Mengenal Literasi Keuangan yang Terus Didorong OJK untuk Ditingkatkan
Merdeka.com - Anggota Dewan Komisaris OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi mendorong agar para santri terus meningkatkan literasi dan inklusivitas keuangan. Imbauan ini dia sampaikan di hadapan para santri di Yogyakarta, bertepatan dengan hari santri nasional.
Dalam sambutannya, Friderica menyampaikan bahwa indeks literasi masyarakat Indonesia sekitar 38 persen, sementara inklusinya 76 persen. Terjadi ketimpangan antara literasi dengan inklusivitas. Sederhananya, literasi keuangan adalah seseorang yang ‘melek’ dan paham tentang keuangan, sedangkan inklusivitas adalah seseorang yang memiliki akses terhadap jasa keuangan.
Dari persentase tersebut, Friderica menilai santri memiliki peran penting untuk meningkatkan tingkat literasi keuangan secara nasional. Santri, kata Friderica, dapat mengoptimalkan literasi keuangan syariah.
-
Mengapa OJK fokus pada literasi dan inklusi keuangan? 'Kesejahteraan masyarakat sangat tergantung kepada dua hal kalau dilihat dari aspek keuangan, yaitu literasi atau mengerti bagaimana harus memahami risiko, dan inklusi yaitu masyarakat harus mudah untuk berurusan dan mengakses lembaga jasa keuangan,' kata Dian, Sabtu (28/10) malam.
-
Kenapa sarana dan prasarana di Indonesia jadi penyebab rendahnya literasi? Salah satu penyebab utama rendahnya literasi di Indonesia adalah kurangnya sarana dan prasarana yang memadai. Banyak sekolah, terutama di daerah pedalaman dan terpencil, tidak memiliki perpustakaan atau akses terhadap bahan bacaan yang memadai.
-
Bagaimana kualitas pendidikan yang tidak merata berdampak pada literasi? Kualitas pengajaran di sekolah-sekolah yang terpencil atau kurang berkembang sering kali tidak sebaik di kota-kota besar, sehingga siswa di wilayah tersebut tidak mendapatkan pendidikan yang optimal.
-
Mengapa inklusi digital penting untuk masyarakat? Inklusi digital penting untuk masyarakat yang lebih berkembang.
-
Apa dampak dari tingginya angka putus sekolah terhadap literasi? Ketika anak-anak keluar dari sistem pendidikan formal, mereka kehilangan akses terhadap pembelajaran dan bahan bacaan yang dapat meningkatkan literasi mereka.
-
Bagaimana cara OJK meningkatkan literasi keuangan? OJK telah meluncurkan program Desaku Cakap Keuangan dan Sobat Sikapi Mahasiswa yang bertujuan untuk menjadi duta edukasi keuangan di masyarakat.
"Kita ingin meningkatkan (santri) untuk bisa belajar lebih lanjut tentang keuangan syariah, memahami supaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah," ucap Friderica, Sabtu (22/10).
Friderica kemudian merujuk pernyataan Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang pernah mengatakan bahwa pondok pesantren merupakan garda terdepan dalam mewujudkan Islam yang rahmatan lil alamin.
Dari pernyataan tersebut, Friderica menuturkan bahwa pondok Pesantren harus memiliki peran bukan hanya sebagai pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga berperan sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, salah satunya melalui pengenalan dan pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan syariah.
"Produk dan layanan jasa keuangan syariah dapat menjadi solusi dalam mendukung aktivitas transaksi keuangan di sekitar pondok pesantren," ungkapnya.
Tahap Harus Dilakukan Pesantren
Secara terpisah, dalam perayaan hari santri nasional, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan ada tiga peran penting dilakukan oleh pondok pesantren.
Pertama adalah semangat hubbul waton minal iman atau mencintai Tanah Air yang dianggap sebagian daripada iman.
Kemudian yang kedua, lanjut Ma'ruf,santri memegang teguh hifzul misah atau menjaga kesepakatan. Terbentuknya NKRI, Pancasila, adalah merupakan kesepakatan yang disebut Kesepakatan Nasional.
"Kalau santri mengatakan NKRI harga mati, itu artinya memegang teguh kesepakatan nasional, hifzul misah. Karena itu kita menolak segala bentuk ideologi lain, bentuk negara yang lain, karena apa, karena itu menyalahi kesepakatan," ujarnya.
Adapun yang ketiga adalah semangat imaratul ardi atau membangun dan memakmurkan bumi. Tuhan sendiri telah mengatakan bahwa telah menciptakan manusia dengan tanggung jawab memakmurkan bumi.
"Karena itu kaum santri dituntut untuk memperbanyak sebab-sebab imarah, asbabul imarah yaitu melalui pengembangan ekonomi, melalui masalah pengembangan di pertanian, perkebunan, pertambangan, perindustrian," ujarnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sedangkan indeks literasi keuangan syariah tercatat lebih rendah mencapai 39,11 persen dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.
Baca SelengkapnyaOJK berkomitmen akan terus mengedukasi masyarakat mengenai sektor jasa keuangan pada berbagai aspek.
Baca SelengkapnyaHasil SNLIK tahun 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan penduduk Indonesia sebesar 65,43 persen. Sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen.
Baca SelengkapnyaPihaknya memberikan edukasi finansial kepada masyarakat termasuk pengenalan produk keuangan, dan manajemen keuangan dalam kehidupan setelah pernikahan.
Baca Selengkapnyaindeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan terhadap produk dan layanan keuangan.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2023, tingkat inklusi keuangan di Indonesia tercatat sebesar 88,7 persen, atau lebih tinggi dari tahun 2022 yang sebesar 85,1 persen.
Baca SelengkapnyaOJK mencatat, tingkat inklusi keuangan di Indonesia masih rendah.
Baca SelengkapnyaTingkat literasi asuransi syariah di Indonesia hanya mencapai 3,99 persen, jauh lebih rendah dibandingkan literasi asuransi konvensional.
Baca SelengkapnyaPesatnya teknologi digital saat ini membuat masyarakat dapat dengan mudah melakukan aktivitas keuangan.
Baca SelengkapnyaOJK terus mendorong literasi dan inklusi keuangan serta meningkatkan pelindungan konsumen.
Baca SelengkapnyaProgram ini diharapkan mendorong adopsi fintech dan meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan, manfaat.
Baca Selengkapnya