Mengenal Inflasi, Penyebab dan Cara Mengatasinya
Merdeka.com - Akhir-akhir ini istilah inflasi kian ramai di perbincangkan semua lapisan masyarakat. Sebab, memberikan dampak nyata kepada para konsumen dan pelaku usaha dalam menjalankan perekonomian sehari-hari.
Lantas apa itu inflasi?
Melansir dari laman bca.co.id, Selasa (23/8), inflasi adalah kondisi yang menggambarkan kenaikan harga barang dan jasa dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, deflasi adalah penurunan harga barang maupun jasa secara umum dan terus menerus.
-
Kenapa inflasi tinggi merusak daya beli? Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali dapat merusak daya beli masyarakat, menyebabkan ketidakpastian ekonomi, dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
-
Apa penyebab inflasi selain permintaan melebihi penawaran? Kenaikan biaya produksi juga bisa menjadi penyebab inflasi. Misalnya, kenaikan harga bahan baku, tenaga kerja, atau energi dapat mendorong produsen untuk menaikkan harga jual agar tetap mendapatkan keuntungan.
-
Bagaimana inflasi memengaruhi saham? Misalnya, saham dapat berkinerja baik selama periode inflasi jika perusahaan menaikkan harga untuk mengimbangi biaya yang meningkat.
-
Apa yang dimaksud dengan inflasi inti? 'Inflasi inti tidak meliputi harga bahan makanan dan energi yang berfluktuasi, dan memberi gambaran lebih jelas mengenai inflasi stabil suatu perekonomian,' terang Kar Yong Ang.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi tingkat kelahiran? Menurut data, angka kelahiran yang menunjukkan rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan selama hidupnya, mengalami penurunan dari 1,58 anak per perempuan pada tahun 2021 menjadi 1,35 saat ini.
-
Kenapa inflasi penting untuk investor? 'Itulah sebabnya pemahaman akan inflasi merupakan kunci dari perencanaan keuangan dan pengambilan keputusan ekonomi yang efektif,' ujar Kar Yong Ang.
"Permintaan dan penawaran sebuah barang pun tidak seimbang sehingga harga menjadi lebih tinggi," tulis BCA.
Meski begitu, kenaikan satu atau dua jenis barang saja belum bisa disebut sebagai inflasi. Perhitungan inflasi harus dilakukan dengan terukur dalam skala yang lebih luas.
Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan pihak yang akan melakukan perhitungan inflasi. Perhitungan tersebut akan menggunakan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang didapat melalui Survei Biaya Hidup (SBH).
Survei tersebut dilakukan secara rutin mulai dari skala terkecil di daerah hingga ke tingkat nasional. Indeks ini akan menggunakan tujuh kelompok pengeluaran sebagai berikut:
- Bahan makanan
- Makanan jadi, minuman, dan tembakau
- Perumahan
- Sandang
- Kesehatan
- Pendidikan dan olahraga
- Transportasi dan komunikasi
Penyebab Inflasi
Inflasi bisa terjadi karena banyak faktor. Berikut penyebab inflasi yang bisa muncul dalam sebuah negara:
1. Jumlah permintaan yang meningkat
Inflasi sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran. Permintaan yang meningkat secara drastis ini pun bisa jadi karena stok terbatas sehingga barang tersebut menjadi langka.
Selain itu, keterlibatan para spekulan yang menimbun barang juga bisa memicu inflasi. Hal ini karena jumlah produk yang tersedia menjadi sangat sedikit di pasaran.
2. Banyaknya jumlah uang yang beredar
Dalam strategi finansial, pemerintah bisa saja mencetak uang baru sehingga jumlahnya menjadi lebih banyak. Langkah ini diambil untuk menutupi defisit anggaran sekaligus memutar roda perekonomian lebih cepat. Pasalnya, jumlah uang yang lebih banyak mendorong konsumsi masyarakat jadi lebih tinggi juga.
"Sayangnya, kondisi ini membuat harga barang dan jasa juga menjadi ikut naik. Makin banyak uang baru yang dicetak untuk menutupi defisit ini, makin tinggi juga harga kebutuhan pokok yang akan naik," kata BCA.
3. Biaya produksi yang meningkat
Kenaikan harga barang juga bisa terjadi akibat biaya produksi yang meningkat. Biaya produksi ini meliputi bahan baku, upah pekerja, dan juga ongkos distribusi.
Peningkatan biaya produksi yang paling sering dialami adalah kelangkaan bahan baku di pasaran. Kondisi peningkatan biaya produksi ini paling sering terjadi di negara berkembang. Pasalnya, masih ada bahan baku yang belum bisa diproduksi sendiri sehingga harus melakukan impor dari negara lain.
Cara Mengatasi Inflasi
Setelah mengetahui penyebabnya, kita juga punya peran penting dalam mengatasi inflasi, loh. Berikut sejumlah tips yang bisa dilakukan:
1. Menghindari sikap konsumtif
Menekan inflasi bisa dilakukan dengan pola hidup hemat. Belilah barang sesuai dengan kebutuhan dan atur juga jumlah pembeliannya.
"Hindari pembelian berlebih yang membuat kondisi barang di pasar menjadi minim, khususnya untuk barang kebutuhan pokok," ucap BCA.
2. Mencari produk substitusi
Barang substitusi merupakan barang pengganti yang memiliki sifat dan fungsi yang mirip dengan barang utamanya. Memanfaatkan barang pengganti ini membuat permintaan akan sebuah barang menjadi menurun sehingga harganya bisa tetap normal.
3. Mulai menabung
Memanfaatkan produk perbankan akan mengamankan keuangan yang dimiliki. Mulai menabung secara rutin dengan menggunakan jenis tabungan berjangka. Jika memang memiliki dana lebih, tidak ada salahnya membuka rekening deposito.
4. Berinvestasi
Investasi merupakan salah satu cara terbaik untuk melawan inflasi sekaligus mengelola kekayaan dengan tepat. Kamu bisa memulai investasi reksadana dan obligasi. Dua jenis investasi ini tergolong cukup aman untuk para pemula.
5. Memberdayakan UMKM
UMKM memiliki peran yang sangat besar untuk pemutaran roda perekonomian. Untuk itu, memberdayakan UMKM perlu dilakukan. Mulailah berbelanja di warung, toko, atau minimarket yang ada di sekitar rumah, dan produk-produk lokal lainnya.
"Terlebih, banyak produk lokal dengan harga terjangkau yang bisa menjadi pilihan," tutup BCA.
(mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa yang harus dilakukan para investor saat inflasi terjadi?
Baca SelengkapnyaInflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu, mengurangi daya beli uang.
Baca SelengkapnyaBanyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.
Baca Selengkapnyainflasi merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Baca SelengkapnyaAngka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.
Baca SelengkapnyaInflasi naik di bulan Febuari terutama harga beberapa komoditas.
Baca SelengkapnyaInflasi pada Oktober 2024 mengakhiri tren deflasi yang terjadi sejak Mei 2024 hingga September 2024.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Indonesia sangat tergantung dengan komoditas ini, kenaikan harga beras semakin menghimpit masyarakat paling miskin.
Baca SelengkapnyaPelemahan daya beli masyarakat kelas menengah karena kebijakan struktural pemerintah.
Baca SelengkapnyaLaju inflasi masih terjaga, hanya saja tren deflasi akan mengganggu daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaKomoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir.
Baca SelengkapnyaEmas perhiasan memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,06 persen.
Baca Selengkapnya