Mengintip asa Jokowi wujudkan mobil listrik sempat gagal di era SBY
Merdeka.com - Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla (JK) saat ini berencana mengembangkan mobil listrik nasional. Pemerintah memandang mobil listrik suatu keniscayaan sehingga tidak ingin tertinggal.
Pemerintah Jokowi bukanlah yang pertama berniat mengembangkan mobil listrik. Di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mobil listrik dihebohkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Namun, Dahlan saat itu harus menelan pil pahit. Mobil listrik Selo dan Tucuxi seharga miliaran Rupiah buatannya tidak mendapat izin dari pemerintah.
Peneliti senior Core Indonesia Mohammad Faisal perkembangan industri Indonesia kalah jauh dibanding negara tetangga seperti Vietnam. Salah satu penyebabnya adalah minimnya dana riset dan apresiasi pemerintah terhadap riset-riset teknologi industri.
Selain dana, yang perlu diperhatikan adalah soal paradigma dan pemberian apresiasi. Oleh sebab itu, harus ada peran dari pemerintah, untuk menghubungkan para peneliti dengan pelaku usaha.
"Misalnya beberapa waktu yang lalu kan ada mobil listrik. Tapi itu tidak mendapat apresiasi, malah diintimidasi karena kepentingan politik," pungkasnya.
Kini pemerintah Jokowi kembali hidupkan asa mobil listrik buatan Indonesia. Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, mendorong Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi (BPPT) agar serius untuk mengembangkan proyek mobil listrik. Dia ingin Indonesia bisa menjadi negara produsen mobil ramah lingkungan ini.
"Kita harus melihat ke depan. Jangan sampai kita hanya jadi pasar saja, tidak bisa produksi sendiri. Saya minta ke BPPT untuk bisa mengembangkan proyek ini," kata Menko Luhut.
Direktur Jenderal Penguatan Inovasi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KemenristekDikti), Jumain Appe, mengatakan hal yang paling sulit dalam pengembangan riset mobil listrik tersebut adalah dari sisi baterai dan motor.
Sebab, kedua komponen penting tersebut belum bisa dikembangkan di dalam negeri. Apalagi, dua alat penting itu merupakan komponen vital untuk mobil listrik.
"Baterai dan motornya belum bisa dikembangkan dalam negeri. Kalau belum bisa dikembangkan di tanah air, agak sulit. Ini Karena 60 persen biaya untuk mobil listrik banyak di situ," ujarnya.
Selain itu juga, kendalanya adalah infrastruktur untuk mengisi daya pada mobil listrik dan pendanaan riset yang membutuhkan dana tidak sedikit.
Bagaimana pemerintah menghadapi sejumlah tantangan ini? Temukan jawabannya di halaman berikutnya. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi optimistis pembangunan industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir akan membuat investor berbondong-bondong investasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas
Baca SelengkapnyaPemerintah cari cara agar penjualan kendaraan listrik meningkat.
Baca SelengkapnyaDia menegaskan jika Indonesia tidak bisa didikte oleh siapa pun.
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!
Baca SelengkapnyaUntuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah mempercepat penyediaan infrastruktur untuk kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaSepeda motor listrik dinilai masih sepi peminat. Untuk itu, pemerintah kini mengkaji persyaratan pemberian subsidi motor listrik. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaRealisasi program insentif kendaraan listrik, baik mobil listrik maupun motor listrik belum maksimal.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masing-masing perusahaan mobil listrik tersebut tengah melakukan kajian lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan, pemerintah terus berupaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPro dan kontra terkait insentif mobil hybrid tak berhenti. Ini komentar Hyundai!
Baca Selengkapnya