Mengapa uang palsu banyak beredar di pasar tradisional?
Merdeka.com - Tidak dipungkiri, tingkat konsumsi masyarakat melonjak tajam saat Ramadan dan Lebaran. Porsi belanja semakin besar. Secara sadar atau tidak, masyarakat merogoh kocek lebih dalam untuk kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran.
Kampanye produk yang diluncurkan saat Ramadan atau yang bisa digunakan untuk menyambut hari kemenangan, Idul Fitri, cukup berhasil menjadi magnet yang mengarahkan masyarakat menjadi lebih konsumtif dari biasanya. Apalagi dengan adanya tawaran diskon atau potongan harga.
Tingginya tingkat konsumsi berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah uang beredar di pasar dalam negeri. Kondisi ini ternyata menjadi celah aksi atau tindak kriminal peredaran uang palsu.
-
Dimana uang palsu diedarkan? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Uang palsu apa yang diedarkan? Disampaikan Kepala Polsek Leles, AKP Agus Kustanto, keduanya mengedarkan uang imitasi dengan pecahan Rp10 sampai Rp100 ribu.
-
Kenapa uang palsu di Garut diedarkan? Polisi menangkap dua pelaku atas dugaan membuat dan mengedarkan uang palsu,“ katanya, dikutip dari ANTARA, Senin (14/8).
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Siapa yang edarkan uang palsu di Garut? Petugas kepolisian dari Polsek Leles menangkap ibu dan anak yang diduga mengedarkan uang palsu di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
-
Bagaimana ibu dan anak edarkan uang palsu? Modus yang digunakan para pelaku adalah menggunakannya saat berbelanja di warung.
Uang palsu menyelinap masuk di tengah besarnya gelombang peredaran uang yang dibelanjakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya selama Ramadan dan Lebaran.
"Peredaran mata uang palsu memang selalu menjadi fenomena setiap tahun karena kebutuhan masyarakat akan uang jelang Lebaran selalu mengalami peningkatan," ujar pengamat mata uang Rully Nova kepada merdeka.com di Jakarta, Senin (22/6).
Berulang kali pihak kepolisian menangkap pelaku peredaran uang palsu. Namun peredaran uang palsu seolah tak pernah surut. Bahkan berpotensi semakin membesar saat Ramadan dan Lebaran. Peredarannya pun semakin luas, tidak hanya di daerah pelosok, tapi juga di kota besar.
Kecanggihan teknologi yang diaplikasikan dalam alat pendeteksi uang, tidak menyurutkan niat mengedarkan uang palsu. Pelaku peredaran uang palsu seolah selalu menemukan celah yang bisa dimanfaatkan. Pasar tradisional kini menjadi lokasi peredaran uang palsu.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya pecahan besar, ibu dan anak juga edarkan pecaan kecil. Waspada.
Baca SelengkapnyaPengungkapan berawal ketika tersangka T beraksi menggunakan sepeda motor Honda Beat bernopol H 6252 ASD.
Baca SelengkapnyaPengedar ini diketahui biasa membelanjakan uang palsunya di warung-warung kecil perkampungan.
Baca SelengkapnyaKorban dan pelaku mulanya berkenalan melalui aplikasi online dan sepakat kencan.
Baca SelengkapnyaKepolisian Sektor Pakuhaji menangkap pelaku pengedar dan pembuat uang palsu yang menjalankan aksinya di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
Baca SelengkapnyaPolri menggerebek tempat percetakan uang bertempat di Kota Bekasi, Jawa Barat Jumat (6/9) lalu. Sebanyak 10 orang diamankan
Baca SelengkapnyaSatu bagian uang asli, disambung dengan bagian uang lainnya yang diduga uang palsu.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran di layanan resmi dijamin keaslian uangnya.
Baca SelengkapnyaMelakukan penukaran uang dipinggir jalan berisiko merugikan masyarakat atas potensi peredaran uang palsu.
Baca SelengkapnyaIklan judi online membuat orang tertarik untuk masuk ke dalam aplikasi dan bermain.
Baca SelengkapnyaMaraknya judi online di tengah masyarakat harus diselesaikan dari akar persoalannya,
Baca Selengkapnya