Menengok pasang surut hubungan dagang Indonesia-Israel
Merdeka.com - Hubungan dagang antara Indonesia dan Israel diakui telah berjalan sejak lama. Meski dua negara tidak mempunyai hubungan bilateral, perdagangan antar kedua negara itu disebut legal alias sah.
Sebenarnya, awal milenium kedua, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Muhammad Jusuf Kalla memutuskan mencabut larangan hubungan dagang langsung antara perusahaan swasta Indonesia dan Israel. Keputusan itu tertuang dalam surat bernomor 26/MPP/Kep/11/2000 tertanggal 1 Februari 2000. Setahun kemudian, Menteri Perdagangan Luhut B. Pandjaitan membenarkan soal pencabutan larangan itu.
Hubungan bisnis dan dagang antar dua negara terjalin secara resmi dan legal pada 2001 lalu atau di era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Namun, tajamnya perbedaan pandangan antara Indonesia dan Israel dinilai menjadi penghambat potensi bisnis dan peluang ekspansi dua negara.
-
Kenapa Indonesia mengutuk Israel? 'Keputusan ini jelas-jelas melanggar dan bertentangan dengan Piagam PBB dan Konvensi 1946 tentang kekebalan lembaga PBB,' jelas Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan resminya, Selasa (29/10).
-
Dimana bisnis Israel terdampak? 'Kerusakan terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya,' kata laporan tersebut.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Kenapa teknologi Israel penting bagi Indonesia? Tanpa disadari, ternyata terdapat beberapa teknologi buatan Israel yang digunakan oleh banyak negara, termasuk di Indonesia.
-
Apa yang dibeli Israel dari Jerman? Pada tahun 2022 lalu, Israel mengumumkan membeli tiga buah kapal selam dari Perusahaan Thyssenkrupp Marine Systems Nilai pembelian mencapai 3 miliar euro atau Rp 48 Triliun.
-
Kenapa Israel butuh senjata dari luar negeri? Konflik bersenjata dengan Palestina membuat Israel terus memborong senjata paling canggih dari luar negeri.
"Setahu saya boleh deh, secara perdagangan mungkin boleh. Kalau tidak salah boleh semenjak zaman Gus Dur. Tapi nanti saya cek lagi," ucap Direktur Impor Kementerian Perdagangan Didi Sumed
Data dari kementerian Perdagangan juga menyebutkan bahwa neraca perdagangan Indonesia-Israel cukup positif. Tahun 2007, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 124.100 dan meningkat menjadi USD 116,4 juta pada tahun 2008. Tahun 2009, total perdagangan dua negara mencapai USD 91.613 juta dan kembali meningkat menjadi USD 117,5 juta pada tahun 2010. Data tahun 2011 menunjukkan, total perdagangan Indonesia-Israel mencapai USD 69,6 juta. Dan hingga pertengahan tahun ini sudah mencapai USD 79 juta.
Kerja sama perdagangan dua negara terjalin berkat peran salah satu perusahaan ekspor-impor bernama Indolink yang bermarkas di Israel. Dalam profil perusahaan disebutkan bahwa visi dan misi perusahaan tersebut adalah membantu pengusaha antar dua negara menjalin kerjasama strategis dan saling menguntungkan.
Indolink mengambil peran sebagai agen bisnis atau semacam broker perusahaan Indonesia di Israel. Sebab, perusahaan berjanji memberi layanan menyeluruh bagi importir dan distributor Indonesia yang tertarik bekerjasama dengan suplaier dari Israel mulai dari penjajakan produk, negosiasi harga, perjanjian kerja sama hingga transaksi.
Direktur Kerjasama Perdagangan Internasional (KPI) Kementerian Perdagangan, Iman Pambagyo menyebut Indonesia tidak hanya mengimpor barang dari Israel, tapi mengekspor barang produk Indonesia ke Israel. Namun, ekspor ini dilakukan melalui negara ketiga atau transit.
"Ada, kita juga ekspor ke sana (Israel) tapi melalui negara ketiga. Kita enggak langsung ke Israel," kata Iman di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/3).
Namun Iman enggan menyebut jenis barang atau komoditas Indonesia yang diekspor ke Israel. Iman juga enggan menyebut perusahaan yang mengekspor barang ke Israel. "Barang apa yaa, saya tidak mau ngomong. Kamu Palestina ya," ucap Iman sambil tersenyum. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski tak ada hubungan diplomatik, Indonesia tetap memiliki transaksi perdagangan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2016, ekspor Indonesia ke Israel mencapai USD 103,1. Jumlahnya naik menjadi USD 125,9 juta pada 2017.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor pakan babi ke Israel mencapai USD5,4 juta, naik ini 103 persen di tahun 2020 menjadi USD11 juta.
Baca SelengkapnyaMemanasnya konflik antara Israel dengan Hamas di Gaza Palestina tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perdagangan internasional Indonesia.
Baca SelengkapnyaFasilitas tersebut juga akan diberikan kepada produk-produk lain dari Palestina sebagai bentuk dukungan Indonesia kepada Palestina.
Baca SelengkapnyaImpor dari Israel terjadi dari tahun ke tahun. Pada 2020, nilai impor barang dari Israel mencapai USD 56,5 juta. Kemudian tahun 2021 senilai USD 26,5 juta.
Baca SelengkapnyaTidak adanya relasi diplomatik antara Indonesia dengan Israel bukan berarti tidak ada kerjasama antar dua negara ini.
Baca SelengkapnyaMengutip trading economics, dari aktivitas ekspor Palestina, 92 persen dijual ke Israel.
Baca SelengkapnyaHubungan dagang antara Indonesia dan Palestina masih terjalin dengan baik.
Baca SelengkapnyaSaat ini tidak ada hubungan diplomasi antara Indonesia dengan Israel, relasi bisnis antara kedua negara ini tetap bisa berjalan.
Baca SelengkapnyaGerakan Boikot, Divestasi, Sanksi (DBS) kembali menyuarakan pemboikotan produk asal Israel dengan memberhentikan penjualan.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel merugikan Indonesia khususnya komoditas yang diimpor.
Baca Selengkapnya