Menebak arah nilai tukar Rupiah pasca menguat tajam di awal Oktober
Merdeka.com - Pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika (USD) menguat tajam pada awal Oktober ini. Pertengahan September lalu, nilai tukar Rupiah sempat melemah tajam hingga menyentuh titik terlemahnya di level Rp 14.691 pada 29 September, nilai tukar terendah selama tujuh tahun terakhir.
Namun, pada awal Oktober 2015, posisi Rupiah mulai kembali menguat, masuk ke level 13.000 per dolar Amerika Serikat. Perdagangan kemarin, Rupiah ditutup menguat 198 poin atau 1,45 persen. Rupiah ditutup di level Rp 13.418 per USD, atau menguat dibanding penutupan perdagangan sebelumnya yaitu di level Rp 13.616 per USD.
Banyak dugaan penyebab Rupiah kembali menguat pada awal Oktober 2015. Bank Indonesia mengklaim keyakinan investor terhadap pemerintah Indonesia sudah pulih. Ini terlihat dari penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang mencapai 4,4 persen dalam tiga hari saja.
-
Kapan rupiah mengalami devaluasi pertama? Pada 7 Maret 1946, pemerintah mendevaluasi nilai tukar rupiah sebesar 29,12 persen, dari Rp1,88 per USD1 menjadi Rp2,65 per USD1.
-
Apa dampak pelemahan Rupiah terhadap harga kedelai? Harga kedelai impor kembali mengalami kenaikan dan berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah. Kondisi ini tentunya sangat memberatkan para pelaku usaha tempe dan tahu.
-
Apa Redenominasi Rupiah itu? Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan.
-
Apa itu Redenominasi Rupiah? Redenominasi adalah proses penyederhanaan mata uang. Redenominasi menghapuskan angka nol (0) dari nominal mata uang yang ada.
-
Apa yang terjadi dengan rupiah di era Soeharto? Perekonomian era Soeharto juga sangat kental dengan pro asing. Namun, stabilitas rupiah tidak berumur panjang di era Soeharto. Sebab, inflasi Indonesia yang terbilang masih cukup tinggi tidak sebanding dengan mitra dagangnya. Akhirnya nilai tukar rupiah menjadi sangat tinggi terhadap dolar dan tidak ada negara yang mau bermitra dengan Indonesia.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
"Tadinya investor asing mengatakan pemerintah tidak pernah serius melakukan structural reform. Paket kebijakan itu mendorong investor masuk, lalu pemerintah meng-adress dengan debirokratisasi dan deregulasi dalam rangka mendorong investor dan devisa masuk," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara, Jakarta, Jumat (9/10).
Menurut Mirza, penguatan rupiah juga didorong sentimen The Federal Reserve diperkirakan bakal menunda penaikan suku bunga acuannya hingga tahun mendatang.
Pengamat Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati mengatakan, penguatan Rupiah kali ini murni terjadi karena faktor eksternal melemahnya dolar Amerika Serikat (USD). Faktor eksternal dinilai sedang bagus untuk mendongkrak perekonomian dalam negeri.
"Kalau pergerakan terlalu cepat sekarang ini bukan karena faktor fundamental kita, tapi ada di faktor sentimen. Salah satunya eksternal tapi bisa juga internal, tapi sedikit," tegas Enny.
Faktor eksternal lainnya yang mendongkrak penguatan Rupiah adalah rilis angka pengangguran di Amerika Serikat yang tidak sesuai dengan ekspektasi. Tingginya pengangguran di Negeri Paman Sam menandakan ekonomi mereka belum membaik. Dengan demikian, kemungkinan bank sentral Amerika atau The Fed menaikkan suku bunga menjadi mustahil.
"Maka belum ada ruang untuk The Fed untuk menaikkan suku bunga. Menyebabkan orang tidak terus memburu dolar Amerika. Kemudian ada juga juga aliran uang ke emerging market yang tadinya ke Amerika, sekarang balik lagi," kata Enny.
Namun demikian, apakah membaiknya nilai tukar Rupiah ini masih akan terus berlanjut? (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Jumat (8/9), nilai tukar rupiah berada di level Rp 15.327 per USD.
Baca SelengkapnyaDari sisi eksternal, penguatan mata uang dolar AS di dekat level tertinggi selama satu bulan terakhir dipicu oleh kebijakan The Fed selaku Bank Sentral AS.
Baca SelengkapnyaPasar telah mengalami minggu yang kacau, sebagian besar dipicu oleh angka penggajian Amerika.
Baca SelengkapnyaAda dua pertimbangan yang membuat rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaTernyata ini biang kerok nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat anjlok ke level Rp16.026 di hari ketiga lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaHal ini membuat nilai tukar mata uang dolar AS semakin menguat dibandingkan mata uang negara maju maupun berkembang, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada Selasa (14/5), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan di Jakarta ditutup melemah di tengah pasar menantikan data inflasi Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaPasca serangan Iran ke Israel nilai tukar rupiah terus melemah, namun Ekonom BCA mengungkap fakta lain penyebab mata uang garuda anjlok.
Baca SelengkapnyaKondisi ini diperparah dengan langkah Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed yang diperkirakan akan kembali menahan suku bunga untuk memperkuat ekonomi AS.
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah pada perdagangan Selasa sore, 3 September 2024.
Baca SelengkapnyaNilai tukar rupiah terus menguat dalam dua hari terakhir
Baca SelengkapnyaRupiah kembali melemah hingga ke level Rp16.000 terhadap mata uang dolar AS seperti yang pernah dialami Indonesia saat krisis moneter 1998.
Baca Selengkapnya