Menengok Kondisi Ekonomi Palestina Tengah Konflik dengan Israel
Merdeka.com - Konflik menahun antara Palestina dan Israel terus memuncak. Tidak hanya dari segi politik, kondisi ekonomi kedua negara juga terdampak akibat pertikaian ini, terutama bagi Palestina.
Sebagai catatan, Palestina hampir tidak pernah memiliki ekonomi yang stabil sejak dilanda perang. Menurut laporan Bank Dunia bertajuk Palestinian Territories Economy Update - April 2021, pertumbuhan ekonomi Palestina di tahun 2017- 2019, di mana Covid-19 belum merebak, tercatat hanya 1,3 persen.
Pada tahun 2020, ekonomi negara ini minus 11,5 persen. Ketika kondisi politik memanas, pandemi datang dan membuat ekonomi Palestina semakin terpuruk.
-
Kenapa bisnis Israel runtuh? Sekitar 77 persen usaha yang telah tutup sejak awal perang, atau sekitar 35.000 usaha, merupakan usaha kecil dengan lima karyawan, dan yang paling rentan dalam perekonomian,' jelas CEO firma layanan informasi dan manajemen risiko kredit Israel CofaceBdi, Yoel Amir, kepada Maariv.
-
Apa yang menyebabkan bisnis Israel terdampak? Sektor perdagangan juga sangat terdampak. Termasuk sektor jasa dan industri seperti mode, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi dan pariwisata.
-
Bagaimana Israel runtuh? Diperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024. Israel di Ambang Keruntuhan, 46.000 Usaha Tutup Sejak 7 Oktober Sebanyak 46.000 usaha di Israel tutup yang merupakan akibat dari agresi brutal mereka ke Jalur Gaza, Palestina yang berdampak besar terhadap perekonomian negara Zionis tersebut.
-
Kenapa Israel dan Palestina terus berkonflik? Di mana penduduk Israel terus berusaha menguasai wilayah yang seharusnya menjadi hak dari warga negara Palestina.
-
Kenapa DPR serukan krisis kesehatan di Palestina? ‘Tidak mungkin kita bicara soal krisis kesehatan tanpa melihat situasi yang terjadi di Palestina. Kita tahu bahwa serangan militer telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel. Bahkan, serangan ini juga menargetkan 4 (empat) rumah sakit besar di Gaza, tak terkecuali rumah sakit Indonesia. Hal ini kemudian memicu lebih dari 50.000 pasien yang tak bisa tertangani secara maksimal, ‘ tegas Puteri dalam Forum Kerja Sama di Wilayah Asia-Pasifik di Bidang Kesehatan Universal, Jumat (25/11).
-
Dimana bisnis Israel terdampak? 'Kerusakan terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya,' kata laporan tersebut.
"Otoritas Palestina sendiri telah berupaya keras untuk menanggulangi pandemi," jelas Direktur Bank Dunia untuk Tepi Barat dan Gaza Kanthan Shankar dalam laporannya.
Meski demikian, donasi dan bantuan terus mengalir untuk negara ini, walaupun jumlahnya terus menyusut. Shankar mengatakan, Palestina semakin kesulitan untuk melindungi warganya.
Lebih dari seperempat warga Palestina hidup di garis kemiskinan. Sejak pandemi melanda, jumlahnya lebih banyak. Untuk wilayah Palestina sendiri jumlahnya 30 persen, sementara untuk jalur Gaza jumlahnya 64 persen.
Selain itu, tingkat pengangguran anak muda Palestina mencapai 38 persen. Angka ini jauh di bawah rata-rata negara kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Lalu, jaringan internet di wilayah Tepi Barat Palestina masih didominasi jaringan 3G. Untuk di Gaza, jaringannya masih 2G.
Korban Perang
Sebelumnya, setidaknya 192 orang, termasuk 58 anak-anak dan 34 perempuan, telah tewas di Jalur Gaza sejak kekerasan terbaru akibat ketegangan dengan Israel pekan lalu.
Dilansir Al Jazeera, Senin (17/5) sebanyak 10 orang tewas di Israel, termasuk dua anak-anak.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan pertemuan pada Minggu (16/5) yang membahas tentang kekerasan itu, namun gagal untuk membuat kesepakatan.
Sebelumnya, pada Minggu (16/5), militer Israel melakukan serangan intens di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 42 warga Palestina, melukai puluhan lainnya, dan merusak setidaknya tiga bangunan tempat tinggal.
Rumah pimpinan Hamas di Gaza, Yehya al-Sinwar, juga menjadi sasaran serangan tersebut, menurut media kelompok tersebut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa akhir dari tujuh hari pertempuran dengan para pejuang Gaza tidak akan terjadi dalam waktu dekat, meskipun ada langkah diplomatik untuk mencapai ketenangan.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masa perang antara Israel terhadap pasukan Hamas justru mengguncang perekonomian Israel.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Palestina akan melambat akibat perang yang terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaKonflik yang terjadi antara Israel dan Palestina sejak dulu telah membuat perekonomian Gaza yang rapuh dan hancur.
Baca SelengkapnyaUtang Israel diperkirakan akan meningkat tajam, yang akan membuat perekonomian Israel terpukul.
Baca SelengkapnyaJika perang berlanjut hingga tahun 2025, maka pertumbuhan ekonomi Israel akan stagnan hanya sebesar 0,2 persen.
Baca SelengkapnyaILO memperingatkan dampak akibat perang terhadap ekonomi Palestina akan berlangsung selama bertahun-tahun mendatang.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan Israel mengungkapkan bahwa perekonomian negara bisa mengalami kerugian hingga USD10,5 miliar atau sekitar Rp167,43 triliun.
Baca Selengkapnya400.000 Warga Palestina Kehilangan Pekerjaan Akibat Perang
Baca SelengkapnyaDiperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024.
Baca SelengkapnyaKepergian mereka juga tidak jelas apakah mereka akan kembali atau tidak.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia diprediksi merosot jika konflik Iran versus Israel berkepanjangan.
Baca SelengkapnyaJumlah utang ini naik dua kali lipat dari tahun 2022.
Baca Selengkapnya