Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menengok dampak paket kebijakan XIII pada program satu juta rumah

Menengok dampak paket kebijakan XIII pada program satu juta rumah perumahan. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi jilid XIII pada 24 Agustus 2016 lalu. Dalam deregulasi kebijakan tersebut, Jokowi memudahkan dan mempercepat izin pembangunan rumah murah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Direktur BTN, Oni Febriarto Rahardjo menilai, paket kebijakan ini akan berdampak positif pada sektor properti Tanah Air, terutama mendorong percepatan pembangunan program sejuta rumah. Kebijakan pemerintahan Jokowi-JK ini juga diyakini akan mempercepat penyerapan program fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR) subsidi maupun juga buat mikro.

"Saat ini ada potensi besar dari sektor mikro dan informal untuk memiliki hunian yang layak peluang masih sangat besar. Namun, mereka masih terkendala dalam hal kemampuan membayar uang muka dan skema cicilan. Untuk itu perlu aturan yang untuk mengetahui kemampuannya membayar," kata Oni Febriarto dalam sebuah acara diskusi beberapa waktu lalu.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Oni, pertumbuhan sektor properti ini nantinya bakal berdampak kepada pertumbuhan ekonomi, meski di Indonesia masih kecil sekitar 2,86 persen sedangkan negara lain lebih besar. "Sektor properti ini berdampak kepada pertumbuhan industri, lapangan kerja, ekspansi pasar konsumer. Sampai Juni 2016 total unit yang sudah terserap mencapai 400.982 unit," kata dia.

Ketua Umum Apersi, Eddy Ganefo mengatakan, kebijakan pemerintah mempermudah perizinan sangat membantu para pengembang yang membangun rumah bersubsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Dengan dipercepatnya perizinan maka akan mengakselerasi pengembang membangun lebih cepat lagi.

"Kalau proses izin cepat, sertifikasi cepat kami yakin, rumah bisa terbangun lebih besar lagi dan harga rumah juga bisa lebih terjangkau dengan kualitas terbaik," ujarnya.

Oleh karena itu, Eddy mendorong pemerintah untuk segera membuat aturan turunan dari paket kebijakan XIII tersebut yaitu berupa Peraturan Pemerintah (PP). Beleid turunan ini diperlukan agar dalam pelaksanaan bisa langsung menuju kabupaten atau kota di Indonesia.

"Karena selama ini fakta di lapangan masih banyak kendala soal perizinan dan juga masalah kelistrikan dan ini harus menjadi konsen pemerintah," katanya.

Direktur Perencanaan Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Eko Heri Purwanto berjanji akan terus mendorong percepatan pembangunan perumahan khususnya bagi MBR, di mana dari target 1 juta rumah hingga saat ini baru terbangun 400 ribu unit. Dengan adanya paket kebijakan XIII yang berisi adanya pemangkasan perizinan dari 33 tahapan perizinan menjadi 11 perizinan dan juga mempersingkat waktu menjadi 44 hari akan mendorong sektor properti lebih cepat lagi.

"Paket kebijakan XII ini pasti mendorong tercapainya target 1 juta rumah, karena biaya perizinan berkurang jadi ketersediaan rumah menjadi cepat, khususnya MBR," kata dia.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan paket kebijakan ini untuk mendukung pembangunan satu juta rumah yang merupakan program Presiden Jokowi. Adapun, pemerintah sepakat untuk mempercepat dan menghapus izin-izin pembangunan rumah murah dari semula 33 perizinan menjadi 11 perizinan.

"Dengan pengurangan perizinan dan tahapan serta percepatan waktu proses perizinan tersebut maka waktu pembangunan MBR selama ini yang rata-rata mencapai 769-981 hari dapat dipercepat menjadi 44 hari," ujar Darmin di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/8).

Selain itu, para pengembang juga bisa membangun hunian rumah murah dengan lahan minimal 5 hektar (ha). Menurutnya, saat ini terdapat 11,8 juta rumah tangga yang tak memiliki rumah. Sehingga, program satu juta rumah ini harus terwujud.

"Dengan pengurangan, penggabungan, dan percepatan proses perizinan untuk pembangunan rumah MBR, maka biaya untuk pengurusan perizinan akan menjadi 30 persen dari biaya saat ini atau turun sebesar 70 persen. Perhitungan biaya tersebut dilakukan bersama pengurus Real Estate Indonesia/REI," pungkasnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Wacana KPR 35 Tahun untuk Milenial dan Gen Z, Bakal Untung atau Malah Jadi Beban?
Ada Wacana KPR 35 Tahun untuk Milenial dan Gen Z, Bakal Untung atau Malah Jadi Beban?

skema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki hunian.

Baca Selengkapnya
Tips Penting untuk Generasi Milenial Ingin Terjun ke Bisnis Properti
Tips Penting untuk Generasi Milenial Ingin Terjun ke Bisnis Properti

Peluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Ini karena backlog perumahan di Indonesia masih sangat tinggi.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu Catat, Pekerja Swasta Paling Banyak Terima Program Rumah Murah Pemerintah
Kemenkeu Catat, Pekerja Swasta Paling Banyak Terima Program Rumah Murah Pemerintah

Dalam rentang waktu 2010 hingga Juli 2023, program FLPP telah mendukung kepemilikan rumah sebanyak 1.289.748 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ada Wacana Tenor KPR hingga 35 Tahun, Dirut BTN Respons Begini
Ada Wacana Tenor KPR hingga 35 Tahun, Dirut BTN Respons Begini

Adanya skema ini diharapkan menjadi solusi bagi generasi milenial dan Z memiliki rumah atau hunian.

Baca Selengkapnya
1,5 Juta Unit Rumah Layak Huni Dibangun Sepanjang Pemerintahan Jokowi
1,5 Juta Unit Rumah Layak Huni Dibangun Sepanjang Pemerintahan Jokowi

Sejak era kabinet kerja Presiden Joko Widodo dari tahun 2015-2022 ini telah membangun atau memfasilitasi sebanyak 1.553.459 unit rumah layak huni.

Baca Selengkapnya
Ternyata ini Alasan Gen Z Susah Punya Rumah Sendiri
Ternyata ini Alasan Gen Z Susah Punya Rumah Sendiri

Alhasil mereka merasa membeli rumah adalah hal yang paling sulit.

Baca Selengkapnya
Data PUPR: 12,7 Juta Orang Indonesia Tak Punya Rumah, Tiap Tahun Bertambah 740.000 Orang
Data PUPR: 12,7 Juta Orang Indonesia Tak Punya Rumah, Tiap Tahun Bertambah 740.000 Orang

Pemerintah dan swasta harus membangun 1,5 juta rumah tiap tahun agar angka masyarakat tak punya rumah terus turun.

Baca Selengkapnya
90 Persen Milenial Gaji di Bawah Rp10 Juta, Harga Rumah yang Cocok Rp400 Juta
90 Persen Milenial Gaji di Bawah Rp10 Juta, Harga Rumah yang Cocok Rp400 Juta

Sektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan menggunakan banyak produk lokal.

Baca Selengkapnya
Prabowo Target Bangun 3 Juta Rumah per Tahun, Volume Transaksi Ditaksir Mencapai Rp400 Triliun
Prabowo Target Bangun 3 Juta Rumah per Tahun, Volume Transaksi Ditaksir Mencapai Rp400 Triliun

Sebanyak 1 juta unit untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di perkotaan dan 2 juta unit untuk masyarakat di pedesaan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Makin Sulit Punya Rumah, Potensi Backlog Perumahan Bertambah 170.000 Unit Tiap Tahun
Masyarakat Makin Sulit Punya Rumah, Potensi Backlog Perumahan Bertambah 170.000 Unit Tiap Tahun

SMF menyoroti rumus BPS dalam menghitung angka backlog yang masih mengacu pada ukuran rumah tangga, bukan keluarga.

Baca Selengkapnya
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta

Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.

Baca Selengkapnya
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat
Survei BI: Penjualan Properti di Akhir Tahun 2023 Meningkat

Penjualan properti residensial triwulan IV-2023 tercatat meningkat 3,37 persen (yoy).

Baca Selengkapnya