Mengenal Libra, Mata Uang Kripto Facebook dan Bahayanya
Merdeka.com - Facebook akan terjun di dunia mata uang kripto lewat Libra. Mata uang kripto ini akan muncul bersama dompet kripto bernama Calibra, yang akan menampung dompet digital dari deretan perusahaan yang ada di bawah Facebook, serta menyediakan layanan keuangan berbasis jaringan Libra.
Mata uang kripto ini didukung oleh blockchain dan akan segera tersedia di iOS dan Android di dalam Facebook Messenger Android dan WhatsApp, serta sebagai aplikasi mandiri. Facebook menyebut bahwa Libra akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2020.
Meski belum diluncurkan, namun mata uang ini menimbulkan polemik di berbagai kalangan. Berikut hal-hal yang harus diketahui mengenai Libra, beserta bahayanya.
-
Siapa yang meluncurkan Bursa Kripto? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa tujuan peluncuran Bursa Kripto? “Bentuk inovasi kebijakan di bidang perdagangan Aset Kripto adalah pembentukan ekosistem kelembagaan. Dengan ekosistem yang lengkap, masyarakat akan merasa aman berinvestasi sehingga industri perdagangan Aset Kripto memberikan manfaat bagi perekonomian nasional“.
-
Apa itu Bitcoin? Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009. Saat Bitcoin menjadi makin populer, mata uang lain, seperti Namecoin dan Litecoin di tahun 2011, memasuki pasar, dengan fitur uniknya masing-masing.
-
Dimana teknologi blockchain bisa diterapkan? Blockchain memiliki potensi untuk mengubah cara kita melakukan transaksi, mengelola data, dan membangun kepercayaan di berbagai industri.
-
Mengapa Lesti dan Billar terjun ke dunia kripto? Lesti dan Billar juga meluncurkan Leslar Koin dan Leslar Metaverse, proyek kripto yang sedang populer di berbagai media sosial, agar tidak tertinggal oleh rekan selebriti yang juga terlibat dalam bisnis kripto.
-
Apa yang Bitcoin capai? Bitcoin terus menunjukkan kinerja yang mengesankan dengan harga yang telah melampaui USD 93.000 per koin, sehingga kapitalisasi pasarnya kini mencapai lebih dari USD 1,77 triliun.
Keunggulan
Libra sendiri awalnya ditujukan Facebook untuk jadi platform pengiriman uang secara langsung dengan biaya rendah atau nol. Model ini mirip yang digunakan oleh mata uang kripto yang telah populer sebelumnya yakni Ethereum, yang menggunakan biaya 'gas' atau lebih mudahnya layaknya uang bensin.
Dicontohkan adalah jika Anda mengonversi Dollar ke Libra, lalu mengirim Libra ke seseorang di Indonesia, dan Dollar tersebut akan dikonversi ke Rupiah tanpa kehilangan prosentase potongan atau biaya administrasi bank. Bisa juga digunakan untuk pengiriman PayPal tanpa biaya dan juga berlangganan Spotify premium tanpa potongan.
Facebook juga menjamin bahwa data transaksi Libra akan bersifat pribadi dan tak akan dibagikan dengan mitra dan bahkan Facebook sendiri. Sehingga tak perlu dikhawatirkan data Anda dimanfaatkan untuk iklan tertarget.
Bahkan, Anda tidak butuh akun Facebook untuk menggunakannya. Jadi, ini adalah platform yang disendirikan dari keutuhan Facebook dan jajarannya sebagai media sosial. Untuk Libra juga, Facebook berhasil menggandeng deretan perusahaan elit, mulai dari Mastercard, Visa, eBay, PayPal, Spotify, Coinbase, Uber, Lyft, serta Vodafone.
Pengguna layanan Facebook.Inc, termasuk WhatsApp, Instagram, dan Messenger, ditargetkan bisa bertransaksi dengan Libra mulai awal 2020 mendatang. Namun, belum jelas apakah ketersediaannya serempak di seluruh dunia atau bertahap di beberapa negara terlebih dahulu. Libra bisa digunakan membeli barang atau mengirim duit ke sesama pengguna tanpa pungutan biaya.
Bahaya
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan, mengomentari bahwa pengumuman tersebut membuat crypto currency sebelumnya seperti Bitcoin yang sempat melemah kembali menjadi sorotan.
"Bitcoin memang belum bisa meruntuhkan mata uang. Bahkan sempat melemah. Tapi beberapa hari terakhir ini on fire lagi. Gara-gara Facebook bikin kejutan meluncurkan 'mata uang' baru dunia. Namanya Libra," kata dia, ditulis Sabtu (29/6).
Dia mengungkapkan saat ini bank-bank sentral di dunia pun angkat bicara. Mereka akan mewaspadai langkah baru Facebook itu sebab dikhawatirkan akan membuat bank tidak ada gunanya lagi.
"Bank sebenarnya adalah hanya perantara. Antara pemilik uang dan pengguna uang. Di zaman modern ini untuk apa lagi ada perantara?," ujarnya.
Dia melanjutkan, bank-bank sentral dunia juga akan menyelidiki kehadiran Libra dan melihat apakah tidak bahaya kalau sampai mata uang seperti dolar dan euro runtuh. Menurutnya, tujuan Facebook meluncurkan Libra adalah agar mata uang dunia itu adil bagi semua orang. Juga agar tersedia jenis 'bank' baru yang lebih murah dan efisien.
Selain itu, Libra milik Facebook juga bisa menjadi mata uang dominan di dunia, mengingat pada kuartal pertama 2019, Facebook memiliki 2,38 miliar pengguna aktif bulanan. Jika sebagian kecil dari mereka mulai menggunakan Libra untuk melakukan transaksi keuangan, membeli dan menjual produk, dan mentransfer uang, mata uang baru itu akan dengan cepat mendapat penerimaan luas.
Terlebih lagi, Facebook menggandeng perusahaan-perusahaan besar seperti Uber, eBay, Lyft, Mastercard, dan PayPal di antara para anggota pendiri. Karena itu, Libra bisa menjadi mata uang global yang dominan, tetapi dijalankan oleh korporasi, bukan bank sentral.
Menuai polemik
Tidak mengherankan, pengumuman Libra telah mendorong banyak pertemuan di bank sentral, di Bank of International Settlements, dan di organisasi multilateral lainnya. Beberapa komentator telah menyambut usulan uang pribadi baru, sementara yang lain ingin pemerintah menghentikan Libra sebelum diluncurkan.
Kritik terhadap inisiatif ini memiliki beberapa kekhawatiran, termasuk kekuatan komputasi yang diperlukan untuk mengelola mata uang, privasi data pengguna, dan kemungkinan bahwa uang baru akan memelihara kegiatan dan pasar ilegal. Tetapi lebih banyak perhatian perlu dicurahkan untuk menganalisis bagaimana Libra dapat secara dramatis mengubah pembuatan kebijakan moneter global.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keberadaan Kripto berawal dengan Bitcoin pada tahun 2009.
Baca SelengkapnyaProduk Derivatif merupakan instrumen investasi yang nilainya bergantung pada aset dasar, dalam hal ini adalah aset kripto.
Baca SelengkapnyaTransaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.
Baca SelengkapnyaTeknologi blockchain masih tergolong baru, sehingga edukasi masyarakat tetap diperlukan.
Baca SelengkapnyaTransaksi kripto mudah dilacak karena ada jejak digital yang tidak bisa dihapus.
Baca SelengkapnyaPer Januari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023.
Baca SelengkapnyaBursa kripto ini nantinya akan menjalankan tugas dan mengemban tanggung jawab sesuai arahan pemerintah.
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
Baca SelengkapnyaSaat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaPenetapan bursa kripto setelah melalui proses panjang serta sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.
Baca SelengkapnyaAsisten Agen Khusus yang bertanggung jawab atas masalah ini, Amanda Culver menggambarkan skema dan penipuan yang sering kali dimulai di platform media sosial.
Baca Selengkapnya