Menghitung Kerugian Ekonomi Akibat Terjepitnya Kapal Raksasa Ever Given di Kanal Suez
Merdeka.com - Sebuah kapal kontainer raksasa terjepit di Terusan Suez, sejak Selasa, 23 Maret 2021. Otoritas Terusan Suez menjelaskan bahwa saat ini Kapal Ever Given tersebut berhasil dikeluarkan dari garis pantai.
Selanjutnya, proses memindahkan kapal kontainer akan dilanjutkan pada Senin malam waktu setempat, dan sekarang ada harapan bahwa lalu lintas akan dapat dilanjutkan di sepanjang kanal dalam beberapa jam.
Situasi tersebut telah menjadi sumber banyak kekhawatiran dan frustrasi bagi industri perkapalan global.
-
Mengapa kapal tersebut penting? Penelitian ini bagian dari misi untuk melestarikan dan melindungi dua bangka kapal ini yang dinilai sangat penting bagi arkeologi dunia, menurut pengumuman Badan Warisan Kebudayaan Nasional China.
-
Kapan banjir berdampak buruk pada ekonomi? Selain kerusakan fisik pada infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan, banjir juga mengganggu aktivitas ekonomi, menghancurkan lahan pertanian, dan mengganggu rantai pasokan.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana bisnis Israel terdampak? 'Kerusakan terhadap dunia usaha terjadi di seluruh negeri, dan hampir tidak ada sektor yang tidak terkena dampaknya,' kata laporan tersebut.
-
Apa yang menyebabkan bisnis Israel terdampak? Sektor perdagangan juga sangat terdampak. Termasuk sektor jasa dan industri seperti mode, furnitur, peralatan rumah tangga, hiburan, transportasi dan pariwisata.
-
Kenapa kapal Kanaan itu tenggelam? 'Kapal tersebut tampaknya tenggelam dalam kondisi kritis. Kemungkinan karena badai atau upaya serangan pembajakan di Akhir Zaman Perunggu.'
Melansir laman BBC, terkuak jika insiden tersebut menimbulkan dampak besar dari sisi ekonomi. Maklum, sekitar 12 persen dari perdagangan global, sekitar satu juta barel minyak dan sekitar 8 persen gas alam cair dikirim melewati Kanal Suez setiap harinya.
Kepala Otoritas Terusan Suez Osama Rabie menuturkan jika, pihaknya kehilangan pendapatan berkisar USD 14 juta sampai USD 15 juta setara Rp202 miliar sampai Rp216 miliar per hari.
Tercatat jika sebelum pandemi, perdagangan yang melewati Terusan Suez menyumbang 2 persen dari PDB Mesir, menurut Moody's.
Secara terpisah, data dari Lloyd's List menunjukkan kapal yang terdampar itu menahan sekitar USD 9,6 miliar (Rp138,6 triliun) nilai perdagangan di sepanjang jalur air setiap harinya. Angka itu setara dengan USD 400 juta dan 3,3 juta ton kargo per jam, atau USD 6,7 juta per menit.
Bahkan, perusahaan asuransi Jerman Allianz membeberkan analisisnya yang menunjukkan pemblokiran dapat merugikan perdagangan global lebih besar. Nilai kerugian antara USD 6 miliar (Rp86,6 triliun) hingga USD 10 miliar (Rp144,4 triliun) seminggu. Serta mengurangi pertumbuhan perdagangan tahunan sebesar 0,2 hingga 0,4 poin persentase.
Pialang pengiriman Braemar ACM mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa biaya menyewa beberapa kapal untuk mengirimkan kargo ke dan dari Asia dan Timur Tengah telah melonjak 47 persen menjadi USD 2,2 juta.
Beberapa kapal telah dialihkan untuk menghindari Terusan Suez. Itu berarti terjadi penambahan lama perjalanan sekitar 8 hari ke total perjalanan distribusi kapal tersebut.
Tak Terhitung Bisnis Terdampak
Penyumbatan Terusan Suez tidak hanya memengaruhi industri perkapalan global atau ekonomi Mesir. Bisnis yang terdampak tak terhitung jumlahnya.
Dari penyedia transportasi domestik hingga pengecer, supermarket, dan produsen juga terkena dampaknya. Kerusakan dan biaya sebenarnya sulit untuk dievaluasi sampai kapal dibebaskan sepenuhnya dan perdagangan dilanjutkan.
Ada kekhawatiran bahwa jika penyumbatan di Terusan Suez berlanjut, beberapa perusahaan harus membayar untuk memesan lebih banyak barang dan mengirimkannya melalui angkutan udara yang harganya setidaknya tiga kali lebih mahal.
Ever Given memiliki panjang 400m (1.312 kaki) dan berat 200.000 ton, dengan kapasitas maksimum 20.000 kontainer. Saat terjepit membawa 18.300 kontainer.
Kapal tersebut dioperasikan oleh perusahaan transportasi Taiwan Evergreen Marine dan merupakan salah satu kapal kontainer terbesar di dunia.
Kapal itu terdampar pada hari Selasa, setelah kandas dan terjepit. Investigasi akan diperlukan untuk menentukan apakah kesalahan teknis atau manusia terjadi, otoritas menambahkan.
Hingga Minggu, ada 369 kapal terjebak di belakang menunggu untuk melewati kanal sepanjang 193 km (120 mil) di kedua sisi penyumbatan.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaPembangunan Terusan Suez dimulai pada awal tahun 1859.
Baca SelengkapnyaTujuan serangan sebagai bentuk dukungan kepada Palestina ketika Israel dan Hamas melancarkan perang.
Baca SelengkapnyaPembangunan Terusan Suez dimulai pada awal tahun 1859, di ujung kanal paling utara pelabuhan Said, Mesir.
Baca SelengkapnyaEmas yang tenggelam bersama kapal ini diperkirakan mencapai jutaan dolar, yang memengaruhi perekonomian Amerika Serikat pada saat itu.
Baca SelengkapnyaSelain tornado, bencana alam yang juga mengakibatkan kerugian besar terhadap ekonomi adalah gempa bumi dan tsunami di Jepang 2011.
Baca SelengkapnyaDengan kondisi ini, para pelaut harus merogoh kocek atau biaya lebih mahal untuk melintas di Terusan Panama.
Baca SelengkapnyaTerusan yang berada di Mesir itu sempat menjadi 'pusat konflik' antara Amerika, Eropa, dengan Mesir.
Baca SelengkapnyaSaat musim kemarau panjang untuk sekali melintas Terusan Panama, kapal kargo harus membayar Rp37 miliar.
Baca SelengkapnyaKapal kargo bermuatan ribuan ton pupuk itu secara perlahan tenggelam di Laut Merah setelah diserang rudal oleh pasukan Houthi Yaman bulan lalu.
Baca SelengkapnyaDiperkirakan akan ada 60.000 usaha yang tutup di Israel sampai akhir 2024.
Baca SelengkapnyaPerhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
Baca Selengkapnya