Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menghitung biaya yang harus dikeluarkan negara untuk produksi minyak

Menghitung biaya yang harus dikeluarkan negara untuk produksi minyak pekerja tambang minyak. shutterstock

Merdeka.com - Semua pengusaha dan negara yang mengandalkan sektor migas saat ini menderita karena rendahnya harga minyak dunia. Namun, ada beberapa negara yang paling tersiksa karena tingginya harga produksi minyak.

Inggris misalnya, negara ini menghabiskan USD 52,50 untuk menghasilkan minyak satu barel. Sedangkan harga diperdagangkan saat ini hanya berkisar USD 42 per barel. Kemudian Brazil, negara ini menghabiskan biaya USD 49 untuk menghasilkan satu barel minyak. Kemudian Kanda yang menelan biaya USD 41 untuk menghasilkan satu barel minyak

Amerika Serikat menghabiskan biaya USD 36 untuk menghasilkan satu barel minyak, dan angka ini masih berada di bawah harga perdagangan. semua data ini didapat dari data Rystad Energy UCube yang dilansir merdeka.com dari CNN, Kamis (26/11).

Merosotnya harga minyak dunia sudah pasti menyulitkan banyak negara, terutama dengan biaya produksi yang lebih tinggi dari harga jual. Bukan rahasia lagi banyak perusahaan raksasa dunia melakukan efisiensi dengan mengurangi jumlah pegawai.

Di sisi lain, Arab Saudi dan Kuwait bisa menghasilkan satu barel minyak dengan biaya kurang dari USD 10. Irak dapat menghasilkan minyak dengan biaya USD 10,70 dan ini masih jauh di bawah harga jual.

Kepala analis Rystad, Per Magnus Nysveen mengatakan, perbedaan biaya produksi minyak menggambarkan bagaimana negara Teluk berada dalam posisi yang jauh lebih kuat meski harga minyak dunia rendah.

Harga minyak dunia sudah anjlok sejak pertengahan 2014 silam dari sebelumnya mencapai USD 100 per barel. Penurunan terjadi setelah OPEC dan negara penghasil minyak lainnya memutuskan untuk terus memompa minyak ke pasar global meski terjadi penurunan permintaan.

Para pengamat mengatakan, langkah OPEC yang dipimpin oleh Arab Saudi ini dirancang untuk menekan produsen lain seperti Amerika Serikat agar mengurangi produksi. Arab Saudi menargetkan untuk kembali merebut pasar minyak global.

Kebijakan Arab Saudi dan OPEC menyebabkan kesulitan di negara kecil penghasil minyak. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan sebagian negara di Timur Tengah termasuk Arab Saudi, Oman dan Bahrain akan kehabisan uang dalam waktu lima tahun ke depan jika harga minyak masih bertahan di kisaran USD 50 per barel.

"Eksportir minyak perlu menyesuaikan pengeluaran dan pendapatan untuk memastikan kesinambungan fiskal," tulis IMF. (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani: Arab Saudi dan Rusia jadi Biang Kerok Kenaikan Harga Minyak Dunia
Sri Mulyani: Arab Saudi dan Rusia jadi Biang Kerok Kenaikan Harga Minyak Dunia

Terkini, brent telah diperdagangkan pada kisaran USD95 per barel.

Baca Selengkapnya
Lima Negara ASEAN Simpan 'Harta Karun' Stok Minyak Bumi Terbanyak
Lima Negara ASEAN Simpan 'Harta Karun' Stok Minyak Bumi Terbanyak

Tingkat produksi dan kontribusi setiap negara bervariasi, bergantung pada cadangan yang dimiliki, teknologi eksplorasi, serta kebijakan energi nasional.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing
Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak per Hari, Blok Migas RI Butuh Bantuan Asing

Selain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.

Baca Selengkapnya
10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia
10 Negara dengan Harga BBM Termahal di Dunia

Setiap negara memiliki tingkat kemahalan bahan bakarnya. Berikut adalah daftar 10 negara dengan harga bahan bakar termahal.

Baca Selengkapnya
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas
Rencana Subsidi Pertamax Dinilai Bukan Solusi Masalah Sektor Migas

Masalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.

Baca Selengkapnya
Kemenkeu Yakin APBN Tak Jebol Meski Harga Minyak Dunia Meroket, Ini Alasannya
Kemenkeu Yakin APBN Tak Jebol Meski Harga Minyak Dunia Meroket, Ini Alasannya

Anak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Subsidi BBM Bakal Makin Membengkak
Harga Minyak Dunia Melambung Tinggi, Subsidi BBM Bakal Makin Membengkak

Alokasi APBN untuk subsidi BBM memang sangat memberatkan jika harga minyak dunia tembus di kisaran USD 90 per barel.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Mahal, Pemerintah Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari
Harga Minyak Mahal, Pemerintah Kejar Target Produksi Minyak 1 Juta Barel per Hari

PHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak Kian Meroket, Harga BBM Bakal Naik?
Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak Kian Meroket, Harga BBM Bakal Naik?

Tren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Was-Was, Perang Palestina-Israel Bisa Picu Kenaikan Harga BBM
Pemerintah Was-Was, Perang Palestina-Israel Bisa Picu Kenaikan Harga BBM

Mengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Sebut Kemandirian Energi Dapat Difokuskan ke Energi Terbarukan
Said Abdullah Sebut Kemandirian Energi Dapat Difokuskan ke Energi Terbarukan

Said juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.

Baca Selengkapnya
Indonesia Butuh Investasi Rp307 Triliun per Tahun, Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak
Indonesia Butuh Investasi Rp307 Triliun per Tahun, Kejar Target Produksi 1 Juta Barel Minyak

Indonesia menargetkan dapat memproduksi minyak 1 juta barrel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari di tahun 2030.

Baca Selengkapnya