Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Membandingkan efektivitas konsep pembangunan Jokowi dan Deng Xiao Ping

Membandingkan efektivitas konsep pembangunan Jokowi dan Deng Xiao Ping Jokowi bertemu Xi Jinping di China. ©AFP PHOTO/POOL/Jason Lee

Merdeka.com - Konsep pembangunan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla saat ini mirip dengan China era Deng Xiao Ping. Di mana, pemerintah kedua negara membuka pintu lebar pada investasi asing hingga pemfokusan pada reformasi agraria.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati, menilai strategi pemerintah yang menerapkan konsep pembangunan China masih belum efektif. Sebab, pemerintah saat ini dilanda masalah inkonsistensi.

"China menyadari mereka membutuhkan investor sehingga memberikan karpet merah. Mereka memberikan berbagai macam kemudahan dan insentif sehingga memudahkan investor. Bahkan, China lebih liberal dari negara Barat," ujarnya saat dihubungi merdeka.com di Jakarta.

Berkaca dari strategi China, menurutnya, pemerintah saat ini setidaknya melakukan dua kesalahan. Pertama, mempersulit investasi. Kedua, tidak menjaga industri strategis.

"Masih banyaknya perizinan adalah salah satu aspek yang mempersulit investasi. Ada perbedaan antara pusat dan daerah," tuturnya.

"Selain itu, pemerintah China sangat menjaga industri strategisnya seperti tambang dan telekomunikasi. Sementara, pemerintah Indonesia justru membuka sektor strategis dan mempersulit industri komersilnya," tambah Enny.

Dampaknya, lanjut Enny, terlihat dari tidak lakunya sejumlah kawasan ekonomi khusus (KEK) yang dicanangkan pemerintah. "Kawasan ekonomi khusus kita tidak ada yang jalan," ucapnya.

Oleh karena itu, Enny menyarankan untuk pemerintah mulai melakukan perbaikan. Salah satunya dengan menjaga investasi asing pada industri strategis Tanah Air.

"Pemerintah harus mengacu kembali pada konstitusi atau Undang-Undang."

Seperti diketahui, reformasi ekonomi China ala Deng Xiao Ping dimulai dengan sektor pertanian. Di mana, pemerintah salah satunya menekankan pada hak milik rakyat atas tanah.

Seiring berjalannya waktu, investasi asing langsung di China turut menumbuhkan pusat-pusat industri di perkotaan.

China, pada 1980, juga menggagas pembentukan Zona Ekonomi Khusus di Provinsi Guangdong yang terdiri dari Shen Zhen, Zhuhai, dan Shantou serta di Fujian. Sejumlah strategi China tersebut terbukti telah membawa negeri Tirai Bambu itu sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jokowi: Kereta Cepat Indonesia Cuma 148 Km, di China 28.000 Km
Jokowi: Kereta Cepat Indonesia Cuma 148 Km, di China 28.000 Km

Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini telah resmi beroperasi pada 2 Oktober 2023, dan saat ini Kereta Cepat Whoosh sudah bisa dinikmati masyarakat umum.

Baca Selengkapnya
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket
AHY Kritik Pemerintah: Ekonomi Tumbuh Rendah, Utang Justru Meroket

AHY menilai sembilan tahun terakhir ekonomi alami sejumlah kemandekan dan kemunduran serius

Baca Selengkapnya
PDIP Sentil Pembangunan IKN Harusnya Tiru Soekarno, Bukan Mengemis pada Modal Investor
PDIP Sentil Pembangunan IKN Harusnya Tiru Soekarno, Bukan Mengemis pada Modal Investor

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto meminta pemerintah meniru Presiden pertama RI Soekarno saat membangun IKN Nusantara.

Baca Selengkapnya
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor
DPR Beberkan Masalah-Masalah IKN yang Bikin Sulit Tarik Minat Investor

DPR menilai IKN tetap sulit menarik minat investor karena masalah utama bukan pada pergantian pejabatnya, tetapi dasar kebijakan yang keliru

Baca Selengkapnya
Daya Saing RI Masih Kalah dengan China, Jokowi: Tol di Sana Sudah 280.000 Km, Kita Baru 2.800 Km
Daya Saing RI Masih Kalah dengan China, Jokowi: Tol di Sana Sudah 280.000 Km, Kita Baru 2.800 Km

Pemerintah terus mendorong peningkatan daya saing Indonesia.

Baca Selengkapnya
Mendes Gus Halim Sampaikan Tantangan Bangun Desa dalam Acara Benchmarking Study
Mendes Gus Halim Sampaikan Tantangan Bangun Desa dalam Acara Benchmarking Study

Menteri Abdul Halim Iskandar menekankan pentingnya kerja sama antar negara dalam mengatasi tantangan pembangunan di wilayah desa

Baca Selengkapnya
FOTO: Pemerintah Pelajari Jurus China dan Brasil Entaskan Kemiskinan
FOTO: Pemerintah Pelajari Jurus China dan Brasil Entaskan Kemiskinan

Brasil dan China dianggap berhasil mengurangi angka kemiskinan berkat dua faktor utama, yakni data tunggal yang terintegrasi dan koordinasi solid antar-lembaga.

Baca Selengkapnya
Menko Airlangga Klaim 10 Tahun Jokowi Turunkan Angka Kemiskinan
Menko Airlangga Klaim 10 Tahun Jokowi Turunkan Angka Kemiskinan

Penanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.

Baca Selengkapnya
Daya Saing Infrastruktur RI Naik ke Peringkat 51, Jokowi: Kita Masih Perlu Kerja Keras
Daya Saing Infrastruktur RI Naik ke Peringkat 51, Jokowi: Kita Masih Perlu Kerja Keras

Pembangunan infrastruktur RI masih tertinggal dibanding Korea dan China.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.

Baca Selengkapnya
Hubungan Indonesia-China Tumbuh Positif di Bawah Presiden Jokowi dan Xi Jinping
Hubungan Indonesia-China Tumbuh Positif di Bawah Presiden Jokowi dan Xi Jinping

Presiden Jokowi mengungkapkan, bahwa pertemuan ini merupakan wujud komitmen kemitraan strategis antara Indonesia dan China.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Melotot Kaget Ceritakan Pembangunan Indonesia Tertinggal Jauh dari Korea & China
VIDEO: Jokowi Melotot Kaget Ceritakan Pembangunan Indonesia Tertinggal Jauh dari Korea & China

Presiden Jokowi menceritakan jauhnya posisi Indonesia tertinggal pembangunan dari negara lain.

Baca Selengkapnya