya Renminbi (RMB) atau Yuan sebagai mata uang international setelah Dolar, Euro, Pundsterling dan Yen. Menurut Tom Lembong, kebijakan ini akan memberi dampak positif bagi Indonesia sebagai importir produk negeri tirai bambu.
Dia berharap, kedepannya China juga bisa memanfaatkan mata uang Rupiah untuk berinvestasi maupun untuk impor barang dari Indonesia.
"Harusnya positif, karena dengan sendirinya kalau kita lebih banyak pake RMB, China akan lebih banyak pegang Rupiah. Karena kita menukarkan Rupiah kita ke RMB. Makanya China kan punya Rupiah, Rupiah kan harus dipakai untuk sesuatu. Dia pake Rupiah untuk investasi, atau Rupiahnya untuk impor barang dari kita," ujarnya usai acara APINDO CEO Gathering di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Senin (7/12).
Selain itu, penggunaan RMB ini akan membantu Indonesia dalam menghemat permintaan mata uang Dolar atau USD. Hal ini tentunya akan membuat Rupiah bisa bergerak menguat terhadap USD.
"Enggak harus tukar Rupiah ke Dolar, enggak harus tukar Rupiah ke Euro, tapi juga bisa menukar Rupiah ke RMB, ini memberikan opsi. karena Dolar semakin langka, semakin mahal. Jadi kalau ada opsi lain RMB yang tersedia, lebih besar pasoknya, mungkin lebih murah, kenapa tidak? harapannya lama kelamaan impor kita yang khususnya dari China tidak lagi menggunakan Dolar, dengan demikian menghemat permintaan Dolar di negara kita," jelasnya.
Menteri Lembong berharap penggunaan RMB mampu menggenjot investasi China ke tanah air, sehingga hal ini akan berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Secara jangka menengah, jangka panjang bisa membantu menggenjot ekspor/investasi China ke kita. karena dengan menukar Rupiah ke RMB dia dengan sendirinya akan mengakumulasi Rupiah yang harus dia pakai untuk sesuatu," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya