Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip Alasan IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Dunia di 2019 Menjadi 3,5 Persen

Mengintip Alasan IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Dunia di 2019 Menjadi 3,5 Persen Penutupan pertemuan IMF-World Bank. ©Liputan6.com/Angga Yuniar

Merdeka.com - Direktur Pelaksana International Monetery Fund (IMF), Christine Lagarde, mengungkapkan ada beberapa faktor yang membuat pihaknya memutuskan untuk memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global di 2019. Salah satunya, tidak terlepas dari tingginya risiko ekonomi yang semakin meningkat di seluruh dunia.

"Ini tidak lepas dari tingginya risiko. Termasuk juga adanya perang dagang AS-Tiongkok, Brexit, dan ekonomi Tiongkok yang melambat. Enam bulan lalu ini adalah ancaman, tetapi mereka tidak berada pada tingkat yang kita miliki sekarang," kata Lagarde seperti dikutip dari CNBC, Rabu (23/1).

Lagarde mengatakan, efek riak masalah ini terhadap ekonomi global di antaranya adalah kenaikan tarif yang mengguncang pasar dan meningkatkan volatilitas terutama di negara maju. "Ada efek gabungan untuk semua ini. Nilai pasar telah berubah secara dramatis selama beberapa bulan terakhir," katanya.

Orang lain juga bertanya?

Menurutnya, saat ini ada ketidakpastian kapan risiko ini akan diselesaikan. Misalnya saja yang terjadi pada Brexit, tidak ada yang tahu apakah penarikan UK dari Uni Eropa akan diselesaikan pada batas waktu 11 Maret atau justru akan keluar dari kesepakatan.

"Ini adalah ketidakpastian besar bagi Eropa, dan peran yang dimainkan oleh London sebagai pusat keuangan utama," katanya.

Namun, di sektor perdagangan menurutnya ada kemajuan. Misalnya perjanjian AS-Meksiko-Kanada yang baru telah diselesaikan, dan TPP 11 (Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik) telah diratifikasi oleh tujuh anggota dan sekarang sudah ada.

"Ini semua positif, tetapi Anda masih memiliki gajah besar di ruangan itu AS dan China yang harus menyelesaikan perselisihan perdagangan tentang masalah kekayaan intelektual, entitas milik negara, subsidi dan neraca perdagangan." sebutnya.

Terkait persoalan perang dagang, Lagarde menyebut butuh waktu untuk menyelesaikan masalah keduanya dengan cara yang memuaskan antara kedua negara. Seperti diketahui, negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan China telah berlangsung selama berbulan-bulan, sejak kedua negara mulai menerapkan miliaran dolar tarif pada berbagai barang.

"Mereka telah menetapkan batas waktu 2 Maret dalam gencatan senjata mereka untuk pengenaan putaran tarif baru," imbuhnya.

Seperti diketahui, IMF secara sederhana memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2019 menjadi 3,5 persen dari sebelumnya yakni 3,7 persen. Sementara, di 2020, dari 3,7 persen menjadi 3,6 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani merespons prediksi IMF ini dengan mengatakan pemerintah akan tetap fokus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2019. Salah satunya dengan menjaga faktor-faktor pendorong pertumbuhan tersebut. "Ini adalah tantangan dari sisi bahwa momentum yang berasal dari eksternal akan melemah, dan guncangan mungkin akan masih terjadi meskipun tidak seperti tahun 2018," tandas dia.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023

Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya

Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga
Ekonomi Dunia Membaik, Indonesia Waspadai Kenaikan Harga dan Suku Bunga

Sri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Prediksi Bank Indonesia: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lebih Besar Hingga Akhir Tahun
Prediksi Bank Indonesia: The Fed Bakal Pangkas Suku Bunga Acuan Lebih Besar Hingga Akhir Tahun

Proyeksi Bank Indonesia tersebut didasarkan oleh tiga indikator utama, yakni perekonomian global cenderung melambat.

Baca Selengkapnya
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf

Di lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.

Baca Selengkapnya
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia
Jangan Lengah, Pemangkasan Suku Bunga The Fed Bisa Jadi Bumerang Bagi Indonesia

The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,00 persen.

Baca Selengkapnya
Lebih Rendah dari Target Jokowi, IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2024
Lebih Rendah dari Target Jokowi, IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5 Persen di 2024

Proyeksi IMF tersebut lebih rendah dari target pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam Asumsi Makro APBN 2024

Baca Selengkapnya
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023

Perekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!

Situasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya